Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Dewiku.com - Baru-baru ini, seorang wanita Filipina telah membuat netizen bersorak gembira di media sosial. Dia berhasil mengirim seorang pria ke penjara karena telah melakukan catcalling.
Catcalling sendiri adalah godaan verbal di jalanan oleh laki-laki pada perempuan yang bisa berupa siulan atau komentar. Hal ini termasuk pelecehan seksual dan tentunya mengganggu perempuan.
Banyak yang merasa lebih baik diam saat menjadi korban catcalling. Namun, wanita bernama April Grace tidak mau tinggal diam dan ingin memberi pelajaran.
Dilansir dari NextShark, April berbagi di Facebook tentang konfrontasinya terhadap seorang pelaku catcalling yang terus mengganggunya.
Baca Juga
Saat kejadian, April sedang bermain-main dengan anjing-anjingnya di lokasi daerah perumahannya di Kota Quezon, Filipina.
April mengenakan pakaian yang layak selama insiden itu. Tapi seorang pria yang tidak disebutkan namanya itu terus meminta nomor teleponnya, mengatakan hal-hal seperti ''halo, beh (sayang)'' dan menanyakan nama anjingnya.
Karena kelihatannya si pria tidak mau menerima isyarat dari sikap April yang menolak untuk menanggapi, April memutuskan untuk memberitahunya secara lebih blak-blakan.
Ketika berhadapan, pria itu membantah tuduhan telah menggoda April dan mengklaim bahwa dia hanya berbicara dengan seseorang di telepon. Pria itu bahkan tertawa dan mengejek karena reaksi April.
Setelah April mengajukan keluhan di kantor polisi setempat, si pria mengklaim bahwa dia tidak tahu tentang peraturan anti catcalling di Kota Quezon.
Di Filipina, Kota Quezon adalah daerah pertama yang memberikan sanksi pada pelaku catcalling.
Dalam postingannya, April melanjutkan untuk mengingatkan orang lain bahwa catcalling bukanlah sesuatu yang sepele untuk disingkirkan begitu saja.
''Para wanita, saatnya untuk menggunakan hak kita untuk merasa aman di jalan-jalan dan tempat-tempat yang dituju,'' tulisnya dalam bahasa Filipina.
''Bahkan jika itu sulit dan membuatmu merasa malu untuk membicarakannya, jika kita tidak mulai memberi pelajaran pada pelaku, mereka tidak akan pernah belajar,'' pungkasnya.
Terkini
- Ladang Mimpi yang Berubah Jadi Neraka: Tragedi 100 Wanita Thailand di ' Peternakan Telur Manusia' Georgia
- Mengenal Roehana Koeddoes: Jurnalis Perempuan Pertama di Indonesia
- Stigma atau Realita: Perempuan Enggan Bersama Laki-laki yang Tengah Berproses?
- Komunitas Rumah Langit: Membuka Ruang Belajar dan Harapan bagi Anak-anak Marginal
- Subsidi BPJS Kesehatan Terancam, Siapa yang Paling Terdampak?
- Komnas Perempuan Soroti Perlindungan Jurnalis Perempuan dari Kekerasan Berbasis Gender
- Damkar Dipanggil, Polisi Ditinggal: Mengapa Publik Lebih Percaya Damkar?
- Tantangan dan Realitas Jurnalis Perempuan di Indonesia: Menyingkap Kesenjangan di Ruang Redaksi
- Memahami dan Merawat Inner Child: Kunci untuk Menyembuhkan Luka yang Tak Terlihat
- Working Holiday Visa Australia: Tiket Emas untuk Kerja dan Hidup di Luar Negeri