
Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Dewiku.com - Banyak orang mengeluhkan hubungan yang terasa membosankan gara-gara dry text. Bahkan seseorang yang mulainya disukai bisa jadi tampak begitu menyebalkan gara-gara perkara dry text.
Apakah kamu pernah chatting dengan seseorang, tetapi suasana yang tercipta terasa dingin dan tidak ramah? Salah satu hal yang mungkin jadi penyebabnya adalah adanya dry text dari lawan bicara. Apa itu dry text?
Dry Text memang kerap jadi masalah dalam komunikasi. Ini karena dry text bisa membuat suasana menjadi canggung dan tidak menarik lagi untuk dilanjutkan.

Istilah dry text mengacu pada perilaku orang-orang yang membalas chatting dengan satu kata atau tidak meneruskan percakapan. Jawaban yang diberikan bisanya sangat singkat dan cenderung membuat lawab bicara bingung untuk menanggapinya.
Baca Juga
Melansir Cosmopolitan, beberapa orang memilih untuk melakukan dry text karena memang tidak merasa tertarik dengan obrolan yang ada atau lawan bicara mereka. Ada juga mereka yang merasa terlalu sibuk untuk mengirim atau membalas pesan orang lain.
Banyak orang yang melakukan dry text karena memang bosan saja. Namun, bisa jadi akibat kombinasi tiga situasi, yakni tidak tertarik, sibuk, dan bosan.
Apa saja ciri-ciri dry text? Berikut beberapa di antaranya.
- berulang kali atau mengirimkan jawaban hanya dengan satu kata
- terkesan ingin percakapan hanya berlangsung singkat, tidak ada obrolan lebih lanjut, dan segera berakhir
- mengabaikan foto, tautan, atau meme yang dikirimkan padanya
- tak pernah menghubungi terlebih dahulu dan/atau tidak pernah memulai percakapan.
- lama membalas pesan yang diterima.
Contoh Dry Text
- Yes
- No
- Ok
- Haha
- Wkwk
- Oke
- Yup
- Oh
- Sure
- K
- Fine
- Idk
- Ya
- Gak
- G
Itulah beberapa hal yang mungkin ingin kamu ketahui tentang dry text. Semoga bermanfaat!
Terkini
- Saatnya Berbagi Tugas di Dapur, Karena Memasak Bukan Hanya Tanggung Jawab Perempuan
- Lajang dan Bahagia: Cara Perempuan Menikmati Hidup Tanpa Tekanan Sosial
- Plan Indonesia dan SalingJaga Gelar Soccer for Equality, Dukung Kesetaraan Pendidikan Anak Perempuan NTT
- Paternity Leave Bukan Sekadar Cuti, Tapi Wujud Budaya Kerja yang Inklusif
- Koper Ringan, Gaya Baru Menjelajah Dunia Tanpa Beban
- Body Positivity vs Body Neutrality: Mana Jalan Terbaik Menerima Tubuh Apa Adanya?
- Wujud Kesetaraan di Dunia Transportasi, Kartini Masa Kini di Balik Kemudi
- Musikal untuk Perempuan: Merayakan Persahabatan Lewat Lagu Kunto Aji dan Nadin Amizah
- Melangkah Sendiri, Merdeka Sepenuhnya: Kenapa Perempuan Pilih Solo Traveling?
- Koneksi Bukan Kompetisi: The Real Power of Women Supporting Women