Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Dewiku.com - Kesetaraan gender dan inklusivitas tidak hanya menjadi isu sosial, tetapi juga merupakan komponen penting yang dapat mendorong kinerja komersial perusahaan. Berdasarkan hasil riset tahunan Women in Business yang dilakukan oleh Grant Thornton, keberadaan perempuan di posisi manajerial memiliki dampak signifikan terhadap performa perusahaan, termasuk dalam hal ekspektasi profit dan rencana jangka panjang perusahaan.
Grant Thornton menemukan bahwa perusahaan dengan lebih banyak perempuan di posisi manajemen senior cenderung lebih optimis terhadap pertumbuhan bisnis. Saat ini, rata-rata global menunjukkan bahwa perempuan yang menempati posisi senior manajerial mencapai 33,5%. Bahkan, perusahaan dengan representasi perempuan di manajerial level mencapai 35% memperkirakan profit mereka akan meningkat dalam 12 bulan ke depan.
Keberagaman dalam perusahaan sering kali dikaitkan dengan peningkatan kinerja. Tim dengan latar belakang dan sudut pandang yang beragam memungkinkan pengambilan keputusan yang lebih baik dan inovatif, yang pada akhirnya berdampak pada kinerja yang lebih tinggi.
Baca Juga
“Keberagaman gender bukan hanya tentang keadilan, tetapi juga tentang meningkatkan performa bisnis. Di Grant Thornton Indonesia, kami berkomitmen untuk terus mendorong representasi perempuan di posisi manajemen senior karena kami melihat manfaat nyata dari perspektif yang beragam dalam pengambilan keputusan bisnis,” ungkap Johanna, Selasa (1/10/2024), dikutip dari siaran pers yang diterima Dewiku.com.
Selain ekspektasi terkait profit, perusahaan-perusahaan dengan persentase perempuan lebih banyak di posisi manajemen senior juga cenderung untuk lebih banyak melakukan investasi strategis. Menurut riset Grant Thornton, 35% perusahaan yang berencana untuk berinvestasi pada pengembangan sumber daya manusia, teknologi, serta riset dan pengembangan (R&D) memiliki banyak perempuan di jajaran manajemen seniornya. Angka ini di atas rata-rata global, yang menunjukkan bahwa perusahaan dengan lebih banyak perempuan di posisi manajemen senior memiliki pandangan optimis terhadap masa depan.
Johanna percaya bahwa keberagaman di dalam manajemen senior memungkinkan perusahaan untuk lebih memahami kebutuhan konsumen dan/atau klien serta mengantisipasi berbagai tantangan yang muncul dengan lebih baik.
“Untuk itulah, kami mendorong lebih banyak perusahaan untuk berinvestasi dalam pengembangan sumber daya manusia, termasuk karyawan perempuan, demi pertumbuhan yang berkelanjutan,” tuturnya.
Sektor jasa keuangan menjadi salah satu industri yang masih menghadapi tantangan besar dalam hal kesetaraan gender. Meski demikian, ada kemajuan signifikan di beberapa posisi C-level secara global.
Laporan menyebutkan bahwa, di sektor perbankan, jumlah perempuan yang memegang posisi Chief Operating Officer (COO) meningkat sebesar 8% dibandingkan tahun 2023. Sementara itu, di sektor manajemen aset, perempuan yang menjabat sebagai Chief Financial Officer (CFO) juga meningkat sebesar 7% dibandingkan tahun lalu.
Johanna menyebutkan, “Di sektor jasa keuangan, kami melihat bahwa keterlibatan perempuan dalam posisi manajemen senior memiliki dampak positif terhadap kinerja perusahaan. Dengan menggabungkan perspektif yang beragam, perusahaan dapat lebih siap menghadapi dinamika pasar dan mengambil keputusan investasi yang tepat.
Perusahaan yang menerapkan kesetaraan gender juga dipandang lebih progresif dan bertanggung jawab secara sosial. Hal tersebut tentunya dapat menarik perhatian investor, klien, maupun talenta yang lebih baik, sehingga menghasilkan keunggulan kompetitif di pasar.
“Dengan semakin banyaknya perempuan di posisi manajemen senior, kami percaya bahwa masa depan bisnis di Indonesia akan lebih inklusif dan berdaya saing tinggi,” tandas Johanna.
Terkini
- Takut Ketinggalan Momen? Begini Cara Mengelola FOMO dengan Sehat!
- Ladang Mimpi yang Berubah Jadi Neraka: Tragedi 100 Wanita Thailand di ' Peternakan Telur Manusia' Georgia
- Mengenal Roehana Koeddoes: Jurnalis Perempuan Pertama di Indonesia
- Stigma atau Realita: Perempuan Enggan Bersama Laki-laki yang Tengah Berproses?
- Komunitas Rumah Langit: Membuka Ruang Belajar dan Harapan bagi Anak-anak Marginal
- Subsidi BPJS Kesehatan Terancam, Siapa yang Paling Terdampak?
- Komnas Perempuan Soroti Perlindungan Jurnalis Perempuan dari Kekerasan Berbasis Gender
- Damkar Dipanggil, Polisi Ditinggal: Mengapa Publik Lebih Percaya Damkar?
- Tantangan dan Realitas Jurnalis Perempuan di Indonesia: Menyingkap Kesenjangan di Ruang Redaksi
- Memahami dan Merawat Inner Child: Kunci untuk Menyembuhkan Luka yang Tak Terlihat
Berita Terkait
-
International Womens Peace Conference 2024: Perdamaian yang Berkelanjutan, Mengapa Perempuan Harus Terlibat?
-
Perempuan di Jabatan Manajemen Senior Semakin Sedikit, Apa Masalahnya?
-
Abaikan Kasus Kekerasan Seksual Pekerja, Perusahaan Bisa Kena Denda Rp15 Miliar
-
Perkuat Peran Perempuan, Srikandi Mandiri Terapkan Prinsip ESG