Jum'at, 05 Desember 2025
Vania Rossa : Rabu, 12 November 2025 | 17:33 WIB

Dewiku.com - Ajang kecantikan internasional, Miss Universe 2025 di Thailand baru saja menghadapi kontroversi setelah salah satu seorang penyelenggara dari pihak tuan rumah melayangkan hinaan terhadap Miss Meksiko, Fátima Bosch. 

Selasa (3/11/2025), dalam acara yang disiarkan langsung melalui halaman Facebook resmi Miss Universe tampak sosok Nawat Itsaragrisil selaku pejabat penyelenggara lokal dan Wakil Presiden Asia & Oseania Miss Organization tengah menegur Bosch. 

Pada insiden tersebut, Itsaragrisil menganggap Bosch tidak ingin mempromosikan Thailand sebagai pihak tuan rumah pada penyelenggaran Miss Universe tahun ini. Kegiatan promosi tersebut merupakan salah satu kewajiban bagi seluruh kontestan.

Melansir dari People, Itsaragrisil mengingatkan Bosch untuk berhati-hati.

“Hati-hati. Kamu sedang berada di Thailand. Kamu sedang dalam sebuah permainan,” ujar Itsaragrisil kepada Bosch.

Momen itu pun berubah menjadi tegang setelah Itsaragrisil menyebutkan kata “dummy” atau “bodoh” kepada Bosch. Sontak perkataan Itsaragrisil tersebut membuat Bosch marah dan merasa harga dirinya sebagai perempuan ternodai. 

Berusaha menyangkal, Miss Meksiko tersebut langsung berdiri untuk menyangkal dan menjawab dugaan Itsaragrisil tersebut. 

Sayangnya, saat Bosch mencoba untuk menjawab, Itsaragrisil langsung memotongnya dan justru tampak memarahi Bosch di hadapan kontestan Miss Universe lainnya. 

“Saya tidak mendengar kamu minta bicara. Tolong tetap sopan untuk saya. Saya masih berbicara, dengarkan,” ucap Itsaragrisil.

Saat itu juga, Bosch enggan untuk duduk kembali, ia memilih untuk tetap berdiri sembari menyangkal perkataan yang diungkapkan oleh pejabat penyelenggara lokal tersebut. 

Solidaritas di Balik Walk Out-nya Bosch

Mendengar langsung ucapan tidak pantas dari Itsaragrisil, Bosch pun memilih walk out dari ruangan di mana acara tersebut diselenggarakan. Mengejutkannya, saat ia memilih untuk keluar dari ruangan, banyak kontestan lain yang mengikuti pilihan Bosch.

Aksi walk out massal tersebut pun langsung mendapatkan kecaman dari Nawat Itsaragrisil yang masih berdiri di dalam ruangan. Ia menyuruh kontestan lain untuk tetap duduk jika ingin melanjutkan kontes.

“Jika ada yang ingin melanjutkan kontens, duduklah. Jika kamu keluar, peserta lain akan tetap lanjut,” ujarnya. 

Akan tetapi, perintah Nawat tersebut tidak digubris oleh peserta lain dan memilih untuk walk out mengikuti Bosch. 

Bahkan, juara bertahan Miss Denmark, Victoria Kjær Theilvig turut melakukan walk out sebagai aksi solidaritas untuk mendukung Bosch maupun hak perempuan.

“Ini tentang hak-hak perempuan. Kita menghormati semua orang, tapi ini bukan cara yang benar untuk menangani situasi seperti ini,” ucap Theilvig. 

Bosch mengakui jika dirinya tidak menyesali aksi walk out-nya tersebut. Ia juga menegaskan bahwa dirinya tidak takut untuk berbicara atas penghinaan yang menimpa dirinya. Menurutnya ia bukan boneka yang bisa diatur dan didandani sesuka mereka. 

Miss Meksiko tersebut menambahkan jika dirinya mengikuti ajang Miss Universe 2025 bukan sekadar untuk mewakili negara asalnya, tetapi juga menyuarakan suara perempuan di dunia untuk tampil berani. 

Pihak MUO Meminta Maaf

Atas insiden tersebut, Fátima Bosch pun langsung mendapatkan dukungan dari publik. Kemudian, Presiden MUO, Raúl Rocha Cantú menegaskan bahwa pihaknya menjunjung tinggi hak dan martabat perempuan. Ia juga mengaku marah dengan apa yang dilakukan Nawat Itsaragrisil sebagai tindakan agresi publik. 

Setelah mendapat kecaman dari pihak MUO dan publik, Nawat Itsaragrisil pun meminta maaf dan mengaku menyesal atas tindakannya terhadap Fátima Bosch. Itsaragrisil membuat klarifikasi bahwa ia tidak memiliki maksud untuk menyebut Bosch “dummy”

“Ngomong-ngomong, saya tidak bermaksud menyakiti siapa pun karena saya menghormati kalian semua... Saya harus mengatakan, saya sangat menyesal atas apa yang terjadi,” ujar Itsaragrisil.

Insiden yang terjadi pada diri Fátima Bosch turut menunjukkan jika hingga saat ini, bahkan pada ajang kecantikan pun para perempuan masih mendapatkan pembatasan untuk bersuara atau berpendapat, terutama dari pihak yang memiliki kekuasaan.

Keberanian Bosch telah menjadi contoh dan menginspirasi seluruh perempuan di dunia untuk tidak takut bersuara atau melawan jika merasa dirinya dibatasi, diatur, dan ditindas. 

(Annisa Deli Indriyanti)

BACA SELANJUTNYA

Bukan Privilege, Hak Perempuan Itu Basic Human Right!