Dewiku.com - Pagelaran fesyen terbesar di Yogyakarta, Jogja Fashion Week (JFW) 2018 segera dimulai Selasa (20/11/2018) besok. Acara tersebut bakal berlangsung selama enam hari hingga Minggu (25/11/2018) di Hartono Mall, Yogyakarta.
Memasuki tahun ke-13 sejak pertama kali diadakan, JFW 2018 memilih tema Perspectrum. Perspectum sendiri merupakan gabungan dari tiga hal, yakni perspective, spectaculer dan spectrum.
''Kami ingin mengubah paradigma bahwa kedaerahan dianggap sesuatu yang kolot dan tradisional, tapi dengan gubahan atau ekspresi kita nantinya mampu go nasional atau international,'' ujar Afif Syakur selaku Project Director JFW 2018 saat launching dan press conference di Hartono Mall, pertengahan Agustus lalu.
Bagi yang belum tahu, JFW telah rutin diselenggarakan secara berkala di Yogyakarta. Sesuai namanya, acara ini menampilkan berbagai kegiatan terkait industri fesyen, seperti peragaan busana, pameran, dan seminar/workshop.
Awal Mula Jogja Fashion Week
JFW pertama kali diselenggarakan tahun 2006 di Atrium Plaza Ambarukmo, Yogyakarta. Punya visi menjadi pintu gerbang fesyen etnik Indonesia, acara ini berusaha menampilkan desain-desain yang segar di bidang fesyen.
Tim DewiKu berkesempatan mendengar langsung awal mula terbentuknya JFW ini dari salah satu pencetusnya, Phillip Iswardono.
Akhir Oktober kemarin, Phillip berbagi cerita. Sebelum 2006, ia dan kawan-kawan Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia (APPMI) mengikuti ajang Bali Fashion Week. Sepulang dari sana, mereka punya inisiatif dan termotivasi untuk membuat event serupa. Hal itu juga tidak lepas dari banyaknya potensi yang bisa diangkat di Jogja.
''Industri ini sangat berkembang. Setiap tahun itu muncul pelaku industri fesyen baru. Makanya kita punya gagasan merangkul mereka dan minta support Disperindag DIY untuk mengadakan event ini,'' ungkap Phillip.
JFW tidak semata ingin memajukan gelaran fesyen saja. Garis besar misi utamanya adalah memperlihatkan kepada khalayak bahwa Yogyakarta adalah milik Indonesia dan menjadi sumber insiprasi untuk fesyen etnik.
Baca Juga
''Etnik yang seperti apa, tentunya etnik yang lebih urban, tidak kuno, dan out of date. Etnik yang pasti kemasannya edgy, keren, dan berselera tinggi,'' ujar pria yang juga seorang desainer busana ini.
Melengkapi, Bukan Menyaingi
Jogja Fashion Week bukan pekan fesyen pertama yang digelar di Indonesia. Oktober lalu, ajang Jakarta Fashion Week juga baru saja kembali sukses digelar.
Phillip mengungkapkan, ajang serupa kini banyak bermunculan di daerah lain dengan membawa ciri khas masing-masing.
Menurut Phillip, tidak ada keinginan untuk saling mengungguli. Setiap daerah justru berharap bisa saling melengkapi, bukan menyaingi. Itulah mengapa pihak asosisasi, yakni Indonesia Fashion Chamber (IFC), berupaya memetakan keunggulan masing-masing daerah.
Ia lalu menyontohkan Bandung, yakni di mana industri busana muslimnya berkembang sangat pesat. Itulah kenapa Bandung dijadikan pusat busana muslim di Indonesia. Beragam event busana muslim pun sengaja dipusatkan di Bandung, baik pameran, fashion show, maupun bazar.
Yogyakarta sendiri disiapkan untuk menjadi gerbang pintu fesyen etnik Indonesia. ''Maksudnya kalau cari batik, ya di Jogja aja. Bahwa, batik itu berakar dari Jogja,'' tutur dia.
Phillip tentu tidak mempermasalahkan perkembangan fesyen etnik di daerah lain, termasuk banyaknya pembatik yang bermunculan di luar Yogyakarta. Namun, ini semua kembali pada pemetaan potensi daerah yang telah dilakukan IFC.
''Spesialisasi khusus untuk jogja fashion etnik itu di Jogja,'' ujar dia menegaskan.
JFW kemudian diharapkan memberi efek domino untuk memajukan bisnis fesyen di Yogyakarta. Potensi tenun lurik, misalnya. Salah satu kain khas Jogja itu kini sudah sedemikian berkembang.
Motif garis-garis yang jadi ciri khas tenun lurik rupanya bisa menghasilkan banyak desain busana yang keren dan unik. ‘’Itu bisa dieksplor sebanyak-banyaknya. Itu yang bisa diulik dari sisi desain,’’ kata Phillip.
Terkini
- Memilih Susu Pertumbuhan Anak: Tips untuk Orang Tua Masa Kini
- Kenapa Cewek Suka Mengingat-Ingat Kesalahan Pasangan? Ini Penjelasannya
- The Club Series: Kuas MUA Sporty-Luxury yang Bikin Makeup Auto Flawless
- Quality Time Ala Keluarga Modern: Nggak Perlu Jauh, yang Penting Bermakna
- Olahraga Makin Hits, Outfit Tetap Santun: Tren Sportwear Modest yang Lagi Naik Daun
- Ketika Kehamilan Datang Tanpa Diminta: Sunyi, Stigma, dan Ruang #SamaSamaAman yang Mesti Kita Ciptakan
- Semakin Dewasa, Circle Makin Kecil: Ternyata Ini Bukan Salah Siapa-Siapa
- Akses Layanan Kesehatan Kelas Dunia, Kini Lebih Dekat untuk Keluarga Indonesia
- Seventh Anniversary, Noera Beauty Rilis Sunscreen Physical dengan Formula Baru yang Inovatif
- Regenerative Beauty: Tren Baru yang Bikin Kulit Glowing Alami Tanpa Kesan 'Diisi'