fashion-beauty

Saatnya Masyarakat Pertimbangkan Fesyen Ramah Lingkungan, Ini Kata Desainer

Fesyen ramah lingkungan demi keberlangsungan kehidupan di masa mendatang.

Rima Sekarani Imamun Nissa
Selasa, 23 April 2019 | 17:30 WIB

Gaya hidup ramah lingkungan semakin eksis belakangan ini. Ada banyak kebiasaan baru, mulai dari membawa kantong belanja sendiri, mengganti sedotan plastik dengan sedotan stainless, hingga menggunakan busana berkelanjutan alias sustainable fashion.

Disampaikan desainer sekaligus National Chairman Indonesian Fashion Chamber (IFC), Ali Charisma, konsep sustanaible fashion dianggap ramah lingkungan karena mendorong masyarakat agar tidak asal dalam membeli pakaian.

Dari sisi desainer, konsep ini mendorong mereka untuk membuat pakaian berkualitas dengan bahan yang tak asal pilih sehingga pola potongannya tidak menghasilkan limbah.

Baca Juga: Hidup Minimalis Bersama Komunitas Lyfe with Less: Wujudkan Gaya Hidup Sederhana dan Bijak

''Salah satu konsepnya zero waste pattern. Sudah banyak brand yang beralih ke serat alam. Sedikit mengurangi bahan yang sistentis. Karena serat alam kalau jadi sampah akan cepat terurai, kalau bahan polyester lama terurai. Kalau tidak sustain akan jadi sampah fashion,'' kata Ali di sela-sela temu media di JCC, Senin (22/4/2019) kemarin, seperti dikutip dari Suara.com.

Ali memaparkan, pakaian yang mengusung konsep sustanaible fashion umumnya cenderung tidak murah karena mempertimbangkan bahan-bahan yang digunakannya. 

Baca Juga: Air dengan Kandungan Kalsium Tinggi Bisa Ganggu Kesehatan Rambut, Begini Cara Mengatasinya!

''Mayoritas pengguna fast fashion itu middle class dan low class. Untuk top class, biasanya lebih terdidik sehingga memperhatikan kualitas dan keberlanjutannya,'' imbuhnya.

Ia pun mempunyai beberapa imbauan bagi masyarakat yang mulai mengadopsi gaya hidup ramah lingkungan, khususnya di bidang fesyen. Pertama, pilihlah baju buatan Indonesia. Memang, kata Ali, busana karya desainer Indobesia cenderung lebih mahal dibandingkan merek China. Namun kita tidak tahu dari mana bahan itu berasal sehingga bisa sangat murah.

Ali Charisma, desainer sekaligus National Chairman Indonesian Fashion Chamber (IFC). (Suara.com/Firsta Nodia)

''Sampai sini apakah sisa-sisa? Kalau di Indonesia yang ngerjain kita sendiri. Walau harga sama atau lebih mahal sedikit saya sarankan beli produk Indonesia. Karena biaya produksinya bisa setengahnya. Tim produksi kan banyak banget hampir 50 persen, tapi masuk ke Indonesia lagi,'' ujar dia.

Kedua, pilih pakaian dengan pola sederhana. Alasannya, itu cenderung lebih minim menghasilkan potongan yang akan berakhir sebagai limbah fesyen.

Ilustrasi menjahit baju. (Unsplash/Volha Flaxeco)

''Sekarang yang menerapkan zero waste pattern sudah banyak. Zero waste itu sedikit mengurangi pembuangan bahan. Potongan berliuk-liuk sekarang dibikin sederhana dengan teknik berlipat-lipat atau teknik Jepang sehingga membantu pola-pola yang harusnya dipotong jadi tidak,'' kata dia.

Baca Juga: Ragam Manfaat Susu Kacang Mede untuk Kesehatan, Cocok buat Bumil dan Busui!

Ali berharap tren sustanaible fashion akan diminati oleh generasi milenial. Dengan begitu, gerakan ramah lingkungan di industri mode bisa semakin meluas. (Suara.com/Firsta Nodia)

fashion-beauty

Viral Tren Makeup Syahrini, Ini 3 Kunci Riasan Cetar Membahana

Banyak orang berdandan ala Syahrini yang dianggap punya gaya khas nan ikonik.

fashion-beauty

Cari Tinted Moisturizer? Ini Rekomendasinya

Tinter moisturizer yang praktis semakin disukai beauty enthusiast.

fashion-beauty

Bingung Cari Non-comedogenic Moisturizer? Ini Rekomendasinya

Moisturizer berikut ini diklaim tidak menyumbat pori-pori.

fashion-beauty

Jalan-Jalan ke Korea, Tas Mini Caca Tengker Bikin Penasaran

Tas yang dikenakan Caca Tengker sukses mencuri perhatian.

fashion-beauty

Rekomendasi 4 Lip Oil Harga Terjangkau, Mulai dari Rp15 Ribuan

Biarpun harganya terjangkau, lip oil di bawah ini tetap terbukti berkualitas.