Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Dewiku.com - Saat memilih kuteks untuk mempercantik kuku, bukan hanya variasi warnanya saja yang harus diperhatikan. Penting juga untuk mempertimbangkan apa saja bahan yang terkandung dalam produk cat kuku tersebut.
Gitta Amelia, Co-Founder Kynd Beauty mengungkapkan, ada beberapa jenis cat kuku yang paling populer. Hanya saja, ada jenis kuteks yang sebaiknya dihindari karena bisa berdampak buruk pada kesehatan.
Pertama, Gitta menyebut cat kuku yang mengandung formalin. Jenis ini bisa dikatakan sudah ditinggalkan karena memang berbahaya. Selain bisa menyebabkan kanker, juga dibutuhkan aseton untuk menghapusnya, padahal bahan tersebut jelas tidak ramah lingkungan.
Selanjutnya, ada cat kuku gel yang terkenal tahan lama sehingga terbilang lebih populer saat ini. Namun, menurut Gitta, jenis ini juga kurang direkomendasikan karena prosesnya menggunakan sinar UV yang bisa berdampak pada kesehatan.
Baca Juga
-
Sukses Diet hingga Berat Badan Turun 150 Kg, Wanita Ini Malah Tak Suka dengan Bentuk Tubuhnya
-
Curhat Wanita Batalkan Pernikahan Sendiri, Gara-Gara Temukan Hal Mengejutkan di Komputer Tunangan
-
Model Ini Jadi Sorotan karena Punya 9 Istri, Kini Ada yang Meminta Cerai
-
Brand Kecantikan Lokal Kynd Beauty Rayakan Inklusivitas melalui Kuteks Halal dengan Solid-Color Technology
-
Undang Startup, Wirausahawan dan Korporasi Berkolaborasi, P&G Indonesia Luncurkan P&G SOLVE
-
4 Penyebab Takut Menikah yang Paling Umum, Salah Satunya karena Melihat Sisi Buruk Pernikahan Orang Lain
Gitta lalu menyebut kuteks water-based sebagai alternatif yang lebih aman. "Cat kuku berbahan dasar air ini aman, tapi mudah sekali pecah dan transparan sehingga harus berulang kali dipakai sampai ada warna yang benar-benar solid," ungkapnya dalam Press Conference Launch Kynd Beauty, Selasa (5/4/2022).
Gitta percaya bahwa produk water-based akan jadi lebih populer karena lebih sehat dan ramah lingkungan. Namun, harus ada solusi untuk kuteks water-based yang biasanya memiliki warna cenderung transparan dan mudah terkelupas atau rusak.
Setelah dua tahun riset dan formulasi, Kynd Beauty menghasilkan pewarna kuku halal yang water-based dengan solid-color technology. Formula ini menghasilkan warna yang pekat dan tidak transparan hanya dalam satu lapisan pengaplikasian.
Nah, pada April ini, brand kecantikan lokal Kynd Beauty meluncurkan Creamy Collection dengan 9 warna pastel dan 1 clear top/base coat. Menariknya, ini merupakan pewarna kuku peelable pertama di Indonesia yang diformulasikan dengan solid color lock technology.
Selain bisa menghasilkan warna solid dan pekat pada permukaan kuku hanya dengan satu lapis pengaplikasian, kuteks dari Kynd Beauty juga tetap breathable dan wudhlu friendly.
Gitta pun mengatakan bahwa kuteks dari Kynd Beauty aman untuk digunakan anak-anak maupun ibu hamil dan menyusui.
"Ini adalah alternatif yang sehat untuk orangtua yang anak dan tentu anak-anak yang suka bermain warna," ujarnya.
Putu Ayu Saraswati yang juga Co-Founder Kynd Beauty pun menegaskan bahwa produknya aman untuk segala umur, termasuk anak-anak dan ibu hamil maupun menyusui. Bahkan, itu menjadi salah satu hal yang diutamakan saat pengembangan produk.
"Bukan hanya tidak berbahaya, tapi semakin dipakai, kuku semakin terhidrasi dan kuku tidak akan rusak, misalnya berubah tampak seperti kekuningan," tutur Ayu.
Creamy Collection oleh Kynd Beauty tersedia dalam 9 warna pastel yang manis dan 1 clear top/base coat. Warna-warnanya pun memiliki nama yang sangat unik yaitu Terracotta, Sea Shell, Bermuda, Penny Lane, Smoothie Bowl, Mexicola, Milk & Madu, Honey Waffles, dan Poolside.
Kuteks halal, vegan, dan cruelty-free ini bisa mulai diburu pada 7 April 2022 nanti di situs resmi Kynd Beauty atau di platform Shopee Mall Kynd Beauty. Harganya pun cukup terjangkau, yakni Rp79 ribu.
Terkini
- Tagar #KaburAjaDulu, Ketika Anak Muda Angkat Tangan pada Realita
- Fenomana Glass Ceiling: Mengapa Perempuan Sulit Jadi Pemimpin di Dunia Kerja?
- Takut Ketinggalan Momen? Begini Cara Mengelola FOMO dengan Sehat!
- Ladang Mimpi yang Berubah Jadi Neraka: Tragedi 100 Wanita Thailand di ' Peternakan Telur Manusia' Georgia
- Mengenal Roehana Koeddoes: Jurnalis Perempuan Pertama di Indonesia
- Stigma atau Realita: Perempuan Enggan Bersama Laki-laki yang Tengah Berproses?
- Komunitas Rumah Langit: Membuka Ruang Belajar dan Harapan bagi Anak-anak Marginal
- Subsidi BPJS Kesehatan Terancam, Siapa yang Paling Terdampak?
- Komnas Perempuan Soroti Perlindungan Jurnalis Perempuan dari Kekerasan Berbasis Gender
- Damkar Dipanggil, Polisi Ditinggal: Mengapa Publik Lebih Percaya Damkar?