Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Dewiku.com - Bentuk pakaian dalam anti mainstream ini memang sama saja seperti bentuk celana dalam lainnya. Keunikannya, celana dalam ini bisa menyaring bau kentut.
Kita tidak bisa menentukan kapan kita merasa akan membuang gas. Masalahnya, hal itu sering terjadi saat kita berada di tempat umum. Kentut di tempat umum akan membuat kita merasa malu dan canggung.
Mengeluarkan gas dari dalam tubuh lewat kentut memang proses yang alamiah. Namun, baunya lah yang sangat menganggu jika sampai tercium orang lain.
Dilansir dari Metro, sebuah perusahaan pakaian dalam di Inggris mencoba memberi solusi dengan merilis celana dalam yang bisa memfilter bau kentut. Paul O'Leary adalah pendiri perusahaan bernama Shreddies sekaligus sosok di balik inovasi anti mainstream ini.
Baca Juga
Ide ini muncul dari pengalaman Paul sendiri yang bermasalah dengan pencernaan sehingga memaksanya kentut di mana saja. Sekitar 10 tahun yang lalu, Inggris melarang merokok di tempat umum.
Meskipun bukan soal larangan kentut, aturan itu membuat Paul tak mau mengeluarkan gas tubuh di sembarang tempat. Sayangnya, menahan kentut ternyata bisa menimbulkan rasa sakit yang luar biasa bagi Paul.
Dari pengalaman itulah, ia mengajak temannya, seorang desainer, untuk menciptakan solusi masalah tersebut. Selama 18 bulan, mereka mengembangkan perpaduan kain dan panel karbon yang bisa menyaring bau dari gas alami manusia. Akhirnya, produk celana dalam tersebut rilis pada tahun 2015 dan diluncurkan untuk pria maupun wanita.
Setelah peluncurannya, Paul mendapat respon positif dari masyarakat. Setelah itu, Shreddies melebarkan sayap melalui varian lain dari produk ini.
Tak hanya celana dalam saja, inovasi tersebut juga diwujudkan dalam lini jeans dan piyama. Bahkan, sekarang perusahaan ini tengah mengembangkan pakaian dalam untuk hewan peliharaan.
Kamu tertarik membeli celana dalam yang bisa menyaring bau kentut ini?
Terkini
- Ladang Mimpi yang Berubah Jadi Neraka: Tragedi 100 Wanita Thailand di ' Peternakan Telur Manusia' Georgia
- Mengenal Roehana Koeddoes: Jurnalis Perempuan Pertama di Indonesia
- Stigma atau Realita: Perempuan Enggan Bersama Laki-laki yang Tengah Berproses?
- Komunitas Rumah Langit: Membuka Ruang Belajar dan Harapan bagi Anak-anak Marginal
- Subsidi BPJS Kesehatan Terancam, Siapa yang Paling Terdampak?
- Komnas Perempuan Soroti Perlindungan Jurnalis Perempuan dari Kekerasan Berbasis Gender
- Damkar Dipanggil, Polisi Ditinggal: Mengapa Publik Lebih Percaya Damkar?
- Tantangan dan Realitas Jurnalis Perempuan di Indonesia: Menyingkap Kesenjangan di Ruang Redaksi
- Memahami dan Merawat Inner Child: Kunci untuk Menyembuhkan Luka yang Tak Terlihat
- Working Holiday Visa Australia: Tiket Emas untuk Kerja dan Hidup di Luar Negeri