
Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Dewiku.com - Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta (PBTY) XIV 2019 tidak hanya diramaikan dengan kuliner yang menggugah selera, tapi kita juga bisa menyaksikan wujud akulturasi budaya Jawa dan China dalam bentuk fesyen.
Bertempat di Dreamlight Studio Kampung Ketandan, pada 13 - 19 Februari 2019 diadakan Pameran Batik Peranakan & Wayang Kulit Cina Jawa (Wacinwa).
Memasuki studio, mata pengunjung akan dimanjakan berbagai corak batik peranakan dan kebaya nyonya (encim) yang cantik.

Jika diamati, batik peranakan Tionghoa sarat dengan warna primer seperti merah, biru, hijau, dan sebagainya. Berkebalikan dengan batik Jawa yang cenderung menggunakan warna berat karena berpenggunaan warna alami seperti soga, genes, kayu tiger, kayu tingi dan akar pace.
Baca Juga
Untuk motifnya sendiri, batik peranakan umumnya menggunakan motif berdasarkan mitologi China yang sarat makna.
Salah satunya adalah motif kilin dan burung phoenix (hong). Hewan kilin dalam masyarakat Tionghoa dipercayai sebagai hewan keberuntungan.
Seperti pada kain tokwi yang dipamerkan, hewan kilin berpadu dengan burung hong yang melambangkan keindahan, kecantikan dan kebahagiaan.
Contoh lainnya, ada kain gendongan motif kilin lung teratai yang bermakna bahwa anak yang digendong nantinya bisa tumbuh dewasa dengan sehat, kuat dan bahagia berkat lindungan Tuhan yang Maha Esa.
Sedangkan untuk kebaya encim, total ada 30 item yang dipamerkan. Kesemuanya adalah koleksi dari desainer kondang asal Yogyakarta, Afif Syakur.
Kebaya encim yang dipamerkan mayoritas memiliki warna terang dan motif beragam baik flora maupun fauna. Salah satu yang menjadi ciri khas kebaya ini adalah kerahnya berbentuk V dan berenda.
Sayangnya, kebaya nyonya atau kebaya encim yang dipamerkan tidak untuk dijual. Di sisi lain, disediakan kain batik peranakan tulis yang bisa dibeli pengunjung. Kain-kain itu dibanderol mulai Rp 200 ribu per meter.
Bagaimana? Tertarik untuk menilik lebih jauh batik peranakan?
Tag
Terkini
- Ketika Perempuan Memilih Diam: Strategi Bertahan atau Bentuk Perlawanan?
- Solusi Rambut Sehat dan Berkilau dengan Naturica, Wajib Coba!
- Vulnerable atau Oversharing? Menakar Batas Cerita Perempuan di Dunia Maya
- Merayakan Cinta Lewat Lagu, KOSTCON 2025 Hadirkan Konser OST K-Drama Pertama dan Terbesar
- Kamu Terlalu Mandiri: Ketika Kemandirian Perempuan Masih Dianggap Ancaman
- Support System Seumur Hidup: Bagaimana Kakak Adik Perempuan Saling Menguatkan?
- Women News Network: Menguatkan Suara Perempuan dari Aceh hingga NTT
- Saatnya Berbagi Tugas di Dapur, Karena Memasak Bukan Hanya Tanggung Jawab Perempuan
- Lajang dan Bahagia: Cara Perempuan Menikmati Hidup Tanpa Tekanan Sosial
- Plan Indonesia dan SalingJaga Gelar Soccer for Equality, Dukung Kesetaraan Pendidikan Anak Perempuan NTT