Kamis, 13 Februari 2025
Rima Sekarani Imamun Nissa : Rabu, 29 Mei 2024 | 10:00 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Dewiku.com - Banyak orang mengandalkan tisu dalam keseharian mereka, mulai dari mengeringkan tangan hingga membersihkan wajah. Walau begitu, tak banyak orang yang benar-benar mengenali beragam tisu dan dari mana mereka berasal.

Ada beragam jenis tisu yang tersedia di pasaran, antara lain tisu kering untuk wajah atau facial tissue, tisu higienis, tisu basah, hingga tisu dapur.

Proses produksi tisu sama dengan pembuatan kertas yang juga berbahan baku kayu dan butuh sangat banyak air. Bahkan produsen mesti menebang sekitar 54 juta batang pohon untuk membuat 3,2 juta ton tisu toilet.

Ilustrasi tisu. (Pixabay/Bru-nO)

Penggunaan tisu secara berlebihan jelas dapat berdampak buruk. Bukan hanya bagi lingkungan, melainkan juga kesehatan.

Terkait hal tersebut, MMI memperkenalkan tisu bambu MIUTISS di Indonesia. Inovasi ini mengembangkan produk tisu berbahan serat pohon bambu alami yang ramah lingkungan.

"Misi kami di MMI adalah untuk memberikan produk-produk berkualitas tinggi yang tidak hanya memenuhi kebutuhan konsumen, tetapi juga ramah terhadap lingkungan," ungkap Mengky Mangarek, CEO MMI.

"Dengan peluncuran MIUTISS Tisu Bambu, kami berharap dapat memberikan solusi yang inovatif dan bertanggung jawab bagi keluarga modern," imbuhnya.

Bambu yang dipilih mempunyai sertifikat dari Forest Stewardship Council (FSC). Ini merupakan bukti bahwa bahan bakunya berasal dari hutan yang dikelola secara bertanggung jawab dan berkelanjutan. Hasilnya, tisu bambu punya serat yang kuat sehingga tak gampang robek.

"Kami yakin bahwa produk ini dapat memenuhi harapan konsumen kami untuk kesehatan, kecantikan, dan penggunaan rumah tangga sehari-hari. Selain itu, produk ini juga 100% dapat terurai dengan baik, karena terbuat dari serat pohon bambu, kami memastikan bahwa konsumen dapat menggunakan produk ini tanpa menimbulkan dampak negatif pada lingkungan," kata Mengky Mangarek.

BACA SELANJUTNYA

Hasil Survei: Perjalanan Ramah Lingkungan Lebih Disukai Wisatawan