Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Dewiku.com - Saat kamu menjalin hubungan asmara dengan orang lain tetapi pasanganmu tak merasa keberatan atau malah melakukan hal yang sama, itu bisa berarti kamu dan pasangan menjalani open relationship.
Berbeda dengan friends with benefits yang cuma berkutat pada hubungan dengan banyak orang pada konteks seksual, memilih open relationship berarti kamu dan pasangan sepakat sama-sama diperkenankan punya hubungan dengan orang lain dan melibatkan perasaan.
Melansir Brides, open relationship merupakan hubungan di mana pasangan kekasih mempunyai kesepakatan untuk boleh memiliki pasangan lain, bahkan dalam aktivitas seksual.
Mereka yang menerima konsep open relationship menilai jenis hubungan ini memiliki banyak sisi positif, yakni:
Baca Juga
-
Resep Pie Susu, Teksturnya Lembut dan Selezat Oleh-Oleh Khas Bali
-
Tak Cuma Bikin Awet Muda, Perawatan Wajah Ini Bikin Rileks dan Stres pun Mereda
-
Karma Baik Menanti 3 Zodiak Ini, Saatnya Bernapas Lega
-
Gaya Manis Fuji saat Liburan di Eropa, Tas Mungilnya Curi Atensi
-
Rekomendasi 3 Tempat Wisata di Asia Tenggara, Cocok untuk Solo Traveling
- Meningkatkan komunikasi tentang keinginan dan kebutuhan
- Memungkinkan untuk punya pengalaman dan minat baru
- Pengalaman seksual menarik dan berbeda
- Mendapatkan kebebasan untuk mengekspresikan sisi dirimu yang berbeda.
- Tak ada tekanan bagi salah satu pihak untuk memenuhi semua kebutuhan, minat emosional, dan seksual pasangannya.
Walau demikian, banyak orang yang menentang tipe hubungan ini dengan alasan sebagai berikut:
- Kecemburuan dan masalah harga diri
- Merasa sakit hati saat melihat pasangan jauh lebih bahagia dengan orang lain
- Risiko penyakit menular seksual
- Ketakutan akan kehilangan gairah karena mencoba menyenangkan banyak orang sekaligus
- Kelelahan karena merasa harus bertanggung jawab atau berbagi emosional pada lebih dari satu orang.
Dikutip dari Very Well Mind, kebanyakan pelaku open relationship telah menyadari bahwa mereka tak bisa bertahan cuma dengan satu orang. Oleh karenanya, mereka memilih untuk mengambil keputusan tersebut, tentunya dengan orang yang punya pola pikir sama.
Meski begitu, banyak juga yang terjun dalam tipe hubungan ini karena keadaan, misal naksir sosok baru tetapi tak mau melepaskan pasangannya. Bisa juga dimulai dari pasangan yang memberikan kebebasan akan hal tersebut.
Terkini
- Ladang Mimpi yang Berubah Jadi Neraka: Tragedi 100 Wanita Thailand di ' Peternakan Telur Manusia' Georgia
- Mengenal Roehana Koeddoes: Jurnalis Perempuan Pertama di Indonesia
- Stigma atau Realita: Perempuan Enggan Bersama Laki-laki yang Tengah Berproses?
- Komunitas Rumah Langit: Membuka Ruang Belajar dan Harapan bagi Anak-anak Marginal
- Subsidi BPJS Kesehatan Terancam, Siapa yang Paling Terdampak?
- Komnas Perempuan Soroti Perlindungan Jurnalis Perempuan dari Kekerasan Berbasis Gender
- Damkar Dipanggil, Polisi Ditinggal: Mengapa Publik Lebih Percaya Damkar?
- Tantangan dan Realitas Jurnalis Perempuan di Indonesia: Menyingkap Kesenjangan di Ruang Redaksi
- Memahami dan Merawat Inner Child: Kunci untuk Menyembuhkan Luka yang Tak Terlihat
- Working Holiday Visa Australia: Tiket Emas untuk Kerja dan Hidup di Luar Negeri