Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Dewiku.com - Royal wedding antara Putri Eugenie dengan Jack Brooksbank sudah berlalu, namun gegap gempita pernikahan mewah kerajaan Inggris itu masih menyita perhatian netizen. Bukan hanya kisah sang putri dengan rakyat biasa, kali ini DewiKu juga akan mengulas kisah cinta Pangeran Andrew dengan Sarah Ferguson, orangtua Putri Eugenie.
Pangeran Andrew dan Sarah Ferguson sebenarnya sudah saling mengenal sejak kecil, namun keduanya kembali bertemu sebagai orang dewasa ketika Putri Diana mengundang Sarah Ferguson datang ke sebuah pesta di Windsor Castle. Saat itu, baik Sarah maupun Pangeran Andrew sama-sama belum memiliki pasangan.
Seperti cerita dongeng, setelah pesta di Windsor Castle berakhir, adik Pangeran Charles ini jatuh cinta dengan Sarah Ferguson.
Nggak butuh waktu lama bagi Sarah Ferguson untuk menerima pinangan sang Pangeran. Apalagi status sosialnya sebagai rakyat biasa yang masuk kolongan bangsawan cukup memudahkan kisah cinta mereka menuju pelaminan.
Baca Juga
Pangeran Andrew menikah dengan Sarah Ferguson pada tahun 1986. Saat awal-awal pernikahan, banyak rumor yang berhembus tentang keduanya. Semua rumor tersebut mengerucut pada hubungan yang tidk harmonis.
Benar saja, Sarah Ferguson sering merasa kesepian karena Pangeran Andrew harus bertugas dan meninggalkannya seorang diri dalam istana yang megah. Sarah kerap larut dalam tangisan ketika dia merindukan suaminya.
Meskipun begitu, tidak sedikitpun Sarah Ferguson kehilangan rasa cintanya pada Pangeran Andrew, paling tidak, itulah yang sering diakuinya pada media meskipun rumor tentang perselingkuhannya kerap menguap di udara.
Sarah menghabiskan masa kehamilan pertamanya tanpa dampingan suami, karena Pangeran Andrew adalah seorang pelaut dan harus menjalankan tugasnya di lautan lepas. Bahkan ketika Putri Beatrice lahir, Pangeran Andrew hanya bisa mendampingi keluarga kecilnya selama 10 hari saja.
Sarah Ferguson mengaku menangis ketika melepas kepergian suaminya saat Putri Beatrice baru berumur 11 hari.
''Aku menikahi kekasihku yang seorang pangeran dan pelaut, karena aku mencintainya. Kondisiku saat itu aku harus bersamanya,'' ungkap sarah Ferguson dalam sebuah wawancara dengan Harper's Bazaar pada 2011.
Seiring berjalannya waktu, Sarah Ferguson dan Pangeran Andrew memutuskan untuk bercerai pada tahun 1992. Meskipun sudah dikaruniai dua orang putri yang cantik, seperti pasangan ini tidak bisa mengatasi rasa kesepian dan jarak yang memisahkan.
Keduanya resmi bercerai pada tahun 1996. Dalam waktu yang berdekatan, foto-foto skandal Sarah Ferguson dengan seorang pengusaha Texas, John Bryan beredar luas di masyarakat. Meskipun begitu, Sarah mengaku jika dirinya masih mencintai Pangeran Andrew.
''Aku harus bercerai karena keadaan, meskipun aku tidak mau (bercerai),'' ungkapnya.
Banyak yang mengira jika Sarah Ferguson akan memanfaatkan momen ini untuk mengeruk kekayaan dari keluarga kerajaan, nyatanya ibu dari Putri Beatrice dan Putri Eugenie ini hanya meminta hubungan yang baik dengan Ratu Elizabeth.
Meskipun sudah lama bercerai, tapi kini keduanya kerap tampil harmonis dan jarang menuai skandal. Hal ini terjadi justru ketika mereka tidak disatukan dalam tali pernikahan. Hubungan Pangeran Andrew dan Sarah Ferguson juga tampak akur. Mereka kerap tampil bersama dalam acara-acara tertentu.
Sarah Ferguson bahkan tetap menganggap Pangeran Andrew sebagai bagian dari keluarganya.
Tag
Terkini
- Takut Ketinggalan Momen? Begini Cara Mengelola FOMO dengan Sehat!
- Ladang Mimpi yang Berubah Jadi Neraka: Tragedi 100 Wanita Thailand di ' Peternakan Telur Manusia' Georgia
- Mengenal Roehana Koeddoes: Jurnalis Perempuan Pertama di Indonesia
- Stigma atau Realita: Perempuan Enggan Bersama Laki-laki yang Tengah Berproses?
- Komunitas Rumah Langit: Membuka Ruang Belajar dan Harapan bagi Anak-anak Marginal
- Subsidi BPJS Kesehatan Terancam, Siapa yang Paling Terdampak?
- Komnas Perempuan Soroti Perlindungan Jurnalis Perempuan dari Kekerasan Berbasis Gender
- Damkar Dipanggil, Polisi Ditinggal: Mengapa Publik Lebih Percaya Damkar?
- Tantangan dan Realitas Jurnalis Perempuan di Indonesia: Menyingkap Kesenjangan di Ruang Redaksi
- Memahami dan Merawat Inner Child: Kunci untuk Menyembuhkan Luka yang Tak Terlihat