
Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Dewiku.com - Kisah mengenai putri tidur alias sleeping beauty rupanya bukan dongeng semata. Seorang gadis berusia 21 tahun di Inggris bernama Rhoda Rodriguez-Diaz benar-benar mengalami sindrom langka yang membuatnya tidur sepanjang hari.
Mahasiswi ini bahkan bisa terlelap selama 22 jam dalam sehari dan hanya terbangun dalam keadaan seperti bermimpi. Keadaan tersebut tentu saja sangat menyiksa dirinya, apalagi jika sampai kambuh saat menjelang ujian. Dia bahkan gagal di tahun kedua perkuliahan karena tertidur saat ujian.
Awalnya, Diaz didiagnosis mengalami hiperinsomnia dengan gejala kelelahan ekstrem sehingga membuatnya selalu mengantuk. Namun pada September 2018 lalu, para dokter akhirnya menemukan bahwa mahasiswi psikologi tersebut menderita sindrom Kleine Levin yang dialami satu dari sejuta populasi.
''Hidup terus berjalan sementara saya tidur. Hal yang sering mengejutkan adalah ketika saya bangun, saya menyadari telah melewatkan satu minggu dalam hidup saya. Saya merasakan kemunduran besar ketika hal itu terjadi. Saya kehilangan begitu banyak hal,'' ungkap Diaz, dilansir dari Fox News.
Baca Juga

Diaz mengaku kesulitan menjelaskan kepada orang-orang saat tiba-tiba dirinya menghilang dari peredaran. Hal ini karena nyatanya dia hanya teronggok di tempat tidur.
''Kondisi ini juga membuat saya frustrasi karena orang berpikir aku hanya malas. Tapi sebenarnya karena aku tidak bisa menahannya,'' tutur Diaz.
Hal yang paling dia sesali adalah dia jadi tidak dapat menghabiskan banyak waktu bersama teman-teman seperti yang dilakukan orang seusianya. Saat masa kanak-kanak, ia bahkan tak punya teman karena bisa tidur 2-3 minggu sekaligus.
''Saya memaksakan diri untuk pergi ke sekolah. Saya tidak dirundung tapi saya merasa sangat frustasi. Saya benar-benar menyukai olahraga tetapi saya tidak bisa melakukan sebanyak yang saya inginkan karena saya selalu lelah,'' tutur dia.
Antara Februari dan Juni tahun lalu, Diaz mengalami periode kekambuhan terberat yang membuatnya tidak dapat menghabiskan cukup waktu untuk kuliahnya. Diaz bahkan dikeluarkan dari kampusnya karena tertidur terlalu lama sehingga tidak mengikuti perkuliahan dalam beberapa minggu.
Diaz mengaku terakhir mengalami episode ini sekitar tiga bulan lalu. Dia tidur selama lebih dari 60 jam atau dalam tiga hari. Meski begitu, dia tetap bertekad untuk melanjutkan studinya dan kembali mengulang tahun keduanya lagi. Dia tidak ingin menyerah meski sindrom Kleine-Levin membuat dirinya layak dijuluki sleeping beauty.
''Saya melewatkan begitu banyak ujian. Lebih dari setengah dari perkuliahan saya adalah ujian, dan saya melewatkan sebagian besar ujian itu. Sangat melegakan ketika saya bisa mengulang perkuliahan tetapi saya harus mengulang banyak tugas yang saya lakukan di tahun kedua. Itu sulit bagi saya,'' ujar dia. (Suara.com/Firsta Nodia)
Terkini
- Vulnerable atau Oversharing? Menakar Batas Cerita Perempuan di Dunia Maya
- Merayakan Cinta Lewat Lagu, KOSTCON 2025 Hadirkan Konser OST K-Drama Pertama dan Terbesar
- Solusi Rambut Sehat dan Berkilau dengan Naturica, Wajib Coba!
- Kamu Terlalu Mandiri: Ketika Kemandirian Perempuan Masih Dianggap Ancaman
- Support System Seumur Hidup: Bagaimana Kakak Adik Perempuan Saling Menguatkan?
- Women News Network: Menguatkan Suara Perempuan dari Aceh hingga NTT
- Saatnya Berbagi Tugas di Dapur, Karena Memasak Bukan Hanya Tanggung Jawab Perempuan
- Lajang dan Bahagia: Cara Perempuan Menikmati Hidup Tanpa Tekanan Sosial
- Plan Indonesia dan SalingJaga Gelar Soccer for Equality, Dukung Kesetaraan Pendidikan Anak Perempuan NTT
- Paternity Leave Bukan Sekadar Cuti, Tapi Wujud Budaya Kerja yang Inklusif