fashion-beauty

Benarkah Tote Bag Katun Ramah Lingkungan? Simak Penjelasan Ini

Klaim tote bag katun ramah lingkungan disebut-sebut tidak benar. Apa alasannya?

Rima Sekarani Imamun Nissa
Minggu, 29 Agustus 2021 | 19:30 WIB

Tote Bag atau tas jinjing katun pernah digaungkan sebagai solusi mengurangi polusi akibat penggunaan kantong plastik sekali pakai. Namun, tas ini pun ternyata tidak ramah lingkungan gara-gara diproduksi secara berlebihan.

Ahli daur ulang dan keberlanjutan tekstil mengatakan, walau tas katun dikirim untuk didaur ulang, logo dan pesan yang tercetak pada tas tidak dapat didaur ulang dan harus dipotong dari kainnya. Artinya, itu membuang sekitar 10 hingga 15 persen kapas yang diterima oleh erusahaan daur ulang tunggal.

Menurut New York Times, mendaur ulang tas katun yang sudah menggantikan plastik untuk sejumlah besar merek menghabiskan energi yang hampir sama dengan memproduksinya di tempat pertama. Hal itu membuat dampaknya terhadap lingkungan lebih merusak daripada yang mungkin dipikirkan publik.

Baca Juga: Jalan-Jalan ke Korea, Tas Mini Caca Tengker Bikin Penasaran

Produksi katun adalah proses intensif sumber daya dan membutuhkan sejumlah besar air untuk menumbuhkan serat. Menurut The Circular Laboratory, dibutuhkan sekitar 10.000 dan 20.000 liter untuk menghasilkan satu kilogram kapas.

Tote bag berwarna hitam. (Pexels/Stephanie Ho)

Sebuah studi tahun 2018 oleh Kementerian Lingkungan dan Makanan Denmark menemukan bahwa tas katun organik perlu digunakan 20.000 kali sebelum dianggap memenuhi kinerja lingkungan dari kantong plastik konvensional.

Studi ini juga menemukan bahwa tas katun organik lebih buruk ketimbang  kapas konvensional dalam hal dampak lingkungan secara keseluruhan. Sebab, produk yang terakhir hanya perlu digunakan kembali 7.000 kali untuk mengimbangi dampak produksi.

Baca Juga: Manfaat Tes Genetik untuk Diet, Diklaim Efektif Bantu Turunkan Berat Badan

Evolusi tote bag katun sebagai "simbol status" melihat merek terkenal memproduksinya dalam jumlah tinggi untuk mengantongi pembelian.

Shaun Russell, pendiri merek perawatan kulit Swedia Skandinavisk, mengatakan kepada New York Times bahwa tas bermerek membuat "papan reklame seluler" dari para pelanggan.

"Setiap merek yang mengklaim sebaliknya akan berbohong," kata dia.

Baca Juga: Syahrini Hamil Anak Pertama, Waspadai Risiko Kehamilan di Atas Usia 40 Tahun

Jenis kemasan katun lainnya juga meningkat, seiring dengan banyak produk yang diselubungi kantong kapas saat tidak memerlukan penutup debu pelindung. (*Bimo Aria Fundrika)

fashion-beauty

Bingung Cari Non-comedogenic Moisturizer? Ini Rekomendasinya

Moisturizer berikut ini diklaim tidak menyumbat pori-pori.

fashion-beauty

Jalan-Jalan ke Korea, Tas Mini Caca Tengker Bikin Penasaran

Tas yang dikenakan Caca Tengker sukses mencuri perhatian.

fashion-beauty

Rekomendasi 4 Lip Oil Harga Terjangkau, Mulai dari Rp15 Ribuan

Biarpun harganya terjangkau, lip oil di bawah ini tetap terbukti berkualitas.

fashion-beauty

5 Tas Mewah Bridesmaid Mahalini, Hampir Semuanya Dior

Gaya bridesmaid Mahalini tak lepas dari sorotan publik.

fashion-beauty

Cincin Kawin Rizky Febian dan Mahalini Curi Atensi, Desainnya Bikin Jatuh Hati

Cincin pernikahan Rizky Febian dan Mahalini didesain khusus sesuai kepribadian kedua mempelai.

fashion-beauty

Dewi Perssik Kondangan, Gayanya Dipuji Berkelas dan Elegan

Dewi Perssik tampil menawan saat menghadiri acara pernikakan Rizky Febian dan Mahalini.