
Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Dewiku.com - Ketika datang bulan, kebanyakan wanita akan merasa tidak nyaman. Apalagi kalau sedang berada di sekolah, bisa mengganggu proses belajar. Nah, guru pria asal Cina ini punya cara unik agar para siswi yang sedang datang bulan tetap bisa belajar dengan nyaman. Gimana caranya, ya?
Dilansir dari laman Mothership, guru pria ini bernama Mo Qunli. Dia mengajar di Sekolah Tinggi Daxi di provinsi Zhejiang, Cina. Ia mempunyai cara unik untuk merawat para murid perempuannya, yakni dengan mencatat siklus menstruasi mereka di papan depan kelas.
Mereka yang sedang datang bulan dan mengalami sakit bisa memilih untuk tidak ikut kegiatan olahraga.

Tak hanya itu, pria berusia 38 tahun ini juga membeli termos besar dan gula merah untuk para siswa perempuan. Menurut kepercayaan setempat, gula merah yang dicampur dengan air hangat bisa meringankan nyeri haid.
Baca Juga
Saat ini, ada 30 siswa perempuan dan 13 siswa laki-laki di kelasnya. Ia juga meminta siswa laki-laki di kelasnya untuk membantu mengurus para teman perempuan yang sedang datang bulan. Mereka diminta untuk membawakan air panas ke kelas.
Jika para perempuan yang sedang datang bulan mengeluh kesakitan, Mo akan memberi tahu bahwa para lelaki harus memberikan perhatian lebih.
''Saat saya memperkenalkan pertama kali praktik ini, sebagian besar siswa di kelas saya menerimanya. Ada beberapa siswa laki-laki yang menggoda para gadis, tapi mungkin karena mereka penasaran. Tapi secara umum, kelas saya bisa bergaul dengan baik satu sama lain,'' kata Mo.
Mo juga menjelaskan bahwa dia memiliki rasa tanggung jawab terhadap siswa perempuan di kelas, mirip dengan bagaimana seorang ayah akan memperlakukan anak perempuannya.
Namun setelah aksi kebaikannya viral, ternyata banyak netizen yang tidak setuju dengan sikap Mo.
Sebagian netizen bilang perempuan yang mandiri bisa mengurus diri sendiri, tidak perlu ada seorang pria yang mencatat siklus datang bulan mereka. ''Guru ini terlalu ekstrem,'' kritik salah satu netizen.
Mo sendiri menyadari jika tindakannya menimbulkan pro kontra, tapi dia memakluminya. ''Beberapa orang mengatakan bahwa saya sesat dan lain sebagainya. Tidak ada cara untuk membuat semua orang setuju dengan Anda. Mereka tidak akrab dengan pekerjaan dan industri Anda,'' tutup Mo.
Tag
Terkini
- Kamu Terlalu Mandiri: Ketika Kemandirian Perempuan Masih Dianggap Ancaman
- Support System Seumur Hidup: Bagaimana Kakak Adik Perempuan Saling Menguatkan?
- Women News Network: Menguatkan Suara Perempuan dari Aceh hingga NTT
- Saatnya Berbagi Tugas di Dapur, Karena Memasak Bukan Hanya Tanggung Jawab Perempuan
- Lajang dan Bahagia: Cara Perempuan Menikmati Hidup Tanpa Tekanan Sosial
- Plan Indonesia dan SalingJaga Gelar Soccer for Equality, Dukung Kesetaraan Pendidikan Anak Perempuan NTT
- Paternity Leave Bukan Sekadar Cuti, Tapi Wujud Budaya Kerja yang Inklusif
- Koper Ringan, Gaya Baru Menjelajah Dunia Tanpa Beban
- Body Positivity vs Body Neutrality: Mana Jalan Terbaik Menerima Tubuh Apa Adanya?
- Wujud Kesetaraan di Dunia Transportasi, Kartini Masa Kini di Balik Kemudi