Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Dewiku.com - Gaya hidup aktif dan produktif saat ini bukan sekadar rutinitas, melainkan telah menjadi tren di masyarakat. Minuman energi seringkali menjadi pilihan bagi yang ingin meningkatkan energi dan fokus menjalani kesibukan sepanjang hari.
Filipus Adimas, seorang pembawa acara TV dan content creator gaya hidup sehat menuturkan bahwa minuman energi telah menjadi sumber energi andalan selama bertahun-tahun saat sedang sibuk.
"Aktivitas saya banyak menghabiskan waktu dan energi. Ketika menghadapi hari yang padat, serta butuh energi dan konsentrasi yang tinggi, saya butuh dorongan tenaga dari minuman energi. Minuman energi memberikan dorongan tenaga yang saya butuhkan untuk kegiatan dari profesional hingga personal, dapat meningkatkan stamina dan fokus dengan cepat," ungkapnya, dikutip dari siaran pers yang diterima Dewiku.com, belum lama ini.
Baca Juga
Hal itu rupanya terkait dengan salah satu isu kesehatan yang saat ini sedang naik, termasuk diabetes dan hipertensi. Keduanya adalah penyakit yang sangat mempengaruhi kesehatan ginjal dan salah satu yang memicunya adalah konsumsi gula yang tinggi.
Bagaimana dengan konsumsi minuman energi? Di pasaran sebenarnya tersedia pilihan minuman energi bebas gula dan memanfaatkan aspartam sebagai pemanis. Sejumlah penelitian ilmiah terbaru di dunia telah mengonfirmasi bahwa aspartam aman dikonsumsi dalam batas normal. BPOM juga telah memberikan penjelasan publik mengenai penggunaan aspartam pada pangan olahan masih dikategorikan aman.
"Aspartam dan pemanis buatan lainnya yang digunakan dalam minuman energi tanpa gula telah diuji ketat oleh BPOM dan dinyatakan aman tanpa risiko kesehatan seperti obesitas atau diabetes," kata Certified Nutritionist dan Health Coach, dr. Dion Haryadi, PN1, CHC, AIFO-K.
"Rumor yang menyebutkan bahwa aspartam dapat memicu kanker juga tidak tepat, karena studi yang meneliti mengenai hal ini menggunakan dosis yang ratusan kali lebih banyak dari konsumsi wajar, dan dilakukan pada hewan," imbuhnya.
Menurut dr. Dion, minuman energi tanpa gula cukup efektif untuk memberikan energi saat dibutuhkan karena kandungan kafeinnya.
"Faktanya, kafein dalam minuman energi umumnya juga berada dalam batas aman, hanya 50 mg per sajian, yaitu tidak lebih dari kandungan kafein dalam satu cangkir kopi, sehingga aman jika dikonsumsi sesuai anjuran harian, namun jika memiliki riwayat penyakit seperti jantung, perlu konsultasi terlebih dahulu kepada dokter," terangnya.
Energi yang tidak dikelola dengan baik dapat menghambat produktivitas dan menghalangi pencapaian gaya hidup berkualitas. Banyak aktivitas memerlukan stamina dan fokus tinggi, yang umumnya dipenuhi melalui pola makan bergizi.
Namun, untuk kebutuhan stamina ekstra, minuman energi sering kali dipilih sebagai suplemen tambahan. Penelitian dari Nutrients menjelaskan bahwa minuman energi dapat meningkatkan performa dan ketahanan tubuh pada saat beraktivitas fisik.
Minuman energi membantu meningkatkan stamina melalui bahan-bahan stimulan yang merangsang kinerja otak dan sistem saraf, seperti taurin yang mengatur denyut jantung dan kontraksi otot, kafein yang meningkatkan konsentrasi, serta vitamin B yang mengubah makanan menjadi energi. Jadi sebaiknya pastikan bahwa minuman energi yang dikonsumsi memiliki kandungan vitamin B yang cukup dan lengkap.
Kandungan khusus yang perlu dipastikan ada adalah vitamin B12 yang terdapat dalam minuman energi juga telah dipelajari memiliki manfaat untuk kesehatan ginjal. Beberapa produk juga mengandung ginseng, yang diketahui dapat meningkatkan energi dan mengurangi stres.
Namun jika begitu banyak benefitnya, mengapa minuman energi masih kerap diterpa hoax dan kontroversi yang keliru?
"Terkadang yang keliru sebenarnya gaya hidupnya. Tak jarang orang menjadikan minuman energi sebagai solusi instan dengan cara yang berlebihan. Padahal sesuatu yang berlebihan tidaklah baik. Ketika mau bekerja atau beraktivitas panjang, mereka mengonsumsi minuman energi, tetapi melupakan nutrisi dan hidrasi yang esensial, tentunya ini merupakan formula untuk merusak tubuh," kata dr. Dion menjelaskan.
Ketika mengonsumsi minuman energi, pastikan tetap konsumsi nutrisi dan hidrasi yang cukup, terutama sebelum aktivitas berat atau saat membutuhkan konsentrasi tinggi. Baca label untuk memahami komposisi dan kandungan nutrisi, serta konsultasikan dengan dokter jika memiliki kondisi kesehatan khusus.
"Minuman energi dapat menjadi asupan tambahan yang bermanfaat, asalkan dikonsumsi dengan bijak dan diimbangi dengan asupan cairan yang cukup, serta makanan bergizi," tandasnya.
Terkini
- Stop Self-Talk Negatif! Ini Cara Membangun Self-Respect di Era Digital
- Merasa Kecil di Dunia yang Besar: Menggali Akar Inferiority Complex
- Resah Driver Ojol Perempuan: Ada Ketidakadilan Mengintai di Setiap Kilometer
- Fake It Till You Make It: Boleh Dicoba, Asal Jangan Kebablasan, Girls!
- Fatphobia Bukan Sekadar Masalah Berat Badan, Tapi Diskriminasi!
- Self Care Bukan Egois, Tapi Hak Setiap Perempuan untuk Sejahtera
- Pap Smear: Deteksi Dini Kanker Serviks, Selamatkan Nyawa Perempuan
- Mengenal Sunday Scaries, Rasa Cemas yang Timbul di Hari Minggu
- Alasan Mengapa Maret jadi Bulan Perempuan
- Tren Kabur Aja Dulu: Antara Impian dan Realita, Sejauh Mana Keseriusannya?