
Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Dewiku.com - Beberapa waktu lalu, publik dihebohkan dengan penggunaan jet pribadi oleh Kaesang Pangarep dan istrinya, Erina Gudono, saat bertandang ke Amerika Serikat. Dugaan gratifikasi pun melejit hingga masyarakat menuntut Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) segera turun tangan dan melakukan pemeriksaan.
Bukannya meredakan huru-hara, pembelaan yang dilontarkan Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi terhadap perkara naik jet pribadi malah semakin membuat publik geram.
"Pokoknya udahlah. Satu, istrinya Mas Kesang itu kan hamil sudah delapan bulan. Kan, nggak boleh naik angkutan umum, pesawat umum, mana boleh," kata Budi Arie usai menghadiri rapat bersama Komisi I DPR di gedung MPR/DPR/DPD RI Senayan, Jakarta, Selasa (10/9/2024), dikutip dari Suara.com.
Baca Juga
"Mendingan diem kata gua mah," ucap sang komika, mengomentari pernyataan Budi Arie melalui akun X miliknya.
Dengan cara serupa, Feni Rose juga melontarkan keresahannya. "Hamil nggak bisa naik angkutan umum," sindir presender kondang ini.
Warganet pun menjadikan cuitan Feni Roses sebagai wadah untuk menumpahkan kekesalannya terhadap huru-hara Erina Gudono baik jet pribadi ke AS.
"Padahal saudaraku hamil gede masih naik angkot menyusuri jalanan daerahku yang macam sungai kering," ujar seorang warganet.
"Coba lihat di KRL, TransJakarta serta angkutan umum lainnya. Masih banyak ibu-ibu hamil yang tangguh dan tidak manja masih berjibaku membelah jalanan Jakarta. Begitu juga di jalan-jalan lain selain di Jakarta masih ada yang tidak manja meminta fasilitas ini itu, padahal sedang hamil," ungkap warganet lainnya.
Pernyataan Budi Arie menjadi ironi bagi banyak ibu hamil tanpa hak istimewa yang bahkan mengakses fasilitas kesehatan layak saja mesti susah payah.
Masih ingat dengan Asmia, perempuan asal Pinrang, Sulawesi Selatan? Pada 2023 lalu, dia dan bayinya yang baru dilahirkan meninggal dunia. Sebelumnya, Asmia terpaksa ditandu warga menggunakan sarung dan bambu sejauh tujuh kilometer menuju puskesmas untuk melahirkan. Hal tersebut karena akses jalan dari rumahnya di Dusun Buttu Battu tidak bisa dilalui kendaraan.
Angka kematian ibu dan anak di Indonesia diketahui masih tinggi. Bahkan, Presiden Joko Widodo yang merupakan mertua Erina Gudono baru-bari ini mengungkapkan bahwa kasus kematian ibu di Indonesia menduduki rangking 9 dari 10 negara ASEAN.
"Kematian anak itu rangking ke-7 dari 10 negara di ASEAN. Artinya, sangat tinggi sekali," kata Joko Widodo dalam peresmian Gedung Kesehatan Ibu dan Anak RSUP Dr Sardjito di Yogyakarta, Rabu (28/8/2024) lalu.
Mengutip laman resmi kemenkes.go.id, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan bahwa kematian ibu hamil terjadi hampir setiap dua menit pada tahun 2020 di mana sekitar 800 perempuan meninggal setiap hari akibat penyebab yang bisa dicegah terkait kehamilan dan persalinan.
Sementara, berdasarkan data Maternal Perinatal Death Notification (MPDN) dari Kementerian Kesehatan RI, angka kematian ibu hamil tahun 2023 mencapai 4.129 kasus, meningkat dari tahun sebelumnya sebanyak 4.005 kasus.
Komplikasi utama yang menyebabkan hampir 75% dari semua kematian ibu adalah, pendarahan hebat (kebanyakan pendarahan setelah melahirkan), infeksi (biasanya setelah melahirkan), tekanan darah tinggi selama kehamilan (preeklamsia dan eklamsia), komplikasi akibat persalinan, dan aborsi yang tidak aman.
Sebagai upaya mengurangi risiko ini, akses terhadap pelayanan kesehatan yang komprehensif dan berkualitas jelas merupakan masalah krusial. Namun, nyatanya kualitas fasilitas dan layanan kesehatan di Indonesia memang belum merata, termasuk adanya kendala geografis seperti akses jalan menyulitkan ibu hamil dan melahirkan.
Terkini
- Kamu Terlalu Mandiri: Ketika Kemandirian Perempuan Masih Dianggap Ancaman
- Support System Seumur Hidup: Bagaimana Kakak Adik Perempuan Saling Menguatkan?
- Women News Network: Menguatkan Suara Perempuan dari Aceh hingga NTT
- Saatnya Berbagi Tugas di Dapur, Karena Memasak Bukan Hanya Tanggung Jawab Perempuan
- Lajang dan Bahagia: Cara Perempuan Menikmati Hidup Tanpa Tekanan Sosial
- Plan Indonesia dan SalingJaga Gelar Soccer for Equality, Dukung Kesetaraan Pendidikan Anak Perempuan NTT
- Paternity Leave Bukan Sekadar Cuti, Tapi Wujud Budaya Kerja yang Inklusif
- Koper Ringan, Gaya Baru Menjelajah Dunia Tanpa Beban
- Body Positivity vs Body Neutrality: Mana Jalan Terbaik Menerima Tubuh Apa Adanya?
- Wujud Kesetaraan di Dunia Transportasi, Kartini Masa Kini di Balik Kemudi