Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Dewiku.com - Berada pada lingkungan kerja yang kondusif tentu bakal membuat kerja makin produktif. Namun, lingkungan kerja juga bisa jadi penyumbang stres terbesar bagi hidupmu. Apalagi kalau lingkungan kerjamu sudah nggak sehat alias beracun.
Dilansir dari Inc.com, berikut 8 perilaku kerja nggak sehat yang perlu kamu tahu.
1. Karyawan melanggar kebijakan perusahaan
Para pekerja ini nggak menghargai bisnis dengan berulang kali melanggar kebijakan tertulis perusahaan. Hal-hal seperti mencuri dari perusahaan, berbagi informasi eksklusif, terlibat dalam praktik diskriminatif, penindasan, atau pelecehan seksual menjadi hal lumrah.
Baca Juga
2. Karyawan nggak dapat diandalkan
Mereka adalah karyawan yang sering melewatkan deadline, sering datang terlambat dan pulang lebih awal, dan secara misterius nggak ada di tempat. Mereka nggak bisa diandalkan untuk melakukan pekerjaan yang baik, dan kamu pun enggan mempercayai mereka.
3. Karyawan adalah pemain tim yang buruk
Mereka bertindak keras kepala, cengeng, atau defensif dan menyulitkan rekan kerja untuk menyelesaikan pekerjaan. Beberapa bertindak seolah-olah mereka tahu semuanya tapi nggak bisa mendengarkan feedback. Sedangkan yang lain hanya bisa mengeluh sampai-sampai nggak ada yang mau bekerja dengan mereka.
4. Karyawan saling menjelek-jelekkan
Pekerja secara terang-terangan menunjukkan ketidakbahagiaan mereka dengan bergosip setelah pertemuan, mengkritisi manajemen dan arah perusahaan. Biasanya, pekerja yang seperti ini masa kerjanya akan segera berakhir dan mereka bakal keluar dengan menyebarkan desas-desus negatif satu sama lain.
5. Karyawan nggak peka pada perubahan
Karena dunia terus berevolusi dan membutuhkan adaptasi berkelanjutan, karyawan yang nggak peka pada perubahan alias kolot dijamin bakal usang dan gagal. Kabar buruknya, mereka mungkin juga membawa rekan kerjanya gagal bersama.
6. Manajemen beroperasi melalui birokrasi
Maksudnya, ada terlalu banyak tingkat persetujuan dan manajemen untuk menyelesaikan sesuatu. Ribet dan lambat.
7. Manajemen nggak mampu berkomunikasi dengan jelas
Karyawan nggak tahu apa yang sebenarnya terjadi dan nggak ada yang tahu bagaimana kebenarannya dari situasi atau masalah tertentu, baik yang sedang terjadi maupun yang mungkin akan terjadi di masa depan. Ini menyebabkan kebingungan, ketakutan, dan kecemasan di benak para pekerja.
8. Manajemen memiliki sedikit atau nol perhatian untuk keseimbangan kehidupan kerja
Kehidupan pribadi atau keluarga karyawan harus dikorbankan untuk pekerjaan itu. Hal ini biasanya dibuktikan oleh 50 jam kerja lembur, sedikit atau nggak ada jatah liburan, dan kesediaan 24/7 untuk bekerja.
Tag
Terkini
- Ladang Mimpi yang Berubah Jadi Neraka: Tragedi 100 Wanita Thailand di ' Peternakan Telur Manusia' Georgia
- Mengenal Roehana Koeddoes: Jurnalis Perempuan Pertama di Indonesia
- Stigma atau Realita: Perempuan Enggan Bersama Laki-laki yang Tengah Berproses?
- Komunitas Rumah Langit: Membuka Ruang Belajar dan Harapan bagi Anak-anak Marginal
- Subsidi BPJS Kesehatan Terancam, Siapa yang Paling Terdampak?
- Komnas Perempuan Soroti Perlindungan Jurnalis Perempuan dari Kekerasan Berbasis Gender
- Damkar Dipanggil, Polisi Ditinggal: Mengapa Publik Lebih Percaya Damkar?
- Tantangan dan Realitas Jurnalis Perempuan di Indonesia: Menyingkap Kesenjangan di Ruang Redaksi
- Memahami dan Merawat Inner Child: Kunci untuk Menyembuhkan Luka yang Tak Terlihat
- Working Holiday Visa Australia: Tiket Emas untuk Kerja dan Hidup di Luar Negeri