Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Dewiku.com - Semenjak mengumumkan pertunangannya dengan Pangeran Harry, sosok Meghan Markle memang nggak pernah lepas dari sorotan. Ada orang yang memujanya, tapi ada juga berlaku sebaliknya.
Meghan diketahui memiliki banyak haters karena beberapa hal, salah satunya adalah darah kulit hitam yang mengalir di tubuhnya.
Banyak yang berpendapat jika Meghan tidak pantas menjadi anggota kerajaan. Ada juga yang mengatakan jika sikap manis Meghan hanyalah topeng palsu untuk menjaga image putri yang kini disandangnya.
Bukan cuma itu, isu pertengkaran Kate Middleton dengan Meghan Markle juga membuat netizen terbagi jadi 2 kubu. Kubu Kate dan kubu Meghan. Mereka nggak segan saling menjatuhkan satu sama lain.
Baca Juga
Terkait banyaknya haters yang menyerang Meghan Markle dan kakak iparnya, Kate Middleton, pihak kerajaan mulai mengambil tindakan tegas.
Kerajaan tak segan untuk menghapus, blokir atau melaporkan ke polisi jika perilaku netizen sudah kelewatan bagi Meghan atau Kate.
Kini CNN melansir jika dalam hitungan kurang dari 2 bulan, Meghan sudah 'panen' lebih dari 5000 tweet bernada merendahkan. Data itu dihimpun sejak Januari hingga pertengahan Februari 2019.
CNN juga menyebutkan, setidaknya ada 20 akun yang mengirim lebih dari 3.600 ujaran kebencian baik langsung atau tidak kepada Duchess of Sussex.
Ujaran itu tak hanya menghina fisik, tapi juga rasis.
Data ini dihimpun setelah Kerajaan Inggris mengatakan secara resmi akan menindak tegas segala bully-an di media sosial kepada Meghan Markle.
Terkini
- Ladang Mimpi yang Berubah Jadi Neraka: Tragedi 100 Wanita Thailand di ' Peternakan Telur Manusia' Georgia
- Mengenal Roehana Koeddoes: Jurnalis Perempuan Pertama di Indonesia
- Stigma atau Realita: Perempuan Enggan Bersama Laki-laki yang Tengah Berproses?
- Komunitas Rumah Langit: Membuka Ruang Belajar dan Harapan bagi Anak-anak Marginal
- Subsidi BPJS Kesehatan Terancam, Siapa yang Paling Terdampak?
- Komnas Perempuan Soroti Perlindungan Jurnalis Perempuan dari Kekerasan Berbasis Gender
- Damkar Dipanggil, Polisi Ditinggal: Mengapa Publik Lebih Percaya Damkar?
- Tantangan dan Realitas Jurnalis Perempuan di Indonesia: Menyingkap Kesenjangan di Ruang Redaksi
- Memahami dan Merawat Inner Child: Kunci untuk Menyembuhkan Luka yang Tak Terlihat
- Working Holiday Visa Australia: Tiket Emas untuk Kerja dan Hidup di Luar Negeri