Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Dewiku.com - Zara adalah salah satu retail fashion yang sangat berkembang pesat di dunia. Selalu mengeluarkan koleksi terbaru, merek fashion ini juga dituding penyebab kerusakan lingkungan di bumi.
Mengapa begitu? Ketika Zara mengeluarkan koleksi terbaru hampir tiap bulannya, itu akan mendorong orang-orang untuk selalu membeli baju demi mengikuti tren terkini.
Namun, brand asal Spanyol ini sudah mengungkapkan wacana untuk melakukan terobosan baru di industri fast fashion yang diharapkan bisa berkontribusi dalam melestarikan lingkungan.
Dilansir dari laman The Guardian, Zara mengumumkan bahwa semua koleksinya akan terbuat dari 100 persen material ramah lingkungan. Zara mengharapkan target tersebut bisa tercapai sebelum 2025.
Baca Juga
Selain Zara, sejumlah brand yang bernaung di bawah induk perusahaan Inditex juga nantinya menyusul perilisan produk ramah lingkungan.
Brand-brand tersebut di antaranya Zara Home, Massimo Dutti, dan Pull & Bear. Keputusan tersebut sudah diputuskan dalam rapat pemegang saham pada Selasa (16/07/2019).
Kemudian Zara akan menjadi brand high-street internasional pertama yang berpegang terhadap komitmen tersebut. Lalu, seperti apa produk ramah lingkungan dan berkelanjutan yang akan diterapkan oleh Zara?
Jadi, dalam lima tahun ke depan ditargetkan 80 persen energi yang digunakan di kantor pusat Zara, pabrik, dan toko berasal dari sumber daya terbarukan.
Kemudian pada 2023 diharapkan penggunaan bahan viscose untuk produk-produk Zara akan 100 persen ramah lingkungan. "Kita harus jadi agen perubahan, tidak hanya di dalam perusahaan tapi juga seluruh sektor," ungkap Chief Executive Inditex, Pablo Isla.
Pablo Isla juga menekankan bahwa Zara di bawah Inditex akan menerapkan prinsip ini ke berbagai lini. Mulai dari karyawan, tim marketing, pemasok, hingga orang-orang yang mengerjakan produksi tekstil.
Terkini
- Fenomana Glass Ceiling: Mengapa Perempuan Sulit Jadi Pemimpin di Dunia Kerja?
- Takut Ketinggalan Momen? Begini Cara Mengelola FOMO dengan Sehat!
- Ladang Mimpi yang Berubah Jadi Neraka: Tragedi 100 Wanita Thailand di ' Peternakan Telur Manusia' Georgia
- Mengenal Roehana Koeddoes: Jurnalis Perempuan Pertama di Indonesia
- Stigma atau Realita: Perempuan Enggan Bersama Laki-laki yang Tengah Berproses?
- Komunitas Rumah Langit: Membuka Ruang Belajar dan Harapan bagi Anak-anak Marginal
- Subsidi BPJS Kesehatan Terancam, Siapa yang Paling Terdampak?
- Komnas Perempuan Soroti Perlindungan Jurnalis Perempuan dari Kekerasan Berbasis Gender
- Damkar Dipanggil, Polisi Ditinggal: Mengapa Publik Lebih Percaya Damkar?
- Tantangan dan Realitas Jurnalis Perempuan di Indonesia: Menyingkap Kesenjangan di Ruang Redaksi