Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Dewiku.com - Tinggal bersama orang tua sebelum menikah adalah hal yang biasa di Indonesia. Namun, apakah para lajang merasa nyaman? Bagaimana hal tersebut mempengaruhi perjalanan kencan mereka?
Berdasarkan survei tahunan yang diadakan oleh Lunch Actually, ditemukan bahwa 60 persen lajang merasakan tekanan dari keluarga untuk menikah, lebih tinggi dibandingkan dua tahun lalu yang mencapai 29 persen.
Sebanyak 58 persen dari responden juga merasa bahwa mereka mendapatkan tekanan yang lebih besar dari masyarakat untuk menikah dibandingkan dua tahun lalu di angka 31 persen.
Urusan percintaan dapat terpengaruh secara signifikan saat seseorang tinggal bersama orang tua. Berikut adalah beberapa di antaranya:
Baca Juga
-
Payday Picks! Akhir Bulan Beli Jam Tangan Diskon hingga 50 Persen
-
4 Potret Romantis Syahnaz Sadiqah dan Jeje Govinda, Tetap Mesra Pasca Kasus Perselingkuhan
-
Liburan ke Bali, Nia Ramadhani Pakai Kacamata Hitam Mewah Lebih Mahal dari UMR!
-
Viral Rapunzel Lokal dengan Rambut Menyapu Lantai, Sampai Butuh 3 Hari untuk Menyisir
-
Bisa Awet Seharian, Intip 5 Tips Makeup Tahan Lama Tanpa Crack!
Tinggal bersama orang tua sering kali mengakibatkan kurangnya privasi, membuat urusan percintaan dan berpacaran menjadi sulit. Contohnya, sulit untuk membawa pacar ke rumah atau menikmati waktu tanpa gangguan saat ingin berdua.
Kurang mandiri
Orang dewasa yang tinggal bersama orang tuanya mungkin merasa kurang mandiri. Ini mungkin juga berdampak pada kepercayaan diri dan penilaian mereka saat berkencan.
Terbatasnya waktu untuk bersosialisasi
Kesempatan untuk bertemu calon pasangan mungkin terhambat jika orang tua menerapkan peraturan yang ketat atau jam malam.
Tantangan dalam berkomunikasi
Stres dan tekanan dalam hubungan dapat disebabkan oleh masalah komunikasi dengan orang tua perihal berpacaran.
Persepsi pasangan
Kekhawatiran atau asumsi calon pasangan tentang seseorang yang tinggal bersama orang tuanya dapat berdampak pada kelancaran berhubungan.
Perencanaan jangka panjang
Jika tinggal bersama orang tua merupakan rencana jangka panjang, hal ini dapat mempengaruhi keputusan untuk melangkah ke jenjang yang lebih serius.
Meski begitu, tinggal bersama orang tua sebelum menikah juga memiliki berbagai kelebihan. Apa saja?
Dukungan emosional
Tinggal bersama orang tua dapat memberikan dukungan emosional dan rasa aman. Hal ini bisa sangat membantu untuk melalui suka dan duka dalam berpacaran.
Hemat secara finansial
Para lajang memiliki kesempatan untuk menabung lebih banyak sehingga tujuan jangka panjang seperti pembayaran utang, membeli rumah sendiri, dan lainnya, diharapkan bisa tercapai lebih cepat.
Nilai kebudayaan dalam keluarga
Hubungan baik dalam multigenerasi dan ikatan keluarga sangat dihargai di banyak budaya. Mempertahankan budaya sebuah keluarga dan membangun ikatan kekeluargaan dapat terjaga dengan baik jika tetap tinggal bersama orang tua.
Bakti kepada orang tua
Tinggal bersama orang tua dapat memudahkan dalam merawat dan mendukung mereka jika mereka sudah lanjut usia atau membutuhkan bantuan.
Jejaring sosial
Tinggal bersama orang tua juga memberikan peluang untuk mendapatkan jejaring sosial yang lebih luas. Hal ini bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan pengembangan pribadi dan profesional, selama jaringan sosial orang tua juga cukup luas.
Komunikasi yang terbuka dengan orang tua dan calon pasangan sangat penting untuk mengatasi tantangan ini.
"Penting untuk dipahami bahwa keputusan untuk tinggal bersama orang tua saat dewasa adalah pilihan pribadi dan dapat sangat bervariasi tergantung pada keadaan individu dan tradisi budaya," ungkap Violet Lim, CEO dan Co-Founder dating agency terbesar di Asia, Lunch Actually, dikutip dari siaran pers.
Violet menyarankan para lajang untuk memutuskan dengan bijak mengenai keputusan tentang tempat tinggal. Jika lebih memilih tinggal bersama orang tua, sebaiknya mereka tidak merasa stres meski ada tekanan dari keluarga untuk menikah.
Terkini
- Tagar #KaburAjaDulu, Ketika Anak Muda Anak Tangan pada Realita
- Fenomana Glass Ceiling: Mengapa Perempuan Sulit Jadi Pemimpin di Dunia Kerja?
- Takut Ketinggalan Momen? Begini Cara Mengelola FOMO dengan Sehat!
- Ladang Mimpi yang Berubah Jadi Neraka: Tragedi 100 Wanita Thailand di ' Peternakan Telur Manusia' Georgia
- Mengenal Roehana Koeddoes: Jurnalis Perempuan Pertama di Indonesia
- Stigma atau Realita: Perempuan Enggan Bersama Laki-laki yang Tengah Berproses?
- Komunitas Rumah Langit: Membuka Ruang Belajar dan Harapan bagi Anak-anak Marginal
- Subsidi BPJS Kesehatan Terancam, Siapa yang Paling Terdampak?
- Komnas Perempuan Soroti Perlindungan Jurnalis Perempuan dari Kekerasan Berbasis Gender
- Damkar Dipanggil, Polisi Ditinggal: Mengapa Publik Lebih Percaya Damkar?