Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Dewiku.com - Semua orang berpeluang membuka bisnis skincare di zaman serba digital ini. Pelaku usaha dapat memasarkan produk mereka secara daring.
Pendiri LS Skincare Reborn, Aceng Sunanto, menceritakan pengalamannya jualan online produk skincare. Mengaku tak punya toko fisik untuk menjual produknya, Aceng mengandalkan TikTok Shop sebagai salah satu saluran berdagang. Saat TikTok Shop ditutup, Aceng pun harus berusaha ekstra untuk menyelamatkan brand lokal yang dia buat pada tahun 2020 itu.
"Kayaknya kemaren pas TikTok Shop tutup tetap struggle (berjuang), tapi punya platform dan website sendiri, jadi kita tetap bisa struggle," ungkap Aceng Sunato saat menerima penghargaan Top Brand Skincare 2024 dalam ajang 3.0 Award Trends 2024, melansir Suara.com.
Berhasil melewati masa kritis, Aceng dan istrinya tidak berpuas diri. Dalam waktu dekat, brand lokal asal Majalengka Jawa Barat ini bakal memiliki pabrik sendiri dan terus melakukan inovasi produk.
Baca Juga
Aceng pun berbagi tips dan trik berjualan skincare secara online berdasarkan pengalamannya. Berikut beberapa di antaranya.
1. Andalkan distributor dan agen
Menurut Aceng, penjualan produk terbaik adalah selalu berusaha mendekati konsumen. Kalau tak punya toko offline, sistem berjualan distributor dan agen bisa jadi pilihan.
Distributor adalah pihak perantara yang menyalurkan produk dari produsen ke retailer maupun konsumen, sedangkan agen merupakan orang atau perusahaan perantara yang mengusahakan penjualan bagi perusahaan lain atas nama pengusaha perwakilan. Jadi, meski tak mempunyai toko offline, pelanggan bisa mendatangi agen terdekat untuk menanyakan dan mencari informasi lebih dalam terkait produk.
2. Produk terdaftar di BPOM
Kualitas produk harus bisa dipercaya konsumen dengan jaminan sudah terdaftar di Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
3. Investasi dari leher ke atas
Meski ungkapan ini terdengar klasik, Aceng mengungkapkan bahwa dirinya selalu berusaha semaksimal mungkin menambah ilmu pengetahuan. Ini supaya pola pikirnya terus terasah untuk membuat produk dengan inovasi yang bisa menjawab kebutuhan para beauty enthusiat.
"Kita mencari ilmu strategi berjualan secara online maupun offline itu yang terbarukan, karena saya rutin setiap bulan atau per triwulan, saya melakukan workshop berbayar," ujar dia.
"Ini karena saya yakin walaupun mahal, investasi leher ke atas itu berguna dan sampai kapan pun nilainya sangat besar. Itu yang dipegang sampai sekarang," imbuhnya.
Terkini
- Fenomana Glass Ceiling: Mengapa Perempuan Sulit Jadi Pemimpin di Dunia Kerja?
- Takut Ketinggalan Momen? Begini Cara Mengelola FOMO dengan Sehat!
- Ladang Mimpi yang Berubah Jadi Neraka: Tragedi 100 Wanita Thailand di ' Peternakan Telur Manusia' Georgia
- Mengenal Roehana Koeddoes: Jurnalis Perempuan Pertama di Indonesia
- Stigma atau Realita: Perempuan Enggan Bersama Laki-laki yang Tengah Berproses?
- Komunitas Rumah Langit: Membuka Ruang Belajar dan Harapan bagi Anak-anak Marginal
- Subsidi BPJS Kesehatan Terancam, Siapa yang Paling Terdampak?
- Komnas Perempuan Soroti Perlindungan Jurnalis Perempuan dari Kekerasan Berbasis Gender
- Damkar Dipanggil, Polisi Ditinggal: Mengapa Publik Lebih Percaya Damkar?
- Tantangan dan Realitas Jurnalis Perempuan di Indonesia: Menyingkap Kesenjangan di Ruang Redaksi