lifestyle

Duh, Studi Ini Menyebut 65 Persen Orang Kehilangan Rasa Empati

Rasa empati harus ditumbuhkan sejak dini.

Rima Sekarani Imamun Nissa
Rabu, 24 April 2019 | 11:11 WIB

Studi terbaru menunjukkan betapa rasa empati dalam diri seseorang telah menjadi semakin langka. Sebanyak 65 persen orang disebut lebih memilih bersikap tidak peduli alias kehilangan empati.

Empati sendiri adalah sikap yang timbul dari rasa ikut membayangkan, merasakan, dan memahami perasaan orang lain. Hal itu penting untuk mempertajam fungsi sosial diri dan memengaruhi sikap dalam mengambil keputusan

Dilansir dari Dailymail, Selasa (23/4/2019), orang-orang memilih untuk bersikap tidak peduli karena beralasan bahwa terlalu banyak empati dapat mengesampingkan rasionalitas. Tak heran kalau akhirnya motivasi saling membantu perlahan semakin terkikis.

Baca Juga: 30 Stiker Toples Lebaran yang Desainnya Bikin Gemas, Gratis Siap Cetak!

Menurut sebuah studi baru dari Pennsylvania State University, bagi kebanyakan orang, menghabiskan waktu untuk berempati cuma akan menguras energi mental mereka.

Beberapa orang menganggap empati sebagai genetik, tapi ini sebenarnya merupakan respons yang bisa dipilih oleh seseorang untuk orang lain di sekitarnya.

Ilustrasi pasangan sedang bersedih. (Unsplash/Niki Sanders)

Pada era 1990-an, para ilmuwan menemukan mirror neuron, yakni sel-sel otak yang menyala ketika seseorang melihat dan mendengar perilaku orang lain.

Baca Juga: Tyas Mirasih Jual Tas Mewah ke Nagita Slavina, Hasilnya di Luar Ekspektasi

Neuron-neuron itu dianggap membantu otak seseorang meniru aktivitas sinaptik satu sama lain sehingga mampu merasakan apa yang orang lain rasakan, atau paling tidak membuat perkiraan yang lebih dekat dari perasaan yang sama.

Mirror neuron yang ditemukan pada monyet oleh beberapa ilmuwan itu telah dinyatakan keraguannya ada pada diri manusia. Kendati begitu, ada area tertentu di otak manusia yang aktif dan terlibat untuk merasakan empati.

Penelitian Universitas Cambridge menyatakan, sekitar sepersepuluh dari variasi dalam tingkat empati manusia adalah genetik. Dan, rata-rata perempuan, rupanya lebih memiliki rasa empati daripada lelaki.

Bagi segelintir orang, rasa empati dikhawatirkan dapat memicu kesedihan dan mengarah pada keputusan yang akan menyebabkan mereka sakit secara emosional atau bahkan kehilangan finansial.

Perempuan sedih. (Unsplash/Aricka Lewis)

Empati adalah perpaduan hati dan jiwa.Jadi para peneliti melihat dalam temuan mereka peluang yang mungkin memengaruhi orang untuk ingin melakukan lebih banyak bagi orang lain.

''Jika kita dapat menggeser motivasi orang ke arah yang terlibat dalam empati, maka itu bisa menjadi berita baik,'' ujar pemimpin studi dan psikolog Penn State, Dr. C Daryl Cameron.

Memang tidak musah meyakinkan orang-orang bahwa mereka tidak akan merasa sedih jika mereka mencoba merasakan kesedihan orang lain. Namun, ini bukannya tidak bisa dilakukan sama sekali.

Baca Juga: Sepatu Pernikahan Sandra Dewi Disorot Lagi, Bertabur Ribuan Kristal

''Ini bisa mendorong orang untuk menjangkau kelompok-kelompok yang membutuhkan bantuan, seperti imigran, pengungsi dan korban bencana alam,'' ucap Dr. Cameron. (Suara.com/Vessy Dwirika Frizona)

lifestyle

30 Stiker Toples Lebaran yang Desainnya Bikin Gemas, Gratis Siap Cetak!

Percantik toples Lebaran di rumah dengan menempelkan aneka stiker lucu.

lifestyle

5 Tips Mudik Nyaman dan Aman Naik Mobil Listrik, Harus Siapkan Apa Saja?

Berikut beberapa tips agar nyaman dan aman saat memutuskan mudik dengan mobil listri.

lifestyle

6 Arti Mimpi Ketinggalan Bus, Insiden yang Bikin Panik saat Mudik

Apa makna di balik mimpi ketinggalan bus yang mungkin pernah kamu alami?

lifestyle

Resep Garlic Cheese Cookies, Kue Kering Special untuk Lebaran

Tak melulu manis, kue kering seperti garlic cheese cookies juga cocok disajikan saat Lebaran.

lifestyle

6 Cara Agar Konsumsi Nasi Lebih Aman, Termasuk Pakai Metode Cuci Bersih

Untuk itu penting mengatur ulang dan membuat kebiasaan lain yang dapat membuat tubuh terhindar dari penyakit mematikan tersebut.

lifestyle

32 Tahun Hadir di Indonesia, The Body Shop Ubah Konsep Toko dan Lakukan Inovasi Digital

Toko ini merupakan toko ketiga di Jakarta dan menjadi lambang dari komitmen The Body Shop untuk terus berinovasi dan menyesuaikan diri dengan perubahan zaman.