Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Dewiku.com - Pada bulan Januari lalu, merek sepatu Nike sempat mendapat kecaman dari umat muslim di berbagai negara karena tuduhan adanya lafadz Allah di sol Air Max 270.
Nike Air Max 270 mulai dipasarkan sejak tahun lalu dan menggunakan teks serta font berbentuk khusus untuk ditempatkan pada solnya.
Tulisan yang dimaksud sebenarnya dibaca "Air Max" dengan font tegak sambung. Tapi jika dibalik, tulisan tersebut menurut netizen seperti lafadz Allah dalam bahasa Arab.
Karena itu, banyak umat muslim yang marah karena lafadz Allah tidak sepatutnya diletakkan pada sepatu yang dipakai di kaki.
Baca Juga
Bahkan seorang muslim bernama Saiqa Nooren mengajukan petisi agar Nike menarik penjualan sepatu Nike Air Max 270 dari seluruh gerainya. Hingga kini, petisi itu sudah ditandatangani oleh puluhan ribu orang.
Merespons keributan yang terjadi, Nike membuka suara melalui website berita asal Amerika Serikat, Today.
"Nike menghormati semua agama, dan kami sangat menyeriusi hal ini. Logo Air Max didesain untuk menjadi representasi brand Nike Air Max," ungkap perwakilan Nike dikutip dari Today Style.
"Tujuannya hanyalah untuk mempresentasikan brand Air Max saja. Adapun arti atau representasi lain hanyalah ketidaksengajaan," tambahnya.
Meski sudah buka suara, belum ada kabar pihak Nike akan menarik Nike Air Max 270 dari penjualan.
Ini bukan kali pertama Nike dikecam. Pada dua dekade lalu, persisnya tahun 1997, Nike pernah terjerat kontroversi serupa pada seri Nike Air Bakin GS. Bedanya, kala itu tak hanya meminta maaf dan meluruskan kesalahpahaman, pihak Nike pun menarik penjualannya.
Netizen pun berharap Nike melakukan hal yang sama.
Terkini
- Ladang Mimpi yang Berubah Jadi Neraka: Tragedi 100 Wanita Thailand di ' Peternakan Telur Manusia' Georgia
- Mengenal Roehana Koeddoes: Jurnalis Perempuan Pertama di Indonesia
- Stigma atau Realita: Perempuan Enggan Bersama Laki-laki yang Tengah Berproses?
- Komunitas Rumah Langit: Membuka Ruang Belajar dan Harapan bagi Anak-anak Marginal
- Subsidi BPJS Kesehatan Terancam, Siapa yang Paling Terdampak?
- Komnas Perempuan Soroti Perlindungan Jurnalis Perempuan dari Kekerasan Berbasis Gender
- Damkar Dipanggil, Polisi Ditinggal: Mengapa Publik Lebih Percaya Damkar?
- Tantangan dan Realitas Jurnalis Perempuan di Indonesia: Menyingkap Kesenjangan di Ruang Redaksi
- Memahami dan Merawat Inner Child: Kunci untuk Menyembuhkan Luka yang Tak Terlihat
- Working Holiday Visa Australia: Tiket Emas untuk Kerja dan Hidup di Luar Negeri