Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Dewiku.com - Keterlibatan orang tua dalam mengenalkan emosi dan mendampingi perkembangan hingga pengelolaan emosi anak usia dini dapat didukung dengan beberapa aktivitas sederhana yang dapat dilakukan di rumah.
Kanaya Bella Safitri atau yang akrab disapa Tante Kanaya, pendidik Rumah Main Cikal Surabaya merekomendasikan 4 aktivitas sederhana yang dapat dilakukan oleh anak dan orang tua untuk optimalisasi perkembangan emosi anak usia dini.
Bermain Peran (Roleplay)
Kanaya menuturkan bahwa orang tua dapat mengajak anak untuk bermain peran dalam momen-momen kebersamaan di rumah dan atau saat liburan. Bermain peran dengan mengangkat kisah yang memiliki nilai moral, menurut Kanaya, dapat mendorong pengembangan dan optimalisasi emosional kognitif dalam otak anak.
“Orang tua dapat melakukan kegiatan roleplay kisah kancil dan buaya bersama anak misalnya. Dari sesi bermain peran tersebut, seiring waktu, akan mendorong pengembangan proses emosional kognitif di dalam otak anak dan kisah itu lebih terekam sebagai landasan moral dalam diri anak (tanpa kita sadari).” ucapnya.
Bermain Tebak Ekspresi (Facial Expression Play)
Bermain tebak ekspresi bersama anak juga dapat menjadi salah satu aktivitas yang secara bertahap akan mengoptimalkan perkembangan emosi anak usia dini.
Baca Juga
-
Hadir di The Bridestory Market 2023, Bibit.id Ajak Masyarakat Rencanakan Masa Depan dengan Matang
-
Usung Tema "Sagara dari Timur" Indonesia Fashion Week Ke-10 Resmi Dibuka
-
Ssst, Kami. Kasih Bocoran Koleksi Fashion Ramadhan dan Lebaran 2023, Lho!
-
Elegan dan Trendi, Koleksi Fashion yang Terinspirasi Istana Alhambra Ini Bisa Jadi OOTD Ramadhan
-
Cara Pakai Ulang Sunscreen Ketika Pakai Makeup
-
6 Perawatan Sederhana Ini Bikin Kulit Wajah Sehat dan Bebas Kerutan
Dengan bermain tebak ekspresi, orang tua dapat mengenalkan ekspresi-ekspresi keseharian sebagai manusia dan anak pun akan belajar memahami cara mengekspresikan diri mereka dengan baik.
“Bermain tebak ekspresi dapat membantu anak untuk dapat belajar mengekspresikan diri mereka dengan baik. Mereka jadi mengetahui bahwa jika mereka lapar mereka bisa berekspresi lapar tidak perlu marah atau menangis,” tuturnya.
Memasak Bersama dan Berbagi Masakan
Aktivitas ketiga yang dapat menjadi salah satu cara mengoptimalkan perkembangan emosi anak usia dini adalah dengan mengajak anak melakukan kegiatan memasak bersama dan mengajak anak untuk berbagi masakan yang dibuat bersama tersebut kepada tetangga, panti asuhan, dan sebagainya.
“Orang tua boleh sekali untuk mengajak anak untuk ikut terjun ke dapur. Seperti membuat kue kering, masakan untuk makan malam, atau makanan lainnya. Tentunya, dengan pengawasan orang tua, ya. Setelah memasak, orang tua dapat juga dapat mengajak anak untuk berbagi masakan yang telah dibuat bersama-sama. Hal ini tentu secara perlahan akan menumbuhkan empati dalam dirinya.” ucapnya.
Cari dan Temukan Benda Bersama
Di aktivitas keempat, orang tua dan anak dapat melakukan aksi mencari benda bersama.
Aktivitas ini tentu akan mendorong anak untuk membangun interaksi dengan orang lain atau anggota keluarga lain.
“Permainan ini sangat menarik, anak-anak akan mau tidak mau harus keluar dari sebuah ruangan dan berjalan-jalan mencari benda. Mereka akan bertemu dan berinteraksi dengan orang lain atau anggota keluarga lain dalam proses mencari dan menemukan benda yang diminta.” imbuhnya.
Dari 4 referensi aktivitas dari Rumah Main Cikal Surabaya, pada dasarnya masih banyak sekali aktivitas seru yang dapat dilakukan oleh anak dan orang tua di rumah dan di kala liburan sekolah untuk memperkuat ikatan anak dan orang tua dan tentu saja mengenalkan serta mengoptimalkan perkembangan emosional anak usia dini.
Walau terlihat seperti bermain, namun, pada dasarnya Kanaya menegaskan bahwa proses tersebut dipenuhi oleh banyak manfaat positif pada anak dalam perkembangan emosinya.
Terkini
- Ladang Mimpi yang Berubah Jadi Neraka: Tragedi 100 Wanita Thailand di ' Peternakan Telur Manusia' Georgia
- Mengenal Roehana Koeddoes: Jurnalis Perempuan Pertama di Indonesia
- Stigma atau Realita: Perempuan Enggan Bersama Laki-laki yang Tengah Berproses?
- Komunitas Rumah Langit: Membuka Ruang Belajar dan Harapan bagi Anak-anak Marginal
- Subsidi BPJS Kesehatan Terancam, Siapa yang Paling Terdampak?
- Komnas Perempuan Soroti Perlindungan Jurnalis Perempuan dari Kekerasan Berbasis Gender
- Damkar Dipanggil, Polisi Ditinggal: Mengapa Publik Lebih Percaya Damkar?
- Tantangan dan Realitas Jurnalis Perempuan di Indonesia: Menyingkap Kesenjangan di Ruang Redaksi
- Memahami dan Merawat Inner Child: Kunci untuk Menyembuhkan Luka yang Tak Terlihat
- Working Holiday Visa Australia: Tiket Emas untuk Kerja dan Hidup di Luar Negeri
Berita Terkait
-
Mama Harus Baca, Psikolog Tekankan Pentingnya Sensory Play dan Stimulasi Sosial untuk Anak-Anak
-
Waspadai Orang yang Namanya Berawalan 5 Huruf Ini, Disebut Kasar dan Menyebalkan
-
Cara Mengelola Emosi Negatif, Simak Tips Berikut Ini!
-
Jangan Asal Tuduh, Ternyata Pria Lebih Emosional ketimbang Wanita
-
Ada Bahaya di Balik Memendam Emosi
-
Girls, Jangan Begini Saat Kamu Barusan Putus