Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Dewiku.com - Budaya menggunakan pewarna alami alias henna pada tangan, kuku, dan rambut selama ini seakan identik dengan tradisi Arab dan India. Ternyata, pewarna alami ini juga ditemui di Korea, lho. Meskipun sama-sama menghasilkan warna alami, tapi keduanya terbuat dari jenis tanaman berbeda.
Jin Hyun, seorang gadis Korea yang kini tinggal di Amerika berbagi cerita tentang masa kecilnya yang menyenangkan di Korea dan budaya mewarnai kuku dengan henna ala Korea ini.
Menurutnya, budaya ini dimulai karena adanya larangan menggunakan cat kuku bagi anak sekolah, paling nggak sampai mereka SMA. Nah, pada musim semi, tanaman garden balsam akan dimanfaatkan sebagai alternatif kuteks karena mampu memberikan warna cerah pada kuku.
''Sepulang sekolah, kami semua bergegas keluar untuk mengambil segenggam penuh bunga dan daun ini untuk dibawa pulang kepada ibu kami yang kemudian akan menghancurkannya menjadi pewarna pasta,'' tulisnya seperti yang dilansir dari Next Shark.
Baca Juga
-
Pernah Jadi Korban Bullying, Isi Surat Gadis Asia Ini Menyentuh Banget
-
Kamu Perlu Tahu, Ini 3 Panduan Waktu yang Tepat untuk Mencuci Busana
-
Kaget dan Marah, Wanita Ini Dapat Tagihan Makan Malam Natal dari Kakak Ipar
-
Pria yang Telah Berselingkuh Ini Melamar Pacarnya di Malam Tahun Baru
-
Desainer Ini Bikin Busana Unik dari Kantong Kresek, Begini Penampakannya
Uniknya, pasta tanaman garden balsam alias henna Korea ini memiliki molekul (lawone) yang identik dengan struktur kimia pada henna yang sering digunakan di India.
Ada cerita menarik di balik budaya pakai henna seperti ini di Korea. Menurut Jin Hyun, orang Korea percaya jika gadis pakai henna pada musim semi dan warnanya bertahan hingga salju pertama, dia akan menikahi cinta sejatinya.
Dalam sudut pandang yang lebih berbeda, nenek moyang orang Korea berkata jika henna bisa mengusir roh jahat. Namun kenyataannya, kini pewarna alami ini malah sering digunakan untuk keperluan kosmetik.
Meskipun banyak orang masih suka membuat pasta pewarnanya sendiri, tapi beberapa toko di Korea sudah mulai menjual pewarna alami ini versi bubuk. Cukup dengan USD 1 saja, kamu bisa menggunakannya sepanjang tahun, tidak lagi terbatas pada bulan-bulan yang lebih hangat. Menarik, ya?
Terkini
- Ladang Mimpi yang Berubah Jadi Neraka: Tragedi 100 Wanita Thailand di ' Peternakan Telur Manusia' Georgia
- Mengenal Roehana Koeddoes: Jurnalis Perempuan Pertama di Indonesia
- Stigma atau Realita: Perempuan Enggan Bersama Laki-laki yang Tengah Berproses?
- Komunitas Rumah Langit: Membuka Ruang Belajar dan Harapan bagi Anak-anak Marginal
- Subsidi BPJS Kesehatan Terancam, Siapa yang Paling Terdampak?
- Komnas Perempuan Soroti Perlindungan Jurnalis Perempuan dari Kekerasan Berbasis Gender
- Damkar Dipanggil, Polisi Ditinggal: Mengapa Publik Lebih Percaya Damkar?
- Tantangan dan Realitas Jurnalis Perempuan di Indonesia: Menyingkap Kesenjangan di Ruang Redaksi
- Memahami dan Merawat Inner Child: Kunci untuk Menyembuhkan Luka yang Tak Terlihat
- Working Holiday Visa Australia: Tiket Emas untuk Kerja dan Hidup di Luar Negeri