Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Dewiku.com - Tidak mudah menyerah dan selalu mau mencoba menjadi bekal dasar bagi Muhammad Abdul Hadi, penerima beasiswa (awardee) program Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA) jalur co-funding 2023.
Saat menjalani program IISMA di National Formosa University, Taiwan, Hadi mengikuti kompetisi "Ideathon 2023" yang diinisiasi oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi bersama dengan USAID ERAT.
Hasilnya pun tidak mengecewakan, Hadi terpilih menjadi salah satu dari enam pemenang Ideathon 2023 untuk kategori mahasiswa. ASINAN BANG TOGI yang merupakan akronim dari Pemanfaatan Alokasi Bahan Makanan di Supermarket dengan Pengembangan Teknologi adalah ide inovatif Hadi.
"Merancang program yang berkaitan dengan menjawab kemiskinan yang ada di Indonesia dan berupaya menekan angka stunting adalah ide yang diusulkan saat lomba," jelas Hadi, dikutip dari siaran pers yang diterima Dewiku.com.
Baca Juga
Setelahnya, ternyata Hadi kembali mengikuti kompetisi lain, yakni Innovillage 2023. Ini adalah kompetisi pendanaan proyek sosial hasil kolaborasi PT Telkom Indonesia dengan komunitas perguruan tinggi yang terdiri dari Forum Rektor Indonesia, Aliansi Perguruan Tinggi BUMN, Indonesia Career Center Network dan Asosiasi Perguruan Tinggi Informatika dan Komputer. Tidak tanggung-tanggung, total pendanaan untuk proyek sosial yang terpilih mencapai lebih dari Rp5,5 miliar.
Dari 2.783 pendaftar Innovillage 2023, hanya 163 pendaftar yang proposalnya terpilih menerima pendanaan proyek sosial. Salah satunya adalah proposal Hadi yang berjudul "Hydroponic Strawberry Cultivation in Controlled Environments: Maximizing Resource Efficiency in Greenhouses with IoT System".
"Saya yang mempunyai tanggung jawab penuh atas ide dan penulisan proposal karena posisi saya dalam tim adalah ketua tim," papar Hadi.
Bercerita tentang pengalamannya menjadi awardee IISMA Co-funding 2023, Hadi dengan jujur mengatakan bahwa itu bukanlah keputusan yang mudah karena pada saat yang sama ia diterima di program studi Sastra Cina, Universitas Indonesia. Setelah berdiskusi dengan orang tua, akhirnya Hadi mantap memilih IISMA. Belajar di negara yang menggunakan bahasa berbeda tentu memberikan tantangan. Terlebih, National Formosa University tidak menggunakan Bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar utama.
"Saat pembelajaran berlangsung, untuk berkomunikasi dengan mahasiswa Taiwan, saya harus menggunakan Google Translate," kenang Hadi.
Menurut Hadi, banyak hal yang dapat dipetik dari program IISMA. Ia mengaku mendapat wawasan yang luar biasa dan belajar banyak mengenai teknologi serta pengembangan dunia riset dari profesor dan mahasiswa Indonesia lainnya. Ilmu dan metode yang Hadi pelajari selama menjalani program IISMA dapat diterapkan di Indonesia. Salah satunya mimpi Hadi untuk mendirikan komunitas internasional dalam bentuk society of renewable energy di kampusnya. yakni Politeknik Negeri Medan.
"Saya ingin mengajak mahasiswa lain yang ada di kampus saya untuk mengenal lebih jauh mengenai penelitian, kompetisi, dan jurnal hingga membangun organisasi dengan menggunakan Bahasa Inggris sebagai bahasa pengantarnya," terang Hadi.
Terkini
- Ladang Mimpi yang Berubah Jadi Neraka: Tragedi 100 Wanita Thailand di ' Peternakan Telur Manusia' Georgia
- Mengenal Roehana Koeddoes: Jurnalis Perempuan Pertama di Indonesia
- Stigma atau Realita: Perempuan Enggan Bersama Laki-laki yang Tengah Berproses?
- Komunitas Rumah Langit: Membuka Ruang Belajar dan Harapan bagi Anak-anak Marginal
- Subsidi BPJS Kesehatan Terancam, Siapa yang Paling Terdampak?
- Komnas Perempuan Soroti Perlindungan Jurnalis Perempuan dari Kekerasan Berbasis Gender
- Damkar Dipanggil, Polisi Ditinggal: Mengapa Publik Lebih Percaya Damkar?
- Tantangan dan Realitas Jurnalis Perempuan di Indonesia: Menyingkap Kesenjangan di Ruang Redaksi
- Memahami dan Merawat Inner Child: Kunci untuk Menyembuhkan Luka yang Tak Terlihat
- Working Holiday Visa Australia: Tiket Emas untuk Kerja dan Hidup di Luar Negeri