Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Dewiku.com - Polda Metro Jaya menyemprotkan air menggunakan water canon di sejumlah ruas Jakarta. Hal ini dilakukan dengan tujuan mengendalikan polusi udara di Jakarta yang memburuk.
Momen penyemprotan itu kemudian dibagikan melalui akun Twitter Poldametrojaya_. Terlihat ada 2 mobil water canon yang melintasi ruas Jakarta sambil menyemprotkan air.
"Mengurangi dampak polusi udara. Dampak Polusi Udara di Jakarta sudah sangat memprihatinkan, maka dari itu Polri khususnya Polda Metro Jaya melakukan pengecekan kendaraan taktis water canon dan dilakukan penyemprotan jalan prokol guna mengurangi dampak polusi udara di Jakarta," tulis akun tersebut dalam cuitannya.
Tindakan ini kemudian menimbulkan pertanyaan dari warga Jakarta. Efektifkah penyemprotan air untuk menangani polusi udara?
Baca Juga
-
5 Potret Liburan Via Vallen Bareng Suami di Luar Negeri, Lengket bak Baru Menikah
-
Ayu Ting Ting Bikin Bekal Anak, Kotak Makan yang Dipakai Bikin Salfok Diduga Rp25 Ribuan
-
Sambangi Universitas Brawijaya, Srikandi BUMN Inspirasi 1.200 Mahasiswa Bangun Negeri
-
Wajah Mulus dan Kinclong, Nagita Slavina Tak Ragu Basuh Muka dengan Sabun Cuci Piring
-
Jadi Istri Pratama Arhan, Cincin Kawin Azizah Salsha Setara Mobil Baru!
Dokter spesialis paru, Dr. dr. Erlina Burhan, Sp.P(K), mengungkapkan pendapatnya terkait tindakan ini. Menurut dr Erlina, tindakan tersebut hanya berdampak sementara dan kurang efektif.
"Menurut saya intervensi ini dampaknya hanya sementara, kalau hanya sesekali akan kurang efektif karena partikel polutant yang di ketinggian tidak semua terjangkau. Kalau mau dilakukan hujan buatan yang berkala," kata dokter dr. Erlina Burhan, dikutip dari Suara.com, Jumat (25/8/2023).
Dokter Erlina menambahkan bahwa ini adalah langkah pencegahan, tetapi tak benar-benar menyelesaikan persoalan polusi udara. Ia juga menegaskan bahwa pemerintah seharusnya melakukan tindakan yang menyasar ke sumber utama polusi di Jakarta.
"Ini dampaknya sementara karena dalam hal ini kita tidak melakukan intervensi terhadap sumber penyebab polusi. Kita terjebak di hilir, intervensi harusnya juga ke hulu," ujar dokter Erlina.
Sementara itu, indeks kualitas udara yang baik seharusnya berkisar berkisar dari 0 hingga 50. Sementara itu, berdasarkan data dari laman IQAir, air quality index (AQI US) atau indeks kualitas udara di Jakarta pagi tadi tercatat di angka 160 yang berarti tidak sehat.
Terkini
- Tagar #KaburAjaDulu, Ketika Anak Muda Anak Tangan pada Realita
- Fenomana Glass Ceiling: Mengapa Perempuan Sulit Jadi Pemimpin di Dunia Kerja?
- Takut Ketinggalan Momen? Begini Cara Mengelola FOMO dengan Sehat!
- Ladang Mimpi yang Berubah Jadi Neraka: Tragedi 100 Wanita Thailand di ' Peternakan Telur Manusia' Georgia
- Mengenal Roehana Koeddoes: Jurnalis Perempuan Pertama di Indonesia
- Stigma atau Realita: Perempuan Enggan Bersama Laki-laki yang Tengah Berproses?
- Komunitas Rumah Langit: Membuka Ruang Belajar dan Harapan bagi Anak-anak Marginal
- Subsidi BPJS Kesehatan Terancam, Siapa yang Paling Terdampak?
- Komnas Perempuan Soroti Perlindungan Jurnalis Perempuan dari Kekerasan Berbasis Gender
- Damkar Dipanggil, Polisi Ditinggal: Mengapa Publik Lebih Percaya Damkar?