Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Dewiku.com - Zaman sekarang, booking tiket dan tempat duduk di pesawat bukan lagi perkara ribet dan bisa dilakukan dengan mudah jauh-jauh hari sebelumnya. Namun, bagaimana jika kita berakhir duduk sebelahan dengan penumpang obesitas?
Beberapa orang mungkin tak masalah bakal duduk sebelahan dengan siapa di pesawat. Namun, hal itu tidak berlaku bagi perempuan satu ini. Dia merasa tidak puas dengan penumpang di sampingnya yang dianggap terlalu kelebihan berat badan.
Dilansir dari Unilad, Margaret Burton adalah wanita berusia 72 tahun yang saat itu sedang liburan bersama suaminya. Dia mengklaim keselamatannya saat penerbangan terancam karena terpaksa duduk di samping penumpang obesitas.
Menurutnya, orang itu membuatnya tidak bisa menggunakan sandaran tangan sekaligus meja makan di bangkunya. Dia pun memutuskan untuk protes ke pihak maskapai.
Baca Juga
Margaret merasa tindakannya tidak berlebihan karena dia masih harus berada dalam penerbangan selama 11 jam.
Saat itu, pihak maskapai menawarkan solusi alternatif agar Margaret berpindah ke kursi kosong yang lebih lengang sehingga bakal leluasa bergerak.
Namun, tawaran itu ditolak mentah-mentah. Margaret ngotot duduk di sana dan meminta awak kabin mengusir penumpang obesitas di sampingnya saja.
''Mereka menyuruhku pindah kursi, tapi kenapa aku harus pindah? Aku sedang traveling untuk merayakan ulang tahun pernikahan ke-55. Kenapa aku harus pindah dan menghabiskan 11 jam penerbangan berjauhan dari suamiku?'' kata Margaret.
Di sisi lain, pihak maskapai merasa ulah Margaret sudah keterlaluan. Mereka tidak dapat menuruti permintaan tersebut karena tak ingin mempermalukan penumpang di samping Margaret atau dituduh melakukan body shaming.
Kendati begitu, Margaret kembali melanjutkan pembelaannya dan masih ngotot mengajukan tuntutan.
''Aku sudah mencari informasi soal ini dan menurut hukum Newton, ini bisa menyebabkan cedera serius jika terjadi pendaratan darurat.''
''Aku tahu ini sensitif, tapi mempermalukan orang lain tidak lebih penting dari keselamatanku. Keselamatanku harus didahulukan dibandingkan dengan rasa malu penumpang,'' ucap Margaret.
Margaret juga mengklaim dirinya mengalami sakit di leher dan pundak serta harus ke rumah sakit karenanya. Namun, dokter pun tidak yakin jika rasa sakit itu disebabkan posisi tempat duduk di pesawat.
Akibat insiden ini, pihak agen travel yang dipakai Margaret pun akhirnya sepakat membayar uang sebesar 90 pounds atau sekitar 1,6 juta rupiah. Meski begitu, Margaret tetap tak merasa puas dan menganggap kalau pihak maskapai harus meminta maaf kepadanya karena telah membiarkan dia duduk dengan penumpang obesitas. (Guideku.com/Amertiya Saraswati)
Terkini
- Fenomana Glass Ceiling: Mengapa Perempuan Sulit Jadi Pemimpin di Dunia Kerja?
- Takut Ketinggalan Momen? Begini Cara Mengelola FOMO dengan Sehat!
- Ladang Mimpi yang Berubah Jadi Neraka: Tragedi 100 Wanita Thailand di ' Peternakan Telur Manusia' Georgia
- Mengenal Roehana Koeddoes: Jurnalis Perempuan Pertama di Indonesia
- Stigma atau Realita: Perempuan Enggan Bersama Laki-laki yang Tengah Berproses?
- Komunitas Rumah Langit: Membuka Ruang Belajar dan Harapan bagi Anak-anak Marginal
- Subsidi BPJS Kesehatan Terancam, Siapa yang Paling Terdampak?
- Komnas Perempuan Soroti Perlindungan Jurnalis Perempuan dari Kekerasan Berbasis Gender
- Damkar Dipanggil, Polisi Ditinggal: Mengapa Publik Lebih Percaya Damkar?
- Tantangan dan Realitas Jurnalis Perempuan di Indonesia: Menyingkap Kesenjangan di Ruang Redaksi