Dewiku.com - Kabar mengejutkan datang dari Ashanty yang memutuskan menutup toko kue miliknya, Lumiere, setelah lima tahun berjalan. Keputusan ini pun disampaikan dengan emosional di hadapan karyawan-karyawannya.
Ashanty resmi menutup 15 gerai Lumiere pada 31 Juli 2025 sebagai imbas dari perbedaan visi dengan rekan bisnis terkait kualitas produk. Namun, tampaknya Ashanty nggak ingin berbicara terlalu detail dan hanya menyampaikan kalau ini keputusan yang dianggap terbaik.
“Memutuskan hal ini nggak mudah, aku sama Mas Anang yakin ini jalan keluar yang terbaik,” jelas Ashanty singkat terkait keputusan menutup Lumiere.
Beberapa karyawan yang berjuang sejak Lumiere berdiri pada 2020 lalu juga menuturkan kenyamanan bekerja bersama Ashanty. Bukan hanya kondisi kebutuhan kerja di era pandemi, tapi juga kecintaan pada Lumiere yang membuat mereka bertahan.
Meski keputusan ini berdampak pada 200 karyawan Lumiere, tapi disebutkan juga kalau 50 karyawan di antaranya telah direkrut kembali untuk ditempatkan di usaha kuliner baru milik Ashanty.
Berkaca dari kondisi Lumiere yang akhirnya tutup, pelaku bisnis memang harus tahu kapan membuat pertimbangan untuk menutup bisnis. Berikut beberapa faktor umum yang wajib dipertimbangkan.
1. Terjadi Masalah Internal
Sama seperti yang terjadi di Lumiere, masalah internal sering kali menjadi pemicu utama dari keputusan penutupan bisnis. Bukan nggak mungkin kalau internal manajemen mengalami perbedaan pendapat yang sulit diselesaikan.
Konflik yang semakin memanas akan jadi alasan kuat menghentikan usaha. Terlebih saat nilai bisnis nggak lagi sejalan dengan visi pemilik, mengakhiri bisnis akan dianggap lebih baik daripada terus berjalan tanpa integritas.
Baca Juga
-
Pratama Arhan Hapus Foto Nikah Usai Azizah Salsha Main Padel Bareng Mantan: Pertanda Apa?
-
Dukungan Ibu, Pilar Utama di Balik Perjalanan Oscar Lawalata hingga Berganti Nama Jadi Asha Smara Darra
-
Masak Nggak Harus Jago: Ini Skill Basic yang Penting Buat Cewek Modern
-
Mewah Nggak Harus Kaku: 3 Ide Dekorasi Resepsi Elegan Tapi Tetap Chill ala Maxime Bouttier dan Luna Maya
-
Siap Saingi Finalis Muda, Kirana Larasati Buktikan Usia Cuma Angka di Dunia Pageant
-
Tangan Bergelambir Disorot, Olla Ramlan Jadi Korban Baru Toxic Beauty Standard?
2. Minim Ruang Inovasi
Sudah jadi rahasia umum kalau sebuah bisnis membutuhkan inovasi agar terus bisa menarik minat konsumen. Saat produk kehilangan nilai dan nggak ada ruang inovasi atau ide bisnis mulai keluar jalur, mungkin ini saatnya mundur.
Bisa dibilang masalah ini berkaitan dengan idealisme yang dipaksa tumbang hingga passion awal bisnis dan tujuan inti mulai berubah arah. Pelaku bisnis yang terbatasi kondisi ini kemungkinan besar berpikir untuk berhenti.
3. Beban terhadap Owner
Kalau bisnis yang dijalankan malah membebani owner secara psikologis, mungkin inilah saatnya untuk menutup usaha. Bisa jadi ada beban moral pada staf atau malah pihak manajemen yang menyulitkan pemilik usaha.
Pada akhirnya karyawan yang merupakan pihak ketergantungan dalam bisnis ini juga merasa kecewa dengan keputusan manajemen. Kondisi ini jadi sinyal kalau bisnis ini mulai nggak sehat dan membebani hingga keputusan tutup layak dipertimbangkan.
4. Evaluasi Potensi Risiko
Teori manajemen menyebut saat potensi risiko sudah lebih besar daripada peluang artinya bisnis sudah sampai di “titik tutup usaha”. Saat melanjutkan bisnis hanya akan menurunkan nilai jangka panjang, pengusaha perlu memberanikan diri menutup usahanya.
Bertahan hanya demi menghidupi karyawan juga nggak selamanya positif. Meski berat, tapi keputusan menutup bisnis mungkin akan jadi pertimbangan yang terbaik.
5. Transformasi Pasar
Pada dasarnya, bisnis itu dinamis, begitu juga dengan pasar. Ada kemungkinan pasar mengalami transformasi yang sulit diikuti karena kebutuhan konsumen yang sudah nggak bisa diadaptasi lagi.
Menuruti pasar juga nggak selamanya baik, terlebih saat biaya produksi sudah nggak realistis dan merugikan owner. Pilihannya hanya dua, bertahan dengan idealisme sendiri tapi sepi pembeli atau mengikuti perubahan tapi kesulitan sendiri.
Saat kemandirian pemilik usaha dalam membuat keputusan sudah dilandasi objektivitas dan pertimbangan matang, membuat keputusan untuk menutup bisnis bisa dilakukan tanpa tekanan emosional lagi.
Terkini
- Memilih Susu Pertumbuhan Anak: Tips untuk Orang Tua Masa Kini
- Kenapa Cewek Suka Mengingat-Ingat Kesalahan Pasangan? Ini Penjelasannya
- The Club Series: Kuas MUA Sporty-Luxury yang Bikin Makeup Auto Flawless
- Quality Time Ala Keluarga Modern: Nggak Perlu Jauh, yang Penting Bermakna
- Olahraga Makin Hits, Outfit Tetap Santun: Tren Sportwear Modest yang Lagi Naik Daun
- Ketika Kehamilan Datang Tanpa Diminta: Sunyi, Stigma, dan Ruang #SamaSamaAman yang Mesti Kita Ciptakan
- Semakin Dewasa, Circle Makin Kecil: Ternyata Ini Bukan Salah Siapa-Siapa
- Akses Layanan Kesehatan Kelas Dunia, Kini Lebih Dekat untuk Keluarga Indonesia
- Seventh Anniversary, Noera Beauty Rilis Sunscreen Physical dengan Formula Baru yang Inovatif
- Regenerative Beauty: Tren Baru yang Bikin Kulit Glowing Alami Tanpa Kesan 'Diisi'