Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Dewiku.com - Jika selama ini kamu hanya mengenal seni melipat kertas dari Jepang, maka sudah saatnya kamu berkenalan dengan kerajinan menarik lainnya seperti Dorodango. Sederhananya, Dorodango adalah seni mengubah tanah kotor menjadi karya seni.
Kini banyak orang di Jepang tergila-gila dengan kerajinan satu ini. Mereka sangat giat mengerjakan Dorodango karena penasaran dengan hasil akhir yang didapatkan. Jika kamu tertarik mencoba, ikuti cara-cara di bawah ini.
Pertama, untuk mendapatkan sebuah karya seni berupa bola berkilau, kamu harus menyiapkan tanah terlebih dahulu.
Pemilihan tanah ini akan mempengaruhi hasil akhir yang didapat. Jadi usahakan kamu mengambil sampel tanah yang berbeda untuk setiap pengerjaan Dorodango, ya.
Baca Juga
Langkah berikutnya, ayak tanah agar menjadi lebih halus, kemudian saring agar tanah terpisah dari batu-batuan.
Jika tanah yang kamu dapatkan sudah cukup halus, maka mulailah membentuk tanah menjadi bola dengan bantuan air. Tanah yang serupa lumpur ini sangat mudah dibentuk dan sangat disarankan untuk terus membentuknya selama 30 menit hingga tanah padat.
Meskipun terlihat sederhana, nyatanya proses ini termasuk sulit karena bola lumpur yang mulai mengeras rentan pecah dan retak. Kamu harus punya kesabaran tingkat dewa.
Jika bola sudah terbentuk sempurna tanpa retakan, masukkan dalam kantong plastik dan tutup rapat. Biarkan bolanya selamanya 20 menit.
Kamu bisa mengulang prosesnya dari awal hingga mendapatkan bentuk yang sempurna dan mulailah memolesnya.
Setelah melewati pemolesan yang panjang, maka kilau dari bola tanah tadi akan mulai terlihat. Semakin semngat kamu memoles, maka semakin berkilau bola yang kamu miliki.
Uniknya, warna setiap bola bisa berbeda-beda tergantung dari jenis tanah yang kamu gunakan. Begitu juga dengan polanya, kamu akan menemui berbagai pola yang berbeda ketika mengerjakan beberapa dorodango dari material tanah yang berbeda juga.
Di Jepang, kerajinan ini digandrungi oleh semua kalangan. Mulai anak-anak hingga orang dewasa, banyak yang keranjingan memoles bola lumpur ini. Kamu juga tertarik?
Terkini
- Ladang Mimpi yang Berubah Jadi Neraka: Tragedi 100 Wanita Thailand di ' Peternakan Telur Manusia' Georgia
- Mengenal Roehana Koeddoes: Jurnalis Perempuan Pertama di Indonesia
- Stigma atau Realita: Perempuan Enggan Bersama Laki-laki yang Tengah Berproses?
- Komunitas Rumah Langit: Membuka Ruang Belajar dan Harapan bagi Anak-anak Marginal
- Subsidi BPJS Kesehatan Terancam, Siapa yang Paling Terdampak?
- Komnas Perempuan Soroti Perlindungan Jurnalis Perempuan dari Kekerasan Berbasis Gender
- Damkar Dipanggil, Polisi Ditinggal: Mengapa Publik Lebih Percaya Damkar?
- Tantangan dan Realitas Jurnalis Perempuan di Indonesia: Menyingkap Kesenjangan di Ruang Redaksi
- Memahami dan Merawat Inner Child: Kunci untuk Menyembuhkan Luka yang Tak Terlihat
- Working Holiday Visa Australia: Tiket Emas untuk Kerja dan Hidup di Luar Negeri