Kamis, 13 Februari 2025
Rima Sekarani Imamun Nissa : Rabu, 14 Agustus 2024 | 13:30 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Dewiku.com - Selebgram bernama Cut Intan Nabila mengungkap kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang dialaminya. Dia bahkan mengunggah buktinya di media sosial, Selasa (13/8/2024).

Pada video bukti KDRT, terlihat suaminya, Armor Toreador, memukul Intan berkali-kali. Tampak pula anak ketiga mereka di kasur yang sama sempat tkena tendang Armor Toreador.

Cut Intan mengungkapkan bahwa dirinya mengalami KDRT selama beberapa tahun pernikahan. Dia pun memiliki memiliki puluhan video lain yang disimpan sebagai bukti. Selain melakukan kekerasan, disebutkan pula bahwa suaminya selingkuh.

"Sudah berkali-kali saya maafkan, tapi tak pernah terbuka hatinya. Ternyata benar, perselingkuhan dan KDRT tidak akan pernah berubah," ungkapnya lewat unggahan Instagram. 

1. Ketegangan (Buildup of Tension)

Ini adalah fase pertama pada siklus kekerasan. Awalnya, terjadi ketegangan dan stres di dalam hubungan. Komunikasi dengan pasangan mungkin memburuk dan muncul perasaan marah atau frustrasi. Situasi  ini mungkin membuat korban merasa takut atau cemas.

2. Kejadian Kekerasan (Explosion of Violence)

Ketegangan yang terakumulasi mencapai puncaknya dan akhirnya terjadi kekerasan. Bentuknya bisa berupa kekerasan fisik, verbal, atau emosional. Pelaku mungkin melampiaskan emosi dengan cara yang merugikan atau menyakiti pasangan atau anggota keluarga lain.

Armor Toreador suami Cut Intan Nabila akhrinya ditangkap polisi. [Instagram]

3. Menyesal dan Ingin Berdamai (Remorse or Reconciliation)

Usai bertindak, pelaku mungkin menunjukkan penyesalan. Pelaku bisa jadi bakal bersikap baik dan berusaha merayu atau meminta maaf kepada korban. Pelaku juga dapat menjanjikan perubahan dan tampak berusaha berdamai dengan korban.

4. Fase Tenang dan Bulan Madu (Calm)

Setelah minta maaf dan berdamai, hubungan mungkin menjadi kembali tenang dan baik-baik saja untuk sementara waktu. Semuanya mungkin kelihatan normal dan sama sekali tidak ada kekerasan. Sayangnya, sering kali ini cuma jeda sebelum siklus kekerasan dimulai kembali.

BACA SELANJUTNYA

Abaikan Kasus Kekerasan Seksual Pekerja, Perusahaan Bisa Kena Denda Rp15 Miliar