
Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Dewiku.com - Hari Raya Idul Fitri sudah semakin dekat! Sayangnya, perayaan Lebaran yang mestinya menyenangkan bisa berubah menyebalkan gara-gara muncul pertanyaan kapan nikah saat momen silaturahmi.
Walau banyak orang yang menganggapnya cuma basa-basi, pertanyaan itu bisa saja membuat orang yang ditanya kesal. Jawaban menohok mungkin terlontar karena emosi negatif tersulut.
Meski begitu, ada berbagai cara untuk menjawab pertanyaan tersebut dengan lebih kalem dan tidak merusak momen. Melansir Suara.com, berikut beberapa tips yang bisa diterapkan.

1. Minta didoakan
Baca Juga
Pemilihan tutur kata yang baik dan sopan ketika ditanya kapan nikah sangat penting untuk menghindari konflik, terlebih jika orang yang bertanya adalah orang tua.
Cara paling bijak adalah minta didoakan saja. Kamu bisa mengucapkan, "Doakan saja. Semoga Allah segera memberikan jodoh yang baik untuk dunia dan akhirat."
2. Pakai guyonan atau humor
Jika suasananya memungkinkan, tak ada salahnya menggunakan humor untuk merespon pertanyaan tersebut. Contohnya, kamu bisa bilang, "Kalau nggak hari Sabtu, ya, Minggu." Bisa juga dengan santai mengatakan, "Besok, kalau nggak hujan."
3. Singkat tapi optimis
Sikap tenang dan dewasa adalah kunci menghadapi pertanyaan seputar kapan nikah. Kamu bisa menjawabnya dengan singkat tapi tetap bernada positif.
"Insya Allah, tahun depan."
"Tunggu undangannya, ya. Sebentar lagi."
Walau jodoh belum terlihat hilalnya, bukannya boleh-boleh saja mengatakan hal-hal baik bukan? Siapa tahu perkataanmu itu menjadi doa yang kemudian dikabulkan Tuhan.
4. Diam dan tersenyum
Jika sudah terlalu lelah menghadapi pertanyaan kapan nikah bertubi-tubi di Hari Lebaran, kamu bisa cukup diam dan tersenyum saja. Ini lebih bijak dan elegan ketimbang melakukan konfrontasi yang tidak perlu.
Terkini
- Saatnya Berbagi Tugas di Dapur, Karena Memasak Bukan Hanya Tanggung Jawab Perempuan
- Lajang dan Bahagia: Cara Perempuan Menikmati Hidup Tanpa Tekanan Sosial
- Plan Indonesia dan SalingJaga Gelar Soccer for Equality, Dukung Kesetaraan Pendidikan Anak Perempuan NTT
- Paternity Leave Bukan Sekadar Cuti, Tapi Wujud Budaya Kerja yang Inklusif
- Koper Ringan, Gaya Baru Menjelajah Dunia Tanpa Beban
- Body Positivity vs Body Neutrality: Mana Jalan Terbaik Menerima Tubuh Apa Adanya?
- Wujud Kesetaraan di Dunia Transportasi, Kartini Masa Kini di Balik Kemudi
- Musikal untuk Perempuan: Merayakan Persahabatan Lewat Lagu Kunto Aji dan Nadin Amizah
- Melangkah Sendiri, Merdeka Sepenuhnya: Kenapa Perempuan Pilih Solo Traveling?
- Koneksi Bukan Kompetisi: The Real Power of Women Supporting Women