
Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Dewiku.com - Bagi para pecinta buku di Jakarta yang mendambakan waktu membaca dalam suasana santai dan bebas tekanan, Baca Bareng atau Silent Book Club adalah tempat yang sempurna. Mengusung konsep "membaca bersama dalam keheningan," komunitas ini menawarkan ruang untuk menikmati buku favorit sambil tetap terhubung dengan sesama pencinta literasi.
Konsep ini awalnya dikenal melalui sebuah artikel di The New York Times yang mengulas soal Silent Book Club, dan Hestia Istiviani, sang penggagas, terinspirasi untuk membawa ide tersebut ke Jakarta.
"Awalnya aku tahu dari berita, dan langsung mikir, 'Wah, seru banget, agendanya cuma baca bareng tanpa diskusi.' Terus aku coba hubungi mereka lewat email, dan ternyata mereka terbuka banget kalau ada yang mau buka chapter di negara atau tempat lain." ujarnya saat ditemui oleh tim Dewiku, Minggu (15/12).
Pada tahun 2019, kegiatan ini dimulai di berbagai kafe di Jakarta, namun sejak 2022, klub ini telah rutin digelar di Taman Literasi Blok M setiap bulannya. Kegiatan ini tidak hanya memberikan manfaat sosial, tetapi juga menciptakan kesempatan bagi para peserta untuk menyelesaikan lebih banyak bab buku yang mungkin sulit mereka baca di rumah.
Baca Juga
-
Liburan Akhir Tahun Makin Ramai, 110 Juta Orang Diprediksi Melakukan Pergerakan
-
Self-Silence, Ketika Diam Membebani Kesehatan Mental
-
Mengenal Siti Fauziah, Perempuan Pertama yang Duduk di Kursi Sekjen MPR RI
-
Philophobia pada Perempuan: Mengapa Takut Jatuh Cinta?
-
Stereotip Perempuan dalam Film Wicked: Cantik Itu Baik, Buruk Rupa Itu Jahat?
-
Pendidikan Kesetaraan Gender Sejak Dini, Psikolog: Anak Laki-Laki Boleh Belajar Memasak
"Mereka bisa menyelesaikan satu bab, yang mungkin di rumah, di kamar kos, atau di kantor hanya bisa satu atau dua halaman saja. Memang butuh usaha lebih untuk baca yang kedua. Sebenarnya, kegiatan ini juga tidak membatasi media apa pun. Kalau misalnya mau pakai media digital, seperti handphone atau iPad, itu boleh banget." ujarnya.
“Ada orang-orang yang bilang, 'Cuman gini doang, apa sih serunya, cuman baca doang?' Justru itu serunya, kita dalam bacaan masing-masing. Sebelahnya bacanya beda dengan kita, tapi kita tahu bahwa sebelah itu juga lagi menikmati bacaan” ungkap Hestia dengan semangat.
Melihat perkembangan ini, Hestia juga mengungkapkan rencana besar untuk tahun 2025 nanti di mana Baca Bareng akan berkolaborasi dengan Perpustakaan Goethe-Institut. Kolaborasi ini dirancang untuk memberi kemudahan bagi mereka yang kesulitan mengikuti acara di Baca Bareng akhir pekan.
"Kegiatan ini kita adakan setiap minggu akhir bulan Namun, untuk tahun 2025, kami akan berkolaborasi dengan perpustakaan Goethe-Institut untuk mengakomodasi teman-teman yang tidak bisa datang di akhir pekan. Jadi, pada Kamis akhir bulan, kami akan mengadakan acara dari pukul 07.00 malam sampai 08.00 malam,” ungkapnya.
(Humaira Ratu Nugraha)
Terkini
- Saatnya Berbagi Tugas di Dapur, Karena Memasak Bukan Hanya Tanggung Jawab Perempuan
- Lajang dan Bahagia: Cara Perempuan Menikmati Hidup Tanpa Tekanan Sosial
- Plan Indonesia dan SalingJaga Gelar Soccer for Equality, Dukung Kesetaraan Pendidikan Anak Perempuan NTT
- Paternity Leave Bukan Sekadar Cuti, Tapi Wujud Budaya Kerja yang Inklusif
- Koper Ringan, Gaya Baru Menjelajah Dunia Tanpa Beban
- Body Positivity vs Body Neutrality: Mana Jalan Terbaik Menerima Tubuh Apa Adanya?
- Wujud Kesetaraan di Dunia Transportasi, Kartini Masa Kini di Balik Kemudi
- Musikal untuk Perempuan: Merayakan Persahabatan Lewat Lagu Kunto Aji dan Nadin Amizah
- Melangkah Sendiri, Merdeka Sepenuhnya: Kenapa Perempuan Pilih Solo Traveling?
- Koneksi Bukan Kompetisi: The Real Power of Women Supporting Women