fashion-beauty

Rilis Busana Pantai, Jenama Lokal Ini Ingin Perempuan Lebih Percaya Diri

Elima merilis busana pantai sekaligus mengajak perempuan tampil percara diri dengan bentuk tubuh masing-masing.

Rima Sekarani Imamun Nissa
Senin, 06 Desember 2021 | 08:20 WIB

Tak semua wanita merasa percaya diri mengenakan baju pantai yang modelnya dianggap tidak ramah untuk bentuk tubuh tertentu. Nah, fashion brand lokal baru yang hadir di era pandemi, Elima, mempersembahkan busana pantai atau modest resort wear label untuk wanita dengan segala bentuk tubuhnya yang unik.

Mengusung campaign Real Women, Real Bodies, membawa Elima memiliki DNA sebagai brand with movement. Elima sendiri diambil dari bahasa Hawai yang artinya sederhana namun otentik.

Terwujudnya label fashion lokal tersebut bermula mimpi dan passion dari 5 sahabat sekaligus founder Elima yakni Laila Azra, Nazli Basuki, Devi Asmarasari, Natasya Mahidi, dan Fransisca Siregar. Mereka bersahabat selama lebih dari 10 tahun.

Koleksi perdananya bertajuk La Vela dan dirilis pada 25 November 2021 di Bali.

Tema "La Vela" berasal dari bahasa Spanyol yang berarri sailing atau berlayar ke berbagai destinasi liburan yang bakal menginspirasi para travelista untuk mengenakan koleksi liburan bersama Elima.

Koleksi La Vela besutan Elima mengusung busana pantai yang membuat perempuan tampil percaya diri.

Koleksi ini terdiri dari 22 SKU dan punya berbagai varian swimsuit, turban, beachwear serta resortwear. Penamaan itemnya diambil dari nama-nama destinasi wisata, seperti Nihi sarong, Capri dress, Kandara kimono, Kamali burkini, Santorini shirt dress, hingga Jumeirah turban.

Parade show Elima kali ini juga terlihat lebih dinamis dengan paduan sepatu dan sandal dari Ella & Glo.

Menariknya, kendati ditujukan untuk liburan ke daerah tropis seperti pantai serta jelajah alam Indonesia, seluruh busana yang dihadirkan bisa tetap dengan mudah dipadupadankan untuk gaya sehari-hari alias daily wear hingga acara semiformal.

Fashion mestinya tak cuma bisa dinikmati kelompok tertentu atau tipe tubuh tertentu, tapi dapat memberi kenyamanan setiap penggunanya.

Hal ini disadari secara penuh oleh kelima founder Elima. Apa pun bentuk tubuh perempuan, curvy, boyish, hingga skiny, bisa tampil memikat dan chic dengan balutan busana koleksinya. Itulah landasan utama kampanye Real women, Real bodies melekat dalam keseluruhan koleksi dari segi ukuran mulai dari size S hingga XL serta siluet desain.

Material kain yang dipilih dalam setiap koleksi pun dikurasi untuk menciptakan rasa nyaman, adem, dan mengikuti gerak tubuh penggunanya.

Seluruh material kain diambil dari lokal Indonesia, beberapa item berasal dari pengrajin kain di Bali. Sebut saja kain viscose satin, bamboo cotton, hingga recycle nylon atau vita fabric untuk swimwear Elima.

Untuk material kain print, label fashion tersebut menggunakan teknik handscreen printing yang dikerjakan oleh para pengrajin kain di Bali.

"Bali selalu menyimpan kenangan tersendiri bagi kami berlima. Kami mengambil seluruh material kain bahkan mengandalkan para penjahit di Bali. Selain itu, ini merupakan dukungan dan bentuk rasa cinta kami kepada Bali untuk terus bangkit dan berkarya," ungkap Fransisca Siregar dalam keterangan tertulisnya, dikutip dari Suara.com.

Koleksi La Vela besutan Elima mengusung busana pantai yang membuat perempuan tampil percaya diri.

Menariknya lagi, walau terpisah oleh jarak dan waktu: antara Jakarta, Singapura, dan Australia, keinginan untuk menghadirkan koleksi perdana ini tetap bisa terwujud bersama The Bespoke Fashion (TBF) Consultant sebagai Fashion Consultant yang berbasis di Jakarta, berdiri sejak Januari 2020.

"Kami ada untuk mengkoneksi para fashion player untuk terkoneksi dan menciptakan ekosistem fashion secara sustainable. Caranya, kami akan membantu desainer baru, labels, dan retailers dengan pendampingan dan mentoring intensif dalam berbagai aspek from zero to hero. Kami juga membantu para fashion brand untuk meng-scale up bisnisnya," ujar Melinda Babyanna, Founder dari TBF Consultant.

Soal peluncuran koleksi La Vela, lanjutnya, butuh waktu selama kira-kira 8 bulan, mulai dari menyusun konsep, design development, fabric sourcing, sample making, costing, hingga proses produksi, sampai akhirnya launching.

Melalui kerjasama itu, kaum perempuan diajak untuk berani bersuara bahwa dirinya berharga, tidak ragu memberi penolakan jika tak nyaman, serta mampu melindungi dirinya.

"Berangkat dari situ, kami tak ragu bekerjasama dengan Yayasan Plan Internasional Indonesia untuk turut mendukung kampanye No!Go!Tell!" ucap Natasya Mahidi.

Kampanye No!Go!Tell sendiri merupakan community program Plan Indonesia untuk mendukung program nasional yang bertujuan mencegah dan memberikan pemulihan bagi penyintas kekerasan seksual terhadap perempuan.

NO! Pahami apa saja bentuk kekerasan seksual dan berani berkata "tidak" jika mengalami kekerasan seksual.

GO! Jauhi pelaku dan pergi dari tempat yang membuat tidak nyaman dan cari tempat yang aman.

TELL! Laporkan kejadian kepada pihak atau orang yang dipercaya.

Ilyana Nadia Habsyah, Corporate and HNWi Engagement Yayasan Plan International Indonesia mengatakan, "Dengan kerjasama ini, diharapkan tidak ada lagi kekerasan terhadap perempuan, perundungan, hingga pernikahan dini yang bisa merugikan kesehatan fisik dan mental perempuan."

Demi mendukung Yayasan Plan International Indonesia, dari penjualan setiap produk E-Lima, akan didonasikan Rp20 ribuu kepada Yayasan tersebut.

Tertarik ingin memiliki busana pantai Elima? Harga koleksi La Vela dibanderol mulai dari Rp299 ribu saja!