Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Dewiku.com - Dewi Fashion Knights (DFK) menghadirkan sesuatu yang berbeda dalam perhelatan akbar Jakarta Fashion Week 2024. Deretan koleksi cemerlang ditampilkan dalam dua pagelaran pada Sabtu (28/10/2023) dan Minggu (29/10/2023) kemarin.
DFK digelar setiap tahun sebagai acara penutup Jakarta Fashion Week. DFK 2023 menghadirkan kesatria mode yang dianggap sebagai perancang mode terdepan yang memberi kontribusi besar bagi perkembangan industri mode tanah air dan menentukan arahan tren tahun depan.
Panelis Dewi Fashion Knights 2023 terdiri dari Angela Tanoesoedibjo (Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif), Svida Alisjahbana (Chairwoman Jakarta Fashion Week & CEO GCM Group), Andandika Surasetja (Direktur Kreatif Jakarta Fashion Week 2024 & Pemimpin Redaksi Majalah DEWI), Andini Effendi (Jurnalis), Adinda Tri Wardhani (Pemimpin Redaksi Fimela), dan Aldi Indrajaya (Redaktur Pelaksana & Direktur Mode Majalah DEWI).
“Kami ingin menyoroti talenta mode yang kepiawaiannya patut dirayakan di industri fashion Tanah Air. Dewi Fashion Knights 2023 akan menjadi tolok ukur bagi banyak orang dalam melihat karya fashion terbaik di Indonesia saat ini. Kami, para panelis, menilai para kesatria mode terpilih dapat mewakili hal tersebut,” kata Andandika Surasetja, dikutip dari siaran pers.
Baca Juga
-
4 Arti Mimpi Bertemu Harimau, Mewakili Kondisi Sulit hingga Kurangnya Inspirasi
-
Resep Sambal Bawang Pedas Nampol, Begini Trik agar Hasilnya Lebih Awet
-
8 Tanda Pria Libra Jatuh Cinta, Bahasa Cintanya Quality Time
-
4 Zodiak Ini Butuh Perubahan Besar dalam Hidupnya, Jangan Membelenggu Diri Sendiri
-
5 Gaya Busana Titiek Soeharto saat Liburan, Penggemar Wastra Nusantara
Dewi Fashion Knights "The Visionary" diselenggarakan pada 28 Oktober 2023. Tema tersebut berlandaskan pada inovasi serta visi kuat para perancang mode. Pagelaran ini mengusung tiga perancang lini ready-to-wear dengan visi yang terus berkembang dan semakin mutakhir.
Kesatria pertama di lini ini adalah Jan Sober yang terus bertransformasi sejak didirikan pada 2009 oleh Jan Angga. Setiap musim, koleksi Jan Sober penuh ketegasan diperkuat dengan detail yang terinspirasi dari cerita, perjalanan, dan pengalaman sang desainer.
Jan Sober menghadirkan koleksi menswear yang minimalis, timeless, dan ultramodern. Rancangannya menarik dan memanjakan mata dengan fokus pada clean and sharp tailoring.
Kesatria kedua adalah Rama Dauhan Design Studio yang mengakomodasi gaya romantis. Rama Dauhan dikenal dengan karya yang unik dan melawan arus. Permainan pada warna dan motif floral erat kaitannya dengan eksplorasi desain yang dilakukan oleh sang desainer.
Namun, kali ini desainer Rama Dauhan melakukan sesuatu yang berbeda dan sentimental. Kepiawaiannya dalam mengolah detail di setiap koleksi menjadikan karyanya penuh ketelitian. Kehadirannya tahun ini sekaligus merayakan 20 tahun perjalanan karier sang desainer di industri fashion Indonesia.
Kesatria ketiga adalah Byo yang digawangi oleh Tommy Ambiyo. Selama bertahun-tahun, Byo dikenal dengan napas sci-fi futuristic yang estetik, semangat eksperimental, dan teknik modular-handwoven. Salah satu hal yang menjadi identitas pada desain tas Byo adalah penggunaan material PVC yang menghadirkan kombinasi pola geometris, kesan quirky, sentuhan translucent, dan permainan warna yang unik.
Pada busananya, Byo menghadirkan siluet yang dirancang khusus lengkap dengan konsep sci-fi futuristic. Menariknya, pada pagelaran Dewi Fashion Knights 2023, Byo berinovasi dengan modul baru dengan daya tarik fluid sehingga menjadi lebih wearable.
Pada malam penutup JFW 2024, tema "The Artistry" diusung untuk menyoroti para perancang adibusana dengan tingkat kerumitan pengerjaan tangan yang tinggi.
Kesatria pertama untuk lini adibusana adalah HIAN TJEN, jenama yang dikenal sejak tahun 2008. Kepiawaian Hian Tjen dalam mengeksplorasi beragam teknik pengerjaan tangan menghadirkan koleksi busana nan memesona dengan sentuhan keanggunan yang kemudian menjadi ciri khas pria ini.
Berfokus pada koleksi adibusana yang mewah, Hian Tjen menyajikan ekspresi kreativitas yang inovatif. Dengan memusatkan perhatian pada craftsmanship, Hian Tjen bermain dengan detail yang rumit dan siluet feminin nan elegan.
Kesatria kedua adalah MAHIJA, jenama perhiasan yang berbasis di Yogyakarta dan didirikan oleh Galuh Anindita. Sang desainer memberi perhatian khusus pada eksplorasi penggunaan material kuningan, perak, dan emas yang ditransformasikan menjadi anting, cincin, kalung, hingga hiasan kepala.
Hasilnya adalah perhiasan yang unik, beragam, dan berkesan membumi dengan desain dan wujud yang tidak biasa, realis hingga abstrak.
Terkini
- Takut Ketinggalan Momen? Begini Cara Mengelola FOMO dengan Sehat!
- Ladang Mimpi yang Berubah Jadi Neraka: Tragedi 100 Wanita Thailand di ' Peternakan Telur Manusia' Georgia
- Mengenal Roehana Koeddoes: Jurnalis Perempuan Pertama di Indonesia
- Stigma atau Realita: Perempuan Enggan Bersama Laki-laki yang Tengah Berproses?
- Komunitas Rumah Langit: Membuka Ruang Belajar dan Harapan bagi Anak-anak Marginal
- Subsidi BPJS Kesehatan Terancam, Siapa yang Paling Terdampak?
- Komnas Perempuan Soroti Perlindungan Jurnalis Perempuan dari Kekerasan Berbasis Gender
- Damkar Dipanggil, Polisi Ditinggal: Mengapa Publik Lebih Percaya Damkar?
- Tantangan dan Realitas Jurnalis Perempuan di Indonesia: Menyingkap Kesenjangan di Ruang Redaksi
- Memahami dan Merawat Inner Child: Kunci untuk Menyembuhkan Luka yang Tak Terlihat