Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Dewiku.com - Inspirasi bisa datang dari mana saja, termasuk dari olahraga yang ditekuni sejak lama. Andrea Bergart, seorang seniman dari New York tercetus membuat sebuah tas berbentuk bola basket.
Tak hanya bentuknya yang mirip, namun materialnya juga terbuat dari material kulit bola basket sungguhan.
Andrea Bergart terinspirasi membuat tas itu karena kegemarannya bermain bola basket. Ia sendiri adalah member Downtown Girls Basketball, yang bermarkas di Chinatown, Manhattan.
Melalui tim inilah Bergart punya koneksi dengan pabrik untuk memproduksi tasnya. Selain itu, sesama anggotanya adalah perancang aksesori utama untuk Rachel Comey, desainer indie di Amerika Serikat.
Baca Juga
''Saya membuat seni berdasarkan banyak pola street fashion dan pengalaman saya bermain olahraga tumbuh menjadi seorang atlet,'' ungkapnya seperti dikutip dari WWD.
Pengenalannya pada desain hand bag berasal dari pengalamannya membantu pelukis Chris Martin, yang pada bulan November 2016 berkolaborasi dengan Christian Dior dalam rangkaian tas Lady Dior edisi terbatas.
''Saya bekerja di poyek itu dengannya untuk Dior yang membuat saya bersemangat tentang potensi pembuatan tas tangan. Kalau tidak, saya tidak akan pernah memasuki dunia itu,'' lanjutnya.
Saat pertama kali memakai tas tersebut, ia mendapat antusias luar biasa. Banyak orang yang mendekatinya dan menanyakan tentang tasnya.
Andrea Bergart sudah merilis lini tas basketnya sejak Mei 2017 kemarin. Setiap tas pun diproduksi di New York.
Untuk ukurannya sendiri sedikit lebih kecil dari ukuran aslinya agar nyaman di pinggul. Desainnya pun tak hanya bola basket, tapi juga bola voli dan sepakbola. Setiap picisnya dihargai USD 960 atau Rp 14 jutaan dan dijual di situs Andreabergartshop.bigcartel.com
Tertarik memilikinya?
Terkini
- Ladang Mimpi yang Berubah Jadi Neraka: Tragedi 100 Wanita Thailand di ' Peternakan Telur Manusia' Georgia
- Mengenal Roehana Koeddoes: Jurnalis Perempuan Pertama di Indonesia
- Stigma atau Realita: Perempuan Enggan Bersama Laki-laki yang Tengah Berproses?
- Komunitas Rumah Langit: Membuka Ruang Belajar dan Harapan bagi Anak-anak Marginal
- Subsidi BPJS Kesehatan Terancam, Siapa yang Paling Terdampak?
- Komnas Perempuan Soroti Perlindungan Jurnalis Perempuan dari Kekerasan Berbasis Gender
- Damkar Dipanggil, Polisi Ditinggal: Mengapa Publik Lebih Percaya Damkar?
- Tantangan dan Realitas Jurnalis Perempuan di Indonesia: Menyingkap Kesenjangan di Ruang Redaksi
- Memahami dan Merawat Inner Child: Kunci untuk Menyembuhkan Luka yang Tak Terlihat
- Working Holiday Visa Australia: Tiket Emas untuk Kerja dan Hidup di Luar Negeri