
Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Dewiku.com - Awal tahun ini, netizen Indonesia ramai-ramai menyuarakan tren No Buy Challenge 2025, di mana masyarakat diajak untuk mengurangi konsumsi berlebihan. Tren ini mulai marak di media sosial pada akhir tahun 2024 gara-gara heboh isu kenaikan PPN 12% dan skema perpajakan baru di tahun 2025.
Para kreator konten di TikTok ramai membagikan daftar barang-barang yang dianggap tidak terlalu penting untul dibeli sebagai salah satu cara mengerem pengeluaran. Cara ini pun dianggap cukup efektif untuk menghadapi kondisi ekonomi yang tidak pasti, potensi kenaikan harga barang pokok, serta kebijakan pemerintah baru yang berdampak pada daya beli masyarakat.
Namun, menghadapi 2025 tidak hanya dengan mengurangi barang-barang yang dibeli. Ada cara-cara pengelolaan keuangan lainnya yang dapat diterapkan untuk menciptakan gaya hidup yang lebih hemat dan bijak dalam pengeluaran.
“Dengan pengelolaan keuangan yang tepat, masyarakat Indonesia dapat lebih bijak mengelola pengeluaran dan juga berhemat. Kuncinya adalah mengevaluasi kebiasaan spending Anda dan mengubah kebiasaan tersebut secara bertahap namun konsisten. Langkah-langkah ini akan membawa Anda menuju kebiasaan spending yang lebih terkendali,” ujar Elian Ciptono, Head of Southeast Asia Expansion dan Country Manager Wise di Indonesia.
Baca Juga
-
LBH APIK Jakarta Desak Pembukaan Kembali Penyelidikan Kasus Kekerasan Seksual di Kedutaan Besar
-
Politik, Agama, dan Pendidikan: Di Balik Kebijakan Libur Sekolah Selama Bulan Ramadan yang Batal Diterapkan
-
Vonis Bebas Septia jadi Bukti Waktunya Hentikan Kriminalisasi Pekerja!
-
Indonesia Darurat Kekerasan Anak, Tanda Pemerintah Gagal Melindungi Generasi Muda?
-
Barista Tunarungu Surabaya Pecahkan Stigma, Bukti Kesetaraan Ada di Setiap Cangkir Kopi
-
Heboh Pergub Poligami: Mengapa Negara Harus Ikut Campur Dalam Urusan Rumah Tangga ASN?
Nah, buat kamu yang ingin lebih hemat di tahun 2025, ini lima tips praktis yang dapat membantu.
1. Pantau kenaikan harga setiap berbelanja
Sebelum menentukan pengeluaran mana yang akan dikurangi, pantau terlebih dahulu fluktuasi harga barang-barang kebutuhan pokok serta mengevaluasi pengeluaran sehari-hari. Kenaikan harga tentu akan berdampak pada budget keseluruhan dalam jangka panjang.
2. Perbarui anggaran dan tentukan kembali apa yang masuk dalam kategori “penting”
Setelah menyesuaikan harga kebutuhan sehari-hari, susun kembali anggaranmu. Perhatikan hal-hal apa saja yang menjadi pengeluaran terbesar dan pertimbangkan apakajh kamu tetap bisa beraktivitas sehari-hari dengan nyaman tanpa barang tersebut. Dengan strategi ini, kamu tetap bisa mengontrol pengeluaran tanpa merasa tertekan.
3. Jangan remehkan biaya-biaya administrasi pada layanan digital
Biaya administrasi transfer dan top-up dana sering dianggap kecil, tapi dampaknya bisa signifikan jika dilakukan terus-menerus. Untuk lebih efisien, lakukan transaksi dalam jumlah besar atau gunakan platform dengan biaya administrasi yang rendah.
4. Mulai dengan mengurangi satu jenis pengeluaran
Jika mencoba untuk mengubah semuanya sekaligus, kemungkinan besar kamu akan merasa kesulitan untuk mempertahankan perubahan itu. Mulailah dari langkah sederhana, seperti dengan mengurangi satu jenis pengeluaran dan kemudian perlahan tambahkan pengurangan lainnya.
Contohnya, coba kurangi membeli kopi di kedai favorit. Setelah berhasil bertahan selama 3 minggu, kamu bisa mulai menambah pengurangan lainnya. Kebiasaan kecil ini bisa membawa dampak besar bagi kebiasaan spending kamu selama 2025.
5. Belajar untuk lebih efisien ketika berbelanja
Kamu juga dapat mempertimbangkan untuk membeli secara grosir untuk barang-barang yang tidak mudah rusak seperti makanan kaleng, kebutuhan mandi, dan lainnya. Terutama ketika terdapat diskon atau promosi supaya lebih hemat di jangka panjang.
Terkini
- Saatnya Berbagi Tugas di Dapur, Karena Memasak Bukan Hanya Tanggung Jawab Perempuan
- Lajang dan Bahagia: Cara Perempuan Menikmati Hidup Tanpa Tekanan Sosial
- Plan Indonesia dan SalingJaga Gelar Soccer for Equality, Dukung Kesetaraan Pendidikan Anak Perempuan NTT
- Paternity Leave Bukan Sekadar Cuti, Tapi Wujud Budaya Kerja yang Inklusif
- Koper Ringan, Gaya Baru Menjelajah Dunia Tanpa Beban
- Body Positivity vs Body Neutrality: Mana Jalan Terbaik Menerima Tubuh Apa Adanya?
- Wujud Kesetaraan di Dunia Transportasi, Kartini Masa Kini di Balik Kemudi
- Musikal untuk Perempuan: Merayakan Persahabatan Lewat Lagu Kunto Aji dan Nadin Amizah
- Melangkah Sendiri, Merdeka Sepenuhnya: Kenapa Perempuan Pilih Solo Traveling?
- Koneksi Bukan Kompetisi: The Real Power of Women Supporting Women