Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Dewiku.com - Punya masalah kulit berupa munculnya bintil-bintil kecil dan banyak di permukaan kulit? Kondisi beruntusan umumnya tak menimbulkan gejala nyeri ataupun gatal tapi efeknya sama seperti jerawat yang sering kali bikin kurang percaya diri.
Kulit beruntus ini disebut keratosis pilaris atau penyakit kulit ayam karena tekstur kulitnya mengingatkan kita pada kulit ayam yang kasar. Walau tidak berbahaya dan tidak menular, kondisi ini bisa sangat mengganggu. Kika tidak diobati, beruntusan juga bisa menjadi lebih buruk dari waktu ke waktu.
Lalu, apa penyebab kulit beruntus tersebut? Dilansir dari Bright Side, berikut beberapa penyebab beruntusan yang paling umum dan cara mengatasinya.
Kamu tidak mengonsumsi cukup lemak
Baca Juga
-
1 dari 2 Orang Asia Utamakan Vaksin Covid-19 saat Memilih Pasangan Kencan
-
Kenapa Orang Pintar Susah Dapat Pasangan, Inilah Beberapa Alasannya
-
Membaca Kepribadian melalui Warna Favorit, yuk! Kamu yang Mana?
-
Hindari Warna Biru dan Hijau untuk Baju Renang Anak, Ini yang Dikhawatirkan
-
Viral Wanita Dandan Pakai Makeup Murah Meriah, Harga Bedaknya Rp2 Ribuan
-
Pernah Bangkrut, Penyanyi Ini Raup Rp19 Miliar Cuma dengan Jual Foto Kaki
Saat mencoba menurunkan berat badan, hal pertama yang akan kamu pangkas dari makanan sehari-hari adalah lemak. Namun kenyataannya, menghilangkan lemak sehat dapat menyebabkan tubuh bertambah gemuk dan dapat memperburuk kondisi kulit tertentu.
Ketika tubuh tidak mendapatkan cukup asam lemak omega 3 dan omega 6 esensial, itu bisa menyebabkan peradangan kulit dan membuat kulit jadi beruntusan.
Guna mengatasinya, cobalah konsumsi lebih banyak makanan yang kaya akan asam lemak. Ahli gizi merekomendasikan untuk memasukkan ikan berlemak seperti salmon, tuna, dan makerel ke dalam makanan sehari-hari.
Penggunaan scrub yang terlalu kasar
Eksfoliasi memang bisa membantu menghaluskan kulit yang beruntusan, tapi partikel scrub yang terlalu keras dapat memperburuk kondisi. Partikel kasar dalam scrub bisa membuat kulit iritasi sehingga menimbulkan gatal dan mengelupas.
Alih-alih menggunakan scrub dengan partikel besar yang bentuknya tak beraturan, cobalah memijat kulit dengan lembut menggunakan loofah atau batu apung.
Kamu suka mandi air panas
Walau mandi air panas tidak menyebabkan kulit beruntusan, berada di dalam air panas terlalu lama bisa memperburuk kondisi. Mandi terlalu lama menghilangkan minyak alami dari kulit, membuatnya kering dan teriritasi.
Sebagai gantinya, mandilah dengan air hangat sebentar, kemudian tepuk-tepuk kulit dengan lembut untuk mencegah iritasi lebih lanjut.
Kamu mungkin makan terlalu banyak mengonsumsi produk susu
Produk susu bisa menimbulkan alergi dan dapat jadi penyebab kulit beruntusan, Banyak orang mengembangkan intoleransi terhadap protein yang ditemukan dalam susu dari waktu ke waktu yang kemudian bisa menyebabkan iritasi kulit, jerawat, dan keratosis pilaris.
Untuk mengatasinya, kamu tak perlu menghilangkan produk susu dari diet. Cobalah untuk menghindarinya selama enam pekan untuk melihat apakah kondisi kulit beruntusanmu membaik.
Penggunaan sabun wangi
Penyebab lain kulit beruntusan adalah penumpukan keratin di pori-pori, dan produk perawatan kulit komedogenik dapat memperburuknya. Sabun favoritmu mungkin beraroma harum seperti bunga, tetapi kemungkinan besar sabun tersebut mengandung aditif buatan yang bisa menyumbat pori-pori dan menyebabkan peradangan kulit.
Solusinya, pilih produk perawatan kulit yang lembut dan hipoalergenik sehingga tak akan mengiritasi kulit sensitif.
Kebiasaan mengenakan pakaian ketat
Mengenakan pakaian ketat tidak baik untuk kesehatan, salah satunya bisa memperburuk ruam kulit ayam. Pakaian ketat membuat kulit sulit bernapas dan dapat menyebabkan gesekan pemicu iritasi kulit lebih lanjut.
Pertimbangkan untuk mengenakan pakaian longgar dan terbuat dari kain yang ramah di kulit, seperti katun organik. (*Vania Rossa)
Terkini
- Fenomana Glass Ceiling: Mengapa Perempuan Sulit Jadi Pemimpin di Dunia Kerja?
- Takut Ketinggalan Momen? Begini Cara Mengelola FOMO dengan Sehat!
- Ladang Mimpi yang Berubah Jadi Neraka: Tragedi 100 Wanita Thailand di ' Peternakan Telur Manusia' Georgia
- Mengenal Roehana Koeddoes: Jurnalis Perempuan Pertama di Indonesia
- Stigma atau Realita: Perempuan Enggan Bersama Laki-laki yang Tengah Berproses?
- Komunitas Rumah Langit: Membuka Ruang Belajar dan Harapan bagi Anak-anak Marginal
- Subsidi BPJS Kesehatan Terancam, Siapa yang Paling Terdampak?
- Komnas Perempuan Soroti Perlindungan Jurnalis Perempuan dari Kekerasan Berbasis Gender
- Damkar Dipanggil, Polisi Ditinggal: Mengapa Publik Lebih Percaya Damkar?
- Tantangan dan Realitas Jurnalis Perempuan di Indonesia: Menyingkap Kesenjangan di Ruang Redaksi