Dewiku.com - Paspampres atau pasukan pengaman presiden biasanya identik dengan sosok yang garang dan berbadan tegap. Namun tidak begitu halnya dengan Ambar Dwi Klaudiyah, gadis manis 22 tahun ini jauh dari kesan paspampres yang garang.
Sosoknya yang cantik membuat banyak orang tidak percaya jika gadis asal Sidoarjo Jawa Timur ini merupakan anggota paspampres. Untuk mengobati rasa penasaran kalian, berikut Dewiku.com berikan deretan foto cantik Ambar ketika bertugas. Siap-siap nggak bisa tidur ya boys!
Ambar Dwi Klaudiyah adalah gadis kelahiran Sidoarjo 29 Oktober 1996, usianya baru 22 tahun.
Sebelum menjadi anggota paspampres, Ambar pernah mengikuti seleksi untuk menjadi polisi.
Namun kerja kerasnya belum membuahkan hasil, Ambar gagal dalam seleksi polwan tahun 2014.
Tidak ingin terpuruk terlalu lama, Ambar kemudian gigih berusaha untuk menjadi anggota TNI AL.
Kali ini usahanya tidak sia-sia. Ambar lolos seleksi TNI AL tahun 2015.
Kini setelah melewati perjalanan yang panjang dan berliku, Ambar mengejar ketertinggalan kariernya yang sempat terhambat.
Di usia yang cukup muda, Ambar terpilih menjadi salah satu anggota paspampres.
Pengalaman hidup Ambar bisa jadi sumber inspirasi bagi kita agar tidak pantang menyerah dan giat mengejar cita-cita. Selamat bertugas Ambar, kami bangga padamu.
Baca Juga
Terkini
- Kulit Mulus Tanpa Drama: Tren Regenerative Therapy yang Sedang Naik Daun
- Gerbong Khusus Perempuan di KRL: Solusi Aman di Perjalanan Atau Cuma Bikin Ribut?
- Clean Beauty Baru yang Siap Rebut Hati Pecinta Skincare Indonesia
- Gowes Bukan Sekadar Gaya: Perempuan Bersatu Lawan Kekerasan Digital Biar #SamaSamaAman
- Memilih Susu Pertumbuhan Anak: Tips untuk Orang Tua Masa Kini
- Kenapa Cewek Suka Mengingat-Ingat Kesalahan Pasangan? Ini Penjelasannya
- The Club Series: Kuas MUA Sporty-Luxury yang Bikin Makeup Auto Flawless
- Quality Time Ala Keluarga Modern: Nggak Perlu Jauh, yang Penting Bermakna
- Olahraga Makin Hits, Outfit Tetap Santun: Tren Sportwear Modest yang Lagi Naik Daun
- Ketika Kehamilan Datang Tanpa Diminta: Sunyi, Stigma, dan Ruang #SamaSamaAman yang Mesti Kita Ciptakan