
Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Dewiku.com - Penggunaan cotton bud untuk membersihkan telinga dari kotoran bisa dibilang sudah sangat umum. Namun, tahukah kamu fungsi cotton bud saat awal diciptakan?
Awalnya, cotton bud dibuat bukan berfungsi untuk membersihkan kotoran telinga seperti yang kamu kira selama ini. National Health Service (NHS) malah menyatakan bahwa kamu tidak harus membersihkan kotoran telinga dengan cotton bud, jari-jari, atau benda lain apapun itu.
Menurut penelitian baru yang dilakukan oleh YouGov, berdasarkan 1.730 responden yang disurvei untuk penelitian, lebih dari seperlimanya mengatakan bahwa satu-satunya yang mereka bersihkan dengan cotton bud adalah telinga.
Studi ini juga menemukan bahwa laki-laki lebih mungkin menggunakan cotton bud daripada perempuan untuk membersihkam kotoran telinga. Ada 31 persen lelaki yang mengaku melakukan itu, perempuan hanya 14 persen.
Baca Juga
Sayangnya, fungsi cotton bud yang paling utama justru bukan sebagai pembersih telinga.

Diciptakan oleh Leo Gerstenzang, pria asal Amerika-Polandia, pada tahun 1920-an, cotton bud mulanya dirancang sebagai produk kebersihan bayi.
Sejak saat itu, cotton bud telah digunakan untuk banyak tujuan, termasuk merias wajah atau cat kuku, membersihkan barang-barang rumah tangga dan untuk kegiatan seni.
Sepertiga dari peserta studi mengatakan bahwa mereka memakai cotton bud untuk membersihkan barang-barang di rumah mereka, sementara seperempatnya menggunakannya untuk memperbaiki kesalahan cat kuku.
Seperlima responden juga mengatakan mereka menggunakan cotton bud untuk mengaplikasikan atau mengoreksi makeup, sementara 18 persen menggunakannya untuk seni dan kerajinan.
Dari semua yang disurvei, hanya 12 persen yang ditemukan menggunakan cotton bud dengan benar. Artinya, mereka tidak pernah menggunakan cotton bud untuk menghilangkan kotoran dari telinga mereka.
Antara tahun 1990 hingga 2010, lebih dari seperempat juta anak di Amerika Serikat (AS) dirawat di ruang gawat darurat rumah sakit karena cidera yang disebabkan oleh cotton buds. Diperkirakan lebih dari 13.000 anak-anak di AS dirawat di rumah sakit karena pemakai cotton bud setiap tahun.
Pada Februari 2017, dilaporkan perusahaan manufaktur Johnson and Johnson akan berhenti menjual cotton bud di setengah negara di dunia. Pengumuman itu dibuat usai kampanye untuk memerangi polusi laut, dilansir dari Independent.
Perusahaan menyatakan bahwa mereka bakal menggunakan kertas, bukan plastik untuk gagang pada cotton bud.
Pada Januari 2018, Pemerintah Skotlandia mengumumkan bahwa penjualan dan pembuatan cotton bud plastik akan dilarang di negara itu, khususnya dalam upaya untuk mengatasi sampah laut. (Suara.com/Dinda Rachmawati)
Terkini
- Merayakan Cinta Lewat Lagu, KOSTCON 2025 Hadirkan Konser OST K-Drama Pertama dan Terbesar
- Kamu Terlalu Mandiri: Ketika Kemandirian Perempuan Masih Dianggap Ancaman
- Support System Seumur Hidup: Bagaimana Kakak Adik Perempuan Saling Menguatkan?
- Women News Network: Menguatkan Suara Perempuan dari Aceh hingga NTT
- Saatnya Berbagi Tugas di Dapur, Karena Memasak Bukan Hanya Tanggung Jawab Perempuan
- Lajang dan Bahagia: Cara Perempuan Menikmati Hidup Tanpa Tekanan Sosial
- Plan Indonesia dan SalingJaga Gelar Soccer for Equality, Dukung Kesetaraan Pendidikan Anak Perempuan NTT
- Paternity Leave Bukan Sekadar Cuti, Tapi Wujud Budaya Kerja yang Inklusif
- Koper Ringan, Gaya Baru Menjelajah Dunia Tanpa Beban
- Body Positivity vs Body Neutrality: Mana Jalan Terbaik Menerima Tubuh Apa Adanya?