Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Dewiku.com - Selamat Hari Ibu! Merayakan Hari Ibu biasanya dilakukan dengan mengungkapkan rasa terima kasih atas kasih sayang seorang ibu yang tanpa batas. Namun, bagaimana dengan anak-anak di panti asuhan yang bahkan tidak mengenal siapa perempuan yang melahirkannya?
Tidak pernah terbersit dalam pikiran Devi Indah untuk menjadi kepala panti asuhan, apalagi sampai harus mengurus anak-anak yatim piatu dengan kebutuhan khusus.
''Subhanallah,'' ujar Devi saat ditemui DewiKu pada Jumat (14/12/2018) pekan lalu.
Baginya, satu kata itu sudah lebih dari cukup menggambarkan sejuta perasaan yang hadir di hatinya saat memantapkan diri untuk menjabat Kepala Panti II Rehabilitasi Disabilitas Ganda Yayasan Ibu di Kalasan, Yogyakarta.
Baca Juga
Dengan pandangan mata menerawang, Devi bercerita bagaimana tawaran itu datang pertama kali padanya.
Seorang rekan dari Yayasan Sayap Ibu yang dikenalnya ketika bekerja di Dinas Sosial Kota Yogyakarta menyampaikan jika mereka sedang membutuhkan seseorang untuk menjadi Kepala Panti II. Tugasnya adalah mengurus panti rehabilitasi disabilitas ganda.
Devi mengaku tidak langsung menerima tawaran tersebut. Baginya, ada banyak hal yang harus dipertimbangkan, termasuk fakta bahwa sebelumnya dia tidak pernah bersinggungan dengan anak-anak cacat ganda.
Belum lagi, saat itu Devi juga tengah menikmati peran sebagai ibu dari anak semata wayangnya yang baru berumur 3 tahun.
''Saya butuh waktu untuk berpikir, lama sekali saat itu,'' ungkap Devi.
Setelah mempertimbangkan dengan matang, Devi akhirnya menyanggupi tawaran ini. Kini dia telah bertugas selama 3 bulan dan tidak menampik jika memang melewati masa yang berat. Meski begitu, ibu satu anak ini tidak menyesali keputusannya.
''Mereka itu anak-anak yang nggak punya orangtua dan berkebutuhan khusus. Mereka nggak berdosa, masih polos,'' ucapnya lirih.
Devi merelakan dirinya berbagi peran dengan anak-anak yang kurang beruntung tersebut. Dia menyanggupi jadi ibu panti, sebutan baru yang otomatis disandangnya setelah menjabat kepala panti.
Terkini
- Ladang Mimpi yang Berubah Jadi Neraka: Tragedi 100 Wanita Thailand di ' Peternakan Telur Manusia' Georgia
- Mengenal Roehana Koeddoes: Jurnalis Perempuan Pertama di Indonesia
- Stigma atau Realita: Perempuan Enggan Bersama Laki-laki yang Tengah Berproses?
- Komunitas Rumah Langit: Membuka Ruang Belajar dan Harapan bagi Anak-anak Marginal
- Subsidi BPJS Kesehatan Terancam, Siapa yang Paling Terdampak?
- Komnas Perempuan Soroti Perlindungan Jurnalis Perempuan dari Kekerasan Berbasis Gender
- Damkar Dipanggil, Polisi Ditinggal: Mengapa Publik Lebih Percaya Damkar?
- Tantangan dan Realitas Jurnalis Perempuan di Indonesia: Menyingkap Kesenjangan di Ruang Redaksi
- Memahami dan Merawat Inner Child: Kunci untuk Menyembuhkan Luka yang Tak Terlihat
- Working Holiday Visa Australia: Tiket Emas untuk Kerja dan Hidup di Luar Negeri