Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Dewiku.com - Olahraga tak melulu soal aktivitas fisik. Hal-hal seperti pakaian yang dikenakan, aplikasi penunjang yang digunakan, hingga komunitas yang diikuti, kini menjadi bahasan menarik ketika berbicara soal berolahraga.
Jakpat mengadakan survei untuk mengetahui preferensi pakaian olahraga dan kebiasaan pasca-olahraga. Laporan yang melibatkan 3934 responden Gen Z dan Milenial ini juga membahas tentang penggunaan aplikasi olahraga dan partisipasi dalam komunitas olahraga.
Survei Jakpat menemukan bahwa 6 dari 10 orang menganggap pakaian olahraga penting. Beberapa apparel olahraga yang dianggap penting untuk digunakan adalah sepatu (86%), kaos kaki (48%), celana pendek (38%), jersey (34%), dan legging (33%). Lima barang ini juga cenderung dimiliki oleh sebagian besar responden.
Ada sejumlah pertimbangan dalam membeli pakaian olahraga. Harga terjangkau adalah alasan utama para responden dalam memilih pakaian olahraga yang ingin dibeli (67%). Pertimbangan lain adalah kualitas (60%) dan ketersediaan pakaian olahraga (34%), baik secara online maupun di toko.
Baca Juga
Menariknya, produk lokal ternyata makin diminati. Tiga dari empat responden mengaku menggunakan pakaian olahraga lokal. Sejumlah jenama domestik yang disukai adalah Specs (15%), Mills (7%), dan Eiger (5%).
"Dengan apresiasi terhadap produk dalam negeri, konsumen saat ini lebih menyukai brand sports apparel lokal seperti Specs, Eiger, dan Mills. Hal ini mengindikasikan bahwa merek lokal mampu memenuhi kebutuhan dengan harga yang terjangkau, namun tetap mempertahankan kualitas yang bersaing," ujar Lead Researcher Jakpat, Farida Hasna, dikutip dari siaran pers yang diterima Dewiku.com pada Senin (8/7/2024).
Meski demikian, 46% responden juga senang dengan produk olahraga internasional. Beberapa merek yang disenangi adalah Nike (47%), Adidas (34%), dan Puma (6%).
Lebih lanjut, sebanyak 18% responden mengaku bergabung dengan komunitas olahraga. Ada berbagai alasan mereka mengikuti komunitas olahraga, seperti menambah jaringan (48%), bertukar informasi seputar olahraga (48%), hingga sebagai motivasi untuk berolahraga (47%).
Perkumpulan yang diikuti di antaranya komunitas sepak bola (18%), komunitas bulu tangkis (16%), dan dan komunitas lari (14%). Sebanyak 5% responden mengaku bergabung dalam komunitas Indorunners.
Mengikuti influencer di media sosial juga menjadi salah satu cara konsisten olahraga. Survei Jakpat menemukan bahwa empat dari 10 orang mencari inspirasi untuk lebih rajin berolahraga melalui influencer lokal. Alasan lain mengikuti influencer adalah untuk mendapatkan tips hidup sehat (46%) dan merasa idola mereka keren (36%).
Menanggapi hal ini, Hasna menilai bahwa selain dari komunitas, influencer memang memainkan peran penting dalam memotivasi masyarakat untuk berolahraga.
"Di era digital ini, masyarakat menganggap influencer olahraga sebagai sumber inspirasi, edukasi, dan motivasi untuk menjalani gaya hidup aktif dan sehat. Bahkan, influencer dapat mempengaruhi keputusan konsumen dalam membeli apparel olahraga, alat olahraga, dan produk terkait lainnya," terang dia.
Terkini
- Takut Ketinggalan Momen? Begini Cara Mengelola FOMO dengan Sehat!
- Ladang Mimpi yang Berubah Jadi Neraka: Tragedi 100 Wanita Thailand di ' Peternakan Telur Manusia' Georgia
- Mengenal Roehana Koeddoes: Jurnalis Perempuan Pertama di Indonesia
- Stigma atau Realita: Perempuan Enggan Bersama Laki-laki yang Tengah Berproses?
- Komunitas Rumah Langit: Membuka Ruang Belajar dan Harapan bagi Anak-anak Marginal
- Subsidi BPJS Kesehatan Terancam, Siapa yang Paling Terdampak?
- Komnas Perempuan Soroti Perlindungan Jurnalis Perempuan dari Kekerasan Berbasis Gender
- Damkar Dipanggil, Polisi Ditinggal: Mengapa Publik Lebih Percaya Damkar?
- Tantangan dan Realitas Jurnalis Perempuan di Indonesia: Menyingkap Kesenjangan di Ruang Redaksi
- Memahami dan Merawat Inner Child: Kunci untuk Menyembuhkan Luka yang Tak Terlihat