Dewiku.com - Hari Raya Lebaran identik dengan berbagai hidangan lezat dan tradisi makan bersama.
Namun, di balik momen kebersamaan ini, terdapat potensi kenaikan berat badan dan risiko kesehatan akibat konsumsi makanan tinggi gula, karbohidrat dan kalori.
Kadar gula darah yang tinggi serta lonjakan drastis gula darah memiliki kaitan erat dengan potensi terbentuknya berbagai jenis penyakit, nyeri sendi, penuaan dini, hingga kanker.
"Lonjakan drastis gula darah selain menghambat proses pembakaran lemak, memiliki potensi dampak buruk jangka pendek maupun jangka panjang," jelas Juan, dikutip dari siaran pers Sabtu (6/4/2024).
"Mulai dari selalu merasa lelah dan lapar, kualitas tidur buruk, hingga diabetes, penyakit jantung, nyeri sendi, dan kanker," tambahnya lagi.
Pemilik akun media sosial @juan.guladarah ini menambahkan, dalam eksperimen dan pengalamannya, ditemukan tips dasar yang dapat dilakukan untuk membantu menghindari lonjakan gula darah.
Apa saja? Berikut pemaparannya!
1. Konsumsi Serat
Coba konsumsi serat sebelum makan makanan tinggi gula. Konsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan kaya serat dan rendah gula membantu memperlambat pencernaan karbohidrat dan penyerapan gula.
2. Konsumsi Protein
Tambahkan protein dan lemak proporsional dengan karbohidrat yang dikonsumsi. Pilih sumber protein seperti daging, ayam, ikan, telur, atau tempe. Protein dapat membantu merasa kenyang lebih lama dan menjaga gula darah stabil.
3. Lakukan Aktivitas Fisik
Lakukan aktivitas fisik setelah makan makanan yang mengandung gula. Anda dapat meluangkan waktu untuk berjalan kaki, bersepeda, atau melakukan yoga setelah makan guna membantu tubuh menggunakan gula darah sebagai energi.
"Tips ini berlaku untuk pria maupun wanita. Secara umum, massa otot pria lebih tinggi daripada wanita. Dan massa otot mempengaruhi metabolisme gula di tubuh."
"Karena itu, latihan beban juga memiliki dampak positif terhadap gula darah," jelas lulusan Beijing University of Chinese Medicine ini.
Juan menambahkan, cara paling ideal adalah dengan tidak membiasakan anak-anak mengonsumsi makanan proses (processed food), dan makanan-makanan yang mengandung gula tinggi.
Baca Juga
-
Nggak Cuma Berburu Ketupat Berhadiah, Libur Lebaran di Sini Bisa Wisata Sejarah VR Lho! Apa Itu?
-
9 Destinasi Wisata Religi di Indonesia, Cocok Dikunjungi saat Libur Lebaran
-
ART Mudik Jangan Panik, Jasa Home Service Bisa Jadi Solusi
-
Dijuluki Ratu Emas, Mira Hayati Pernah Beli Mobil Ferrari Rp3 Miliar Dibayar Tunai
-
Gantungan Tas Hermes Syahrini Bikin Merinding, Kecil-Kecil Harganya Selangit
-
Cantiknya Natural, 2 Tren Makeup Ini Semakin Diminati
Dengan begitu, anak-anak akan cenderung lebih membentuk kebiasaan baik dan tidak mengkonsumsi gula secara berlebihan.
"Selain itu, mendukung anak untuk melakukan aktivitas fisik seperti olahraga dibandingkan menghabiskan mayoritas waktu bermain gadget juga cara yang sangat baik," pungkas Juan.
Terkini
- Memilih Susu Pertumbuhan Anak: Tips untuk Orang Tua Masa Kini
- Kenapa Cewek Suka Mengingat-Ingat Kesalahan Pasangan? Ini Penjelasannya
- The Club Series: Kuas MUA Sporty-Luxury yang Bikin Makeup Auto Flawless
- Quality Time Ala Keluarga Modern: Nggak Perlu Jauh, yang Penting Bermakna
- Olahraga Makin Hits, Outfit Tetap Santun: Tren Sportwear Modest yang Lagi Naik Daun
- Ketika Kehamilan Datang Tanpa Diminta: Sunyi, Stigma, dan Ruang #SamaSamaAman yang Mesti Kita Ciptakan
- Semakin Dewasa, Circle Makin Kecil: Ternyata Ini Bukan Salah Siapa-Siapa
- Akses Layanan Kesehatan Kelas Dunia, Kini Lebih Dekat untuk Keluarga Indonesia
- Seventh Anniversary, Noera Beauty Rilis Sunscreen Physical dengan Formula Baru yang Inovatif
- Regenerative Beauty: Tren Baru yang Bikin Kulit Glowing Alami Tanpa Kesan 'Diisi'