
Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Dewiku.com - Ria Ricis resmi mengajukan gugatan cerai kepada suaminya, Teuku Ryan. Gugatan tersebut dilayangkan ibu satu anak ini ke Pengadilan Agama Jakarta Selatan pada 30 Januari 2024 lewat sistem e-court.
"Untuk nama tersebut, sudah mendaftar di kepaniteraan Jakarta Selatan di tanggal 30 Januari 2024 sore hari, atas nama Ria Yunita dan Teuku Rushariandi," ungkap Humas Pengadilan Agama Jakarta Selatan, Taslimah, Rabu (31/1/2024), dilansir dari Suara.com.
Taslimah juga mengatakan, "Alasan cerainya secara spesifik memang ada, tapi masih secara secara global belum secara spesifik diajukan ke sini."

Ada banyak faktor yang menyebabkan perempuan minta cerai seperti keputusan Ria Ricis. Melansir Bright Side, beberapa alasan perempuan lebih sering mengajukan gugatan cerai antara lain:
Baca Juga
Tergiur dengan karier yang memuaskan daripada peran sebagai ibu rumah tangga
Sebelumnya, ada pola pikir bahwa pria mesti mencari nafkah, sedangkan istri tinggal di rumah bersama anak-anak. Namun sekarang perempuan tak lagi mau bertahan dengan status seperti itu. Mereka ingin berpendidikan, sukses, dan punya penghasilan sendiri.
Perempuan berharap menjalani kehidupan bahagia setelah melepas masa lajang, baik dalam hal karier maupun pernikahan. Saat ada sesuatu yang dinilai bisa membahayakan karier, perempuan mungkin lebih memilih untuk berpisah.
Perempuan kerap menanggung lebih banyak beban emosional
Perempuan menginginkan dukungan emosional dari suami. Jika istri tak bisa berkomunikasi dengan suaminya tentang masalah yang dialami, ia mungkin mulai merasa ditinggalkan sendirian.
Di sisi lain, pria mungkin tak menganggap serius masalah seperti ini. Kondisi tersebut lama-kelamaan berdampak buruk pada perempuan, baik secara mental maupun fisik. Seiring waktu, perempuan semakin merasa ditinggalkan danmembuatnya merasa tidak mungkin untuk mempertahankan pernikahan.
Perempuan punya ekspektasi tinggi dan kompleks tentang pernikahan
Pernikahan tak selalu indah, tapi juga butuh pengorbanan dan komitmen. Perempuan umumnya tidak hanya ingin menciptakan keluarga, tetapi juga mendambakan keintiman emosional, komunikasi, pertumbuhan pribadi, dan tanggung jawab bersama. Saat menyadari bahwa terlalu banyak hal yang tidak terpenuhi, bukan tak mungkin mereka lebih memilih perceraian.
Perceraian tidak merugikan perempuan
Bagi perempuan yang dianiaya secara emosional atau fisik selama berumah tangga, perceraian adalah cara untuk membebaskan diri. Perceraian dinilai tidak ada apa-apanya ketimbang harus terus bergulat dengan penderitaan berumah tangga.
Pria percaya bahwa mereka banyak kehilangan banyak jika mengajukan cerai terlebih dahulu
Sebagai pria cenderung tak mau mengajukan cerai terlebih dahulu karena yakin itu membuat mereka tak akan mendapat hak istimewa di pengadilan dalam hal keuangan dan hak asuh anak. Dalam banyak kasus, meski sudah berpisah lama, pria memilih untuk tidak mengajukan cerai dan menunggu sang istri yang melakukan itu.
Terkini
- Kamu Terlalu Mandiri: Ketika Kemandirian Perempuan Masih Dianggap Ancaman
- Support System Seumur Hidup: Bagaimana Kakak Adik Perempuan Saling Menguatkan?
- Women News Network: Menguatkan Suara Perempuan dari Aceh hingga NTT
- Saatnya Berbagi Tugas di Dapur, Karena Memasak Bukan Hanya Tanggung Jawab Perempuan
- Lajang dan Bahagia: Cara Perempuan Menikmati Hidup Tanpa Tekanan Sosial
- Plan Indonesia dan SalingJaga Gelar Soccer for Equality, Dukung Kesetaraan Pendidikan Anak Perempuan NTT
- Paternity Leave Bukan Sekadar Cuti, Tapi Wujud Budaya Kerja yang Inklusif
- Koper Ringan, Gaya Baru Menjelajah Dunia Tanpa Beban
- Body Positivity vs Body Neutrality: Mana Jalan Terbaik Menerima Tubuh Apa Adanya?
- Wujud Kesetaraan di Dunia Transportasi, Kartini Masa Kini di Balik Kemudi