Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Dewiku.com - Survei tahunan yang diadakan Lunch Actually menemukan bahwa 60 persen lajang di Indonesia merasakan tekanan dari keluarga untuk menikah. Sebanyak 58 persen dari responden juga mengaku mendapatkan tekanan yang lebih besar dari masyarakat untuk menikah.
Keputusan menikah hendaknya tidak dibuat hanya karena jengah dengan omongan orang lain. Namun, bagaimana caranya?
Violet Lim, CEO dan Co-Founder Lunch Actually menyampaikan beberapa tips agar para lajang tidak mudah terpengaruh oleh pendapat orang lain. Dirangkum dari siaran pers, berikut beberapa di antaranya.
Baca Juga
-
Payday Picks! Akhir Bulan Beli Jam Tangan Diskon hingga 50 Persen
-
Bukan Cuma Enak, Ini 5 Makanan Korea yang Bisa Merawat Kulit dan Bikin Awet Muda
-
4 Potret Romantis Syahnaz Sadiqah dan Jeje Govinda, Tetap Mesra Pasca Kasus Perselingkuhan
-
Liburan ke Bali, Nia Ramadhani Pakai Kacamata Hitam Mewah Lebih Mahal dari UMR!
-
Viral Rapunzel Lokal dengan Rambut Menyapu Lantai, Sampai Butuh 3 Hari untuk Menyisir
Terima dan hargai situasi saat ini tanpa menyalahkan atau mengkritik diri sendiri. Sadarilah bahwa menjadi lajang bisa menjadi saat yang tepat untuk pengembangan dan penemuan jati diri.
Hindari membandingkan kehidupan kamu sebagai seorang lajang dengan hubungan orang lain. Perjalanan setiap orang itu unik dan berbeda. Membandingkan diri kamu dengan orang lain mungkin menimbulkan kebencian dan ketidakpuasan yang tidak perlu.
Praktekkan Self-Compassion
Perlakukan diri kamu dengan baik dan pengertian. Bersikaplah lembut terhadap diri sendiri saat merasa kesepian atau menghadapi tantangan dalam kehidupan pribadi.
Tingkatkan kebiasaan bersyukur untuk tetap memperhatikan hal-hal baik dalam hidup. Kenali kelebihan dan berkah yang kamu dapatkan. Hal ini dapat meningkatkan kepercayaan diri.
Fokus pada pengembangan diri
Fokus pada pengembangan diri, hobi, minat, dan tujuan kamu. Lakukan aktivitas yang memberi kamu kegembiraan dan kepuasan.
Tetapkan batasan yang sehat
Belajarlah untuk mengatakan 'tidak' bila diperlukan serta tetapkan batasan yang sehat dalam hubungan, persahabatan, dan pekerjaan kamu. Batasan ini akan membantu kamu melindungi kesehatan mental dan menjaga keseimbangan emosional.
Sebaliknya, perbanyak waktu untuk berkumpul dengan teman-teman dan keluarga yang mendukung dan menginspirasi kamu. Berfokuslah untuk membangun hubungan yang bermakna daripada terlalu berpatok pada pendapat orang lain.
Belajar dari hubungan masa lalu
Renungkan pelajaran yang dapat kamu ambil dari hubungan sebelumnya. Harapannya, itu bisa membantu kamu membuat keputusan yang bijaksana tentang hubungan asmara di masa depan.
Bersikap terbuka terhadap peluang
Terbukalah terhadap peluang dan pengalaman baru yang mungkin menghampiri, termasuk hubungan baru yang bisa saja terjadi tanpa disengaja.
Menjadi lajang bisa menjadi fase kehidupan yang memuaskan dan membahagiakan. Dengan bersikap penuh perhatian kepada diri sendiri, kamu dapat memanfaatkan waktu ini sebaik-baiknya untuk pengembangan diri dan lebih mencintai diri sendiri.
"Lajang akan lebih siap untuk melakukan interaksi yang lebih bermakna dengan orang lain di masa depan ketika mereka berkonsentrasi untuk mengembangkan hubungan yang kuat dan penuh kasih sayang terhadap diri mereka sendiri," tandas Violet Lim.
Terkini
- Takut Ketinggalan Momen? Begini Cara Mengelola FOMO dengan Sehat!
- Ladang Mimpi yang Berubah Jadi Neraka: Tragedi 100 Wanita Thailand di ' Peternakan Telur Manusia' Georgia
- Mengenal Roehana Koeddoes: Jurnalis Perempuan Pertama di Indonesia
- Stigma atau Realita: Perempuan Enggan Bersama Laki-laki yang Tengah Berproses?
- Komunitas Rumah Langit: Membuka Ruang Belajar dan Harapan bagi Anak-anak Marginal
- Subsidi BPJS Kesehatan Terancam, Siapa yang Paling Terdampak?
- Komnas Perempuan Soroti Perlindungan Jurnalis Perempuan dari Kekerasan Berbasis Gender
- Damkar Dipanggil, Polisi Ditinggal: Mengapa Publik Lebih Percaya Damkar?
- Tantangan dan Realitas Jurnalis Perempuan di Indonesia: Menyingkap Kesenjangan di Ruang Redaksi
- Memahami dan Merawat Inner Child: Kunci untuk Menyembuhkan Luka yang Tak Terlihat