Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Dewiku.com - Ribuan massa turun ke jalan dalam aksi #IndonesiaGelap yang berlangsung pada 21 Februari 2025 di Patung Kuda, Jakarta.
Aksi ini digelar sebagai bentuk protes kepada kebijakan pemerintah yang dinilai tidak berpihak kepada masyarakat dan tidak adanya ruang dialog untuk menyampaikan aspirasi.
Dalam aksi yang berlangsung kemarin Jumat (21/2), demonstran membawa poster dan spanduk yang berisikan
Baca Juga
-
Dilema Suami dalam Poligami: Perasaan Bersalah yang Tak Berujung
-
1001 Nights of Ramadan Sedayu, Tawarkan Menu Iftar dari Berbagai Negara
-
13 Tahun Topotels: Menapaki Jejak, Merajut Cerita, dan Menatap Masa Depan
-
Lipstick Effect: Fenomena Aneh yang Bikin Orang Tetap Belanja di Tengah Krisis
-
Mengenal Sosok Sherly Tjoanda: Minta Doa Restu dari Mendiang Suami Sebelum Dilantik Jadi Gubernur Maluku Utara
-
Hidup Penuh Kejutan, Perlindungan Finansial untuk Keluarga Harus Jadi Prioritas
Beberapa diantaranya bertuliskan “Rakyat Sengsara, Pemerintah Berpesta”, “Makan Dijanjikan, Sekolah Dikorbankan, Masa Depan Dihancurkan”, “Mereka Ingin Kita Bodoh dan Tidak Melawan, Maka buktikan!”.
Tuntutan utama yang ingin disampaikan adalah pemerintah bisa lebih transparan dan responsif terhadap suara rakyat.
Salah satu orasi dari mahasiswa Universitas Padjajaran, mereka menuntut pemerintah membuat kebijakan yang bersih dan sadar bahwa membuat kebijakan bukan mainan.
"Kita menuntut pemerintah untuk bersih dan kita menuntut pemerintah agar sadar bahwa kebijakan bukan mainan," ujarnya.
Selain itu, datang dari orator perempuan yang menyatakan untuk bebas bersuara dan tidak dibungkam lagi ketika ingin bersuara.
"Hidup perempuan Indonesia, kita berdiri disini bukan untuk melawan penjajah tetapi melawan bangsa sendiri yang dimana suara kita dibungkam oleh pemerintah," jelasnya.
Dalam wawancara kepada Dewiku, beberapa peserta aksi mengungkapkan mengikuti aksi ini atas dasar untuk memberikan aspirasi mereka kepada kebijakan pemerintah yang mulai berdampak ke mereka.
"Saya datang ke sini ingin memberikan aspirasi saya agar bisa didengar oleh pemerintah, saya baru di PHK karena kena dampak dari efisiensi ini dan adik saya terancam tidak dapat KIP," ungkapnya.
"Saya dan keluarga kena dampak dari kebijakan ini, beberapa anggota keluarga saya terkena PHK karena efisiensi," tambah yang lainnya
"Ingin menunjukkan ke generasi muda bahwa kita generasi atas aja ikut aksi, masa anak muda engga ikut, jadi mau buat anak muda bisa lebih banyak bersuara," ujarnya.
"kita juga kasian sama generasi muda sekarang yang lagi bersuara dibungkam, pengennya kita semua bisa bebas bersuara," tambah yang lainnya.
Di sisi lain, aksi ini juga menyoroti peserta aksi yang ingin mengadili mantan presiden ketujuh, Joko Widodo.
"Ingin mengadili Jokowi dan antek-anteknya," tegasnya.
Penulis: Mauri Pertiwi
Terkini
- Dilema Suami dalam Poligami: Perasaan Bersalah yang Tak Berujung
- 1001 Nights of Ramadan Sedayu, Tawarkan Menu Iftar dari Berbagai Negara
- 13 Tahun Topotels: Menapaki Jejak, Merajut Cerita, dan Menatap Masa Depan
- Lipstick Effect: Fenomena Aneh yang Bikin Orang Tetap Belanja di Tengah Krisis
- Mengenal Sosok Sherly Tjoanda: Minta Doa Restu dari Mendiang Suami Sebelum Dilantik Jadi Gubernur Maluku Utara
- Mengenal Fafo Parenting, Gaya Pengasuhan yang Lagi Viral: Apa Kata Ahli?
- Adakah Dampak Cancel Culture dalam Tragedi Kematian Kim Sae Ron?
- Hati-Hati Humblebragging: Fenomena Pamer Halus di Balik Kedok Rendah Hati
- Fenomena Sadfishing, Tren Pamer Air Mata di Media Sosial
- Mengupas Ketidakadilan Kelas dan Gender dalam Drakor The Tale of Lady Ok