Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Dewiku.com - Berbagai hal terkait rencana penerapan kebijakan new normal Indonesia masih terus menjadi perbincangan hangat di kalangan masyarakat. Bagaimana semestinya masyarakat bersikap dan berperilaku ketika new normal nanti?
Penggunaan masker wajah untuk melindungi diri sendiri maupun orang lain dari penyebaran virus corona Covid-19 bakal menjadi bagian dari new normal. Namun, pemakaian sehari-hari untuk waktu yang lama bukan cuma tidak nyaman, melainkan juga bisa menyebabkan iritasi pada kulit wajah.
Melansir Yourtango, Robert Raimondi DDS dari One Manhattan Dental menyambut baik adanya tren membuat masker sendiri di rumah. Meski demikian, dia juga mengingatkan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar masker nyaman digunakan seharian.
1. Masker terasa pas di wajah
Baca Juga
-
Tetap Cantik walau Pakai Masker, 8 Tips Makeup selama Pandemi Covid-19
-
Masker Kain Ini Sekilas Tampak Biasa, Ternyata Bikin Tak Ribet saat Minum!
-
Terinspirasi PSBB, Viral Kreasi Tas Kain Unik Mirip Masker Medis
-
Ubah Sepatu Mahal Jadi Masker, Aksi Pasangan Ini Bikin Sneakerhead Melongo
-
Keluar Rumah Harus Pakai Masker, Ulah Pria Ini Malah Bikin Polisi Kesal
-
Praktis Tanpa Dijahit, Atalia Kamil Berbagi Tutorial Bikin Masker Kain
Masker yang baik mesti pas di wajah, tidak terlalu longgar atau malah sangat ketat.
"Jika Anda memakai masker yang dililitkan telinga dan itu menyakitkan telinga Anda, itu terlalu ketat. Kami merekomendasikan untuk mendapatkan yang cocok," ucap Raimondi.
2. Pastikan Anda bisa bernapas dengan baik
Jika Anda merasa kesulitan bernapas saat menggunakan masker, itu malah bisa membuat Anda sakit. Jika tidak, Anda malah ingin melepasnya saja dan itu jelas bukan pilihan aman.
Pilih masker dengan ukuran yang tepat. Ketika menggunakannya, cobalah bernapas seperti biasa. Lalu, cobalah untuk berbicara. Perhatikan jika napas Anda terasa semakin berat.
Jika memang demikian, ganti dengan masker yang lebih nyaman tetapi tetap sesuai standar kesehatan.
3. Pentingnya menata rambut
Jika mempunyai rambut panjang dan tali masker cukup melar, Anda bisa menguncir atau menyanggul rambut Anda, lalu lilitkan tali masker hingga bagian belakang kepala, bukan di telinga.
Dr.Stephen Loyd, M.D., Kepala Petugas Medis di JourneyPure mengatakan hal itu dapat membantu beberapa orang menghilangkan tekanan berlebih di telinga.
4. Perhatikan bahan yang digunakan untuk membuat masker
Masker kain, paling baik terbuat dari 100 persen katun. Menurut Lloyd, katun lebih dingin dari polister sehingga tak gampang gerah. Selain itu, masker kain katun lebih ramah untuk pernapasan sehingga nyaman dipakai seharian.
5. Jangan mengoleskan losion pada masker
Anda mungkin pernah dengar orang menyarankan untuk mengoleskan losion pada masker untuk menghindari iritasi kulit. Namun, dokter justru tidak merekomendasikannya.
Demi menjaga kelembapan kulit dan menghindari iritasi, lebih baik gunakan produk skincare andalan secara optimal saat berada di rumah dan tentunya sedang butuh tak memakai masker.
6. Ganti masker secara berkala
Kalau Anda menggunakan masker kain, walau memang bisa digunakan berulangkali setelah dicuci, ada masanya itu harus diganti dengan yang baru. Hal itu misalnya ketika kainnya terasa usang, menipis, atau malah robek. Begitu pula saat tali pengaitnya mulai kendor.
Lloyd mengatakan, "Kalau Anda sudah mencuci masker kain Anda yang bisa digunakan berulang kali, itu mungkin mulai terasa gatal, aus, atau tipis, menambah ketidaknyamanan. Dalam hal ini, saatnya membuang yang itu dan membuat yang baru."
Bagaimana? Apakah kamu sudah merasa semakin siap menyambut penerapan new normal?
Terkini
- Ide Merayakan Valentine Bersama Orang Terkasih, Dinner Romantis Bisa Jadi Pilihan
- Tagar #KaburAjaDulu, Ketika Anak Muda Angkat Tangan pada Realita
- Fenomana Glass Ceiling: Mengapa Perempuan Sulit Jadi Pemimpin di Dunia Kerja?
- Takut Ketinggalan Momen? Begini Cara Mengelola FOMO dengan Sehat!
- Ladang Mimpi yang Berubah Jadi Neraka: Tragedi 100 Wanita Thailand di ' Peternakan Telur Manusia' Georgia
- Mengenal Roehana Koeddoes: Jurnalis Perempuan Pertama di Indonesia
- Stigma atau Realita: Perempuan Enggan Bersama Laki-laki yang Tengah Berproses?
- Komunitas Rumah Langit: Membuka Ruang Belajar dan Harapan bagi Anak-anak Marginal
- Subsidi BPJS Kesehatan Terancam, Siapa yang Paling Terdampak?
- Komnas Perempuan Soroti Perlindungan Jurnalis Perempuan dari Kekerasan Berbasis Gender