
Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Dewiku.com - Semenjak beberapa tahun lalu dilakukan oleh Kim Kardashian, Vampire facial treatment semakin populer dan mulai meramaikan klinik-klinik kecantikan dunia, termasuk Indonesia.
Perawatan wajah dengan darah ini diklaim dapat mengurangi keriput dan masalah penuaan. Namun sayangnya, baru-baru ini Departemen Kesehatan di Meksiko mengeluarkan pernyataan bahwa perawatan vampire facial treatment atau dalam bahasa medis disebut platelet rich plasma (PRP), bisa memicu munculnya infeksi darah, termasuk HIV dan hepatitis.

Para ahli menduga, HIV atau hepatitis dapat menyebar ke tubuh seseorang karena praktik yang nggak aman, khususnya dalam penggunaan jarum suntik.
Dilansir dari Allure, ada dua kemungkinan mengapa hal ini bisa terjadi.
Baca Juga
''Mereka mungkin mengambil darah dari lebih dari satu orang pada saat yang sama dan melintasi sampel - yang berarti produk darah yang diambil dari satu orang digunakan pada orang lain,'' kata Doris Day, seorang dokter kulit bersertifikat di New York City kepada Allure.
''Kemungkinan lain adalah bahwa perangkat microneedling tidak disterilkan dengan benar setelah digunakan, dan material PRP terkontaminasi perangkat dan dipindahkan ke klien berikutnya,'' lanjutnya.
Sebagai gambaran, prosedur vampire facial sendiri melewati dua tahapan. Pertama-tama, terapis akan mengambil darah di tubuh pasien yang kemudian diproses untuk memisahkan sel darah merah dengan plasma yang kaya trombosit dan faktor pertumbuhan untuk merangsang kolagen. Kemudian, plasma tersebut disuntikkan kembali ke wajah.
Menurut Doris Day, sebenarnya vampire facial merupakan metode perawatan dengan prosedur yang sangat aman jika dilakukan dengan benar.
Tapi risiko seperti infeksi, jaringan parut, dan kontaminasi tetap bisa terjadi jika perangkat nggak disterilkan dengan benar dsaat digunakan.
Sebab, setiap prosedur microneedling, termasuk PRP facial, dianggap sebagai prosedur medis. Jadi sangat penting untuk mengunjungi dokter kulit bersertifikat atau ahli bedah plastik untuk perawatan ini.
Untuk meneliti lebih jauh hal ini, Departemen Kesehatan New Mexico akhirnya memutuskan menutup gerai kecantikan yang menawarkan prosedur ini dan meminta semua orang yang melakukan prosedur pada bulan Mei dan Juni untuk melakukan tes HIV, Hepatitis B, dan Hepatitis C di Kantor Kesehatan Umum Midtown.
Jadi Girls, ada baiknya sebelum melakukan perawatan kecantikan apapun, selalu periksa kualitas klinik terkait ya.
Terkini
- Plan Indonesia dan SalingJaga Gelar Soccer for Equality, Dukung Kesetaraan Pendidikan Anak Perempuan NTT
- Paternity Leave Bukan Sekadar Cuti, Tapi Wujud Budaya Kerja yang Inklusif
- Koper Ringan, Gaya Baru Menjelajah Dunia Tanpa Beban
- Body Positivity vs Body Neutrality: Mana Jalan Terbaik Menerima Tubuh Apa Adanya?
- Wujud Kesetaraan di Dunia Transportasi, Kartini Masa Kini di Balik Kemudi
- Musikal untuk Perempuan: Merayakan Persahabatan Lewat Lagu Kunto Aji dan Nadin Amizah
- Melangkah Sendiri, Merdeka Sepenuhnya: Kenapa Perempuan Pilih Solo Traveling?
- Koneksi Bukan Kompetisi: The Real Power of Women Supporting Women
- Kapan Nikah? Nggak Perlu Baper, Ini Cara Elegan Hadapi Pertanyaan Sensitif
- Tips Psikologis Jalani Idulfitri Lebih Tenang dan Bermakna