Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Dewiku.com - Mempunyai suami pintar masak enak memang menyenangkan. Namun apa jadinya jika suami selalu masak enak dan ternyata berdampak pada kenaikan berat badan yang drastis?
Dilansir dari laman Asia One, cerita kelebihan berat badan atau obesitas ini dialami oleh seorang wanita asal China. Ia menderita cedera tulang belakang karena kelebihan berat badan.
Gara-gara itu, ia pun menyalahkan suaminya. Usut punya usut, wanita berusia 20-an ini menderita keseleo tulang punggung setelah mengalami kenaikan berat badan yang ekstrem.
Wanita tersebut mengklaim, cedera tersebut disebabkan oleh masakan suaminya yang dianggap selalu enak.
Baca Juga
''Masakan suamiku sangat enak, dan selama dua tahun terakhir, dia hanya memasak hidangan daging,'' ungkap wanita tersebut.
''Berat saya sekitar 60 hingga 65 kilogram sebelum menikah. Tetapi sekarang saya 100 kilogram. Saya memperoleh hampir 40 kilogram dalam dua tahun,'' ceritanya.
Tak hanya dirinya, termyata sang suami juga mengalami kenaikan berat badan walau tidak seekstrem dirinya. Hanya naik lima kilogram saja selama periode waktu yang sama.
Kenaikan berat badan yang berlebihan menyebabkan wanita yang tak diketahui identitasnya ini mengalami cedera tulang belakang di punggung bawahnya.
Diketahui selama ini wanita itu belum pernah berolahraga sama sekali. Ia pun menceritakan dirinya memiliki gaya hidup yang tak sehat.
Seperti selalu duduk untuk waktu yang lama di tempat kerja. ''Saya biasanya hanya pergi bekerja dan suami saya menjemput saya ke dan dari kantor saya,'' ungkapnya.
Kemudian ia juga mengatakan bahwa berjalan menjadi sulit baginya karena kakinya akan sakit. Ia tidak bisa meluruskan punggungnya lagi, dan harus jongkok atau beristirahat setiap tiga atau lima langkah berjalan.
''Setiap kali saya memberi tahu suami bahwa saya harus menurunkan berat badan, dia hanya memasak lebih banyak makanan yang baik untuk saya,'' lanjutnya.
Sekarang diketahui ia telah menerima perawatan untuk kondisinya. Dokter telah mengingatkannya untuk berolahraga secara teratur.
Selain itu, ia juga diwajibkan untuk menghabiskan waktu berjalan kaki singkat jika pekerjaannya duduk dengan waktu yang lama.
Tag
Terkini
- Fenomana Glass Ceiling: Mengapa Perempuan Sulit Jadi Pemimpin di Dunia Kerja?
- Takut Ketinggalan Momen? Begini Cara Mengelola FOMO dengan Sehat!
- Ladang Mimpi yang Berubah Jadi Neraka: Tragedi 100 Wanita Thailand di ' Peternakan Telur Manusia' Georgia
- Mengenal Roehana Koeddoes: Jurnalis Perempuan Pertama di Indonesia
- Stigma atau Realita: Perempuan Enggan Bersama Laki-laki yang Tengah Berproses?
- Komunitas Rumah Langit: Membuka Ruang Belajar dan Harapan bagi Anak-anak Marginal
- Subsidi BPJS Kesehatan Terancam, Siapa yang Paling Terdampak?
- Komnas Perempuan Soroti Perlindungan Jurnalis Perempuan dari Kekerasan Berbasis Gender
- Damkar Dipanggil, Polisi Ditinggal: Mengapa Publik Lebih Percaya Damkar?
- Tantangan dan Realitas Jurnalis Perempuan di Indonesia: Menyingkap Kesenjangan di Ruang Redaksi